Ticker

6/recent/ticker-posts

Tante Tak Lagi Sombong Setelah Ku Entot



INDOSEXASIA -  Saya baru saja berakhir mandi serta bernazar ngeteh diteras rumah sembari mnghirup hawa pagi yg fresh. Hendak namun mataku memandang tante Ivone tengah asik menikmati keelokan bunga ditaman depan rumah. Dengan style ala petani bunga Cibodas, tante Ivone terlihat srius mmperhatikan tumbuhan itu.” Pagi tan” sapaku.” Hmm…” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga.” Ingin saya buatin minum nda tan!?” tanyaku lagi separuh menawarkan jasa.” Nda harus!!” jawabnya pula seraya membelakangiku. Saya tidak memandang tante Rita, Hendri maupun Nita pagi ini.” Ach, pada lari pagi kali?” fikirku dalam hati.

Saya kmbali mmperhatikan tante Ivone yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih lembut mskipun terlihat kurus, pahanya yg lebih lembut dari betisnya, bokongnya walaupun trbalut clana pendek, tetapi trlihat jelas lekukannya.” Coba ia dapat saya tiduri sperti tante Rita ya?” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku, datang datang kulihat badan tante Ivone trhuyung lemah mau trsungkur. Dengan kilat saya mloncat serta mmegangi badannya yg hampir trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.


MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI

>> HAWAIPOKER <<



Kurangkul badannya yg lembut serta trlihat lemas sekali.“ Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa takut, sraya mmapah badan tante Ivone.“ Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah.“ Ya udah, rehat aja didalam” saranku sembari terus memapahnya ke dalam rumah.“ Kesimpulannya saya dapat mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Terdapat sjuta kebahagian dihatiku karna sanggup mrangkul badan sang angkuh trsebut.

Stelah brada didalam rumah, dengan lama- lama kududukan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan mnarik napas tante Ivone duduk serta brsandar pada sandaran kursi. Stelah itu saya melangkah mninggalkannya sendiri. Tidak brapa lama saya kembali dngn sgelas air hangat serta mnghampiri tante Ivone yg tengah brsandar disandaran kursi.“ Minum dahulu tan, supaya enakan!” ujarku sembari mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Ivone juga mminum air hngt yg kuberikan.“ Makasih ya Fad” ucapnya lemah sembari mletakan gelas dimeja yg terdapat didepannya.

“ Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivone cuma mnganggukan kpalanya.“ Ingin dipijatin ga!?” tanyaku lagi.“ E, em” jawab tante Ivone prlahan seolah tengah mnahan sakit. Saya juga sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg ia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya.“ Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja kembali.“ Tadi sang tante nyaris jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku.” Trlalu letih kali!?” ucap Nita sembari mlangkah kedapur.“ Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivone dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma badan tante Ivone trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat saya mau lebih lama lagi memijat serta dekat dngnnya.




“ Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!?” jelasku, brupaya memancing supaya niatku tercapai.“ Iya kali?“ ucapnya pula, seolah mngerti hendak makna ucapanku. Membuatku kian brani lebih jauh.“ Ingin dikerikin ga!?” tanyaku dngn penuh haraf kepadanya.“ Memanglah kalian dapat!?” tante Ivone balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tidak karuan.“ Ya bisa…” jelasku dngn kilat, khawatir tante Ivone brubah fikiran lagi.“ Ya udah, tetapi dikamar ya…, ga lezat disini” pinta tante Ivone. Mmbuat hatiku brdebar kian kilat. Dengan prlahanku papah ia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha buat menahan serta menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki hasrat serta fikiran kotorku.

Sehabis brada didalam kamar, kusarankan supaya ia istrahat diranjangnya. Tante Ivone juga mrebahkan badannya sraya brnafas panjang. Seakan olah terdapat beban berat yg dibawanya. Saya sgera brlalu mngambil obat sikat serta coin buat mengerik badan tante Ivone. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, saya kembali mnghampiri tante Ivone yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri saya memintamya supaya ia mlepaskan baju yg dipakainya. Ia juga prlahan membebaskan baju ataupun pakaian yg dipakainya. Shingga tante Ivone saat ini cuma mngenakan bra yg brwarna pink serta clana pendek saja. Terdapat getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, dikala melihat tante Ivone mmbuka bajunya. Sampai mmbangunkan kjantanan serta hawa nafsuku. Yang memanglah sudah mngendap dibenakku semenjak dini, kala memprhatikan ia ditaman.

Dengan prasaan yg tidak mnentu serta dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap…

.. usap punggung lembut yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali.“ Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku pnuh haraf sembari trus mngusap serta mengerik punggung bagus dihadapanku.“ Iya…” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit ataupun geli saya tidak tau. Yang tentu tanganku sgera membebaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bundar serta berisi. Sperti buah dada kepunyaan wanita mayoritas. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak sikat. Serta jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Ivone.

Sembari sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra serta kedua tlapak tangannya. Tetapi perihal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivone cuma trdiam sraya mmejamkan matanya yg bundar serta indah.” Pelan pelan ya Fad!?” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Datang datang pintu kamar prlahan terbuka, terlihat Nita tengah brdiri dimuka pintu.“ Tan saya mo kerumah tman dahulu ya!?” ucap Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku.“ Iya Nit…” balas tante Ivone tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali serta brlalu berangkat.

Jari tanganku mulai bandel trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha mencapai barang yg bundar serta padat brisi yg ditutupinya. Tetapi tangan tante Ivone terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya.“ Jari kalian bandel ya Fad!?” ucap tante Ivone stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu.“ Habis ga kokoh sich, tan…” jawabku jujur. Tetapi tante Ivone malah membebaskan branya shingga saat ini payudaranya terlihat polos tanpa plindung lagi.

Serta langsung jadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan panorama alam trsebut.“ Saat ini dapat kalian plototin pe puas dech!!” ucap tante Ivone tidak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu kilat brdetak serta mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tetapi tentu mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.

“ Memanglah dah berakhir ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku. Mmbuat saya sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Nyaris sluruh bagian balik badan tante Ivone sudah kukerik serta brwarna merah brgaris garis. Cuma bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek dan CD yg dikenakannya. Tetapi belahan bokongnya sudah puas kuplototin.

Kesimpulannya pekerjaanku berakhir pula. Setelah itu dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivone mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya.“ Telah Fad!” printahnya, supaya saya mnyudahi pijatanku.

Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku serta sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku.” Mencuci tanganmu dahulu supaya bersih situ!!” pinta tante Ivone skaligus printah. Akupun branjak berangkat kekamar mandi yg memanglah terdapat didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku sampai bnar bnar bersih. Akupun kembali mendatangi tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn kondisi sparuh bugil. Sperti dikala saya tinggalkan kekamar mandi. Sampai payudaranya yg bundar serta brisi terlihat mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu.“ Mari Fad, kalian ingin mainin ini kan!?”.“ Saya pula ingin kok!?” ucap tante Ivone sembari mremas salah satu payudaranya sampai putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku makin brdiri serta mngeras kencang dibalik clanaku.





Akupun tidak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivone brgelinjang dikala tlapak tanganku mndarat serta meremas kedua payudaranya.” Achh.., iya Fad trussss” rintihnya prlahan. Jari jemariku makin liar mremasi sluruh daging bundar yg padat brisi. JariQ pula memainkan putingnya yg mulai mngeras.” Iya,.., mari diisep Fad.., aaaayooo“ pinta tante Ivone dngn napas taj tratur. Akupun sgera mnjilati serta mengisapi puting payudaranya.“ Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivone sraya mmegangi kpalaku. Saya smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat serta mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tidak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana serta CD tante Ivone. Sampai jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg lumayan rimbun didalamnya. Tante Ivone mmbuka pahanya tidak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg terdapat ditengah bulu bulu halus miliknya.“ Aowww…” jerit kecil tante Ivone dikala tlunjukku brhasil merambah lobang memeknya. Ia juga mnggeliatkan badannya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.

Lumayan lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone, sampai lobang itu mulai trasa basah serta lembab. Hingga kesimpulannya tangan tante Ivone menahan gerakan tanganku serta mminta mnyudahinya.“ Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya serta mlepaskan putingnya dari mulutku.

“ Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivone sraya bangkit serta mlepaskan clana pendek dan CDnya. Shingga ia bugil serta terlihat rumput gelap ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku serta bugil sperti dirinya.

Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat serta brjongkok pas didepan slangkanganku.“ Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivone sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg sudah brdiri serta keras. Dngn tangan kanan ia mmegang erat batang kontolku, sebaliknya tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Sampai kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku.“ Agghhh…“ saya mlengguh tidak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Saya cuma bisa memegangi kpala tante…

…Ivone, mremas dan mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mngulum serta mngemud seolah ia mau melumat sluruh kontolku. Trnyata ia lebih buas dari tante Rita. Trkadang ia mnjilati dari batang sampai lobang berkemih dikpalanya.” Aaaaaaa…” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tidak menentu.

Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat serta mngulum kontolku. Yg jelas perihal ini mmbuat tubuhku brgetar serta nyaris kejang.” Gantian dong tan, aQ pula ingin jilatin memekmu!” rengekku, nyaris tidak sanggup mnahan nafsuku. Mau rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Supaya tante Ivone mandi dngn air maniku.

Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian saya mminta supaya ia duduk dikursi tanpa lengan yg terdapat. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Hingga mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, sampai terlihat jelas lobang memek yg brwarna merah serta lembab. Lidahku juga mulai mnjelajahi serta mnjilati lorong itu.“ Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivone dikala lidahku brmain mnjilati lobang memeknya.“ Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sembari mremas serta mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar serta brusaha masuk lebih dalam lagi.“ Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tidak karuan. Lidahku brhenti mnjilati bilik lobang memek, saat ini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah serta basah dngn air mazinya serta air liurku.





“ Aughh…..” suara tante Ivone sperti tersedak sembari mrapatkan kedua pahanya, sampai mnjepit leherku, kala ku isap itilnya.” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa” ucap tante Ivone lirih.” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd” rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.

Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone serta bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak serta keras. Setelah itu mminta tante Ivone supaya bangkit dari duduknya. Saat ini saya yg mnggantikan letaknya duduk dikursi.

Tante Ivone naik keatas pahaku serta badannya mnghadap kearahku, sampai badan kami silih brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya.” Aagghhsss..” rintih kecil tante Ivone kala kontolku masuk menusuk memeknya. Tidak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik.” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd“.” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa” racau tante Ivone tidak karuan bila badannya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.

” Aauwww, saya ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss” rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn kilat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya.” Aaaaaawhhh……..” erang tante Ivone sembari mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Ivone.“ Aaaachhhh…….” kesimpulannya saya tidak sanggup lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun silih brpelukan dngn erat sebagian dikala dngn brcampur peluh masing masing.

Stelah lumayan lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari atmosfer yg terdapat. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan badan kami masing masing yg basah dngn peluh syurga. Kesimpulannya saya dapat menidurimu serta menaklukan keangkuhanmu Ivone Gienarsih




 

Posting Komentar

0 Komentar