Ticker

6/recent/ticker-posts

Sinta Janda Gatel Pembantu rumah tangga



INDOSEXASIA -  Tentang perempuan yang aku gemari, aku lebih menggemari orang Indonesia asli serta apalagi aku kerap mengamati pembantu- pembantu yang terdapat di dekat rumah aku tinggal serta pula wanita- wanita yang umurnya lebih tua dari aku.

Cerita ini berawal 6 ataupun 7 bulan yang kemudian, dikala itu aku bermaksud menjemput pacar aku di rumahnya, tetapi sesampainya di rumahnya nyatanya kosong, cuma terdapat pembantu bernama Sinta yang terdapat di rumah. Sinta yang berumur jauh lebih tua dari aku ini bertubuh kecil, gelap, berparas menawan serta memiliki wujud buah dada yang menarik( meski kecil tetapi wujudnya tegak ke depan). Dikala itu aku menunggu pacar aku kembali dari kerjanya, setelah itu Sinta memohon tolong aku buat mengangkut meja ke ruangan sebelahnya bersama dengannya.


MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI

>> HAWAIPOKER <<



Buat mengangkut pastinya kami wajib membungkuk, serta pada dikala itu Sinta yang memakai baju batik membungkuk buat mengangkut meja tersebut di hadapan aku. Dikala seperti itu aku melihat 2 bukit kembar yang bergantungan di dalam BH bercorak gelap. Secara refleks,‘ adik’ aku langsung bangkit serta aku terus mencermati panorama alam tersebut hingga kesimpulannya Sinta menyadari kalau aku lagi memandangi payudaranya.

Secara refleks Sinta langsung menutup pakaiannya itu serta tersipu malu. Aku berlagak pura- pura tidak mengenali peristiwa tersebut. Seperti itu dini dari cerita ini. Semenjak dikala itu apabila terdapat peluang Sinta memperlihatkan payudaranya di depan aku, entah waktu ia lagi mengepel lantai ataupun lagi membungkuk senantiasa dengan secara terencana ia memperlihatkannya di depan mata aku.




Dalam benak aku telah berkecamuk benak buat bisa meremas buah dada tersebut, tetapi setelah itu rasa takut timbul lagi sebab ia merupakan pembantu yang bekerja di tempat pacar aku, gimana nanti jika hingga ketahuan? Persisnya, hari Sabtu bulan Oktober aku ke rumah pacar aku lagi buat mengambil benda yang tertinggal di situ( pada waktu itu pacar aku serta keluarganya lagi ke kota Samarinda buat kegiatan perkawinan keluarga). Otomatis pada dikala itu di rumah pacar aku cuma terdapat Sinta seseorang diri, aku juga lekas masuk ke ruangan di mana aku meninggalkan benda aku. Setelah itu aku bermaksud buat lekas kembali serta memanggil Sinta buat membukakan pintu untuk aku.

Tetapi sehabis aku panggil kesekian kali tidak terdapat jawaban, aku beranikan diri buat mengarah kamarnya buat memanggil ia. Pada dikala aku telah terletak di depan kamar serta berupaya mengintip ke dalam kamar, aku memandang ia lagi membebaskan pakaian atas yang dipakainya sehingga cuma mengenakan BH corak gelap serta rok corak coklat.

Sinta agak kaget memandang aku telah terletak di depan kamarnya serta langsung berupaya buat menutupi bagian depan dari badannya. Aku yang telah terlanjur di depan kamar juga tidak kalah kagetnya memandang Sinta dengan baju yang sedikit. Kami silih berpandangan serta tanpa bisa mengatakan apa- apa satu sama lain.

Kesimpulannya aku beranikan buat maju serta berupaya buat memegang payudaranya, nyatanya Sinta cuma diam saja, sehingga kesimpulannya aku peluk ia dari balik( bau badannya sangat wangi sebab kelihatannya Sinta habis mandi serta keramas). Kedua tangan aku secara otomatis terencana ke payudaranya yang masih tertutup BH gelap, aku coba mengelusnya serta aku berupaya memasukkan tangan aku ke dalam. Nyatanya cocok dugaan aku, putingnya telah membeku serta memanjang. Dikala aku pilin, Sinta menghasilkan suara,“ Ah.. ah.. ahh..” sehingga memunculkan rangsangan yang hebat untuk aku.

Aku terus memilin putingnya sembari menciumi tengkuknya dari balik. Adegan tersebut berlangsung sepanjang kurang lebih 5 menit, setelah itu Sinta membebaskan tangan aku dari payudaranya serta berputar menghadap aku, kaos yang aku gunakan mula- mula dilepaskannya, setelah itu menyusul celana pendek yang aku gunakan sehingga saat ini aku tinggal memakai celana dalam saja dengan gundukan di tengah yang lumayan besar.

Gundukan tersebut dielus dengan gerakan tangan yang sangat memicu sehingga rasanya penis aku telah berdenyut- denyut. Setelah itu sehabis puas dengan elusannya, Sinta membebaskan celana dalam aku serta mengatakan,“ Buat ukuranmu kontolmu lumayan gede pula ya..” sehingga tampaklah penis aku yang telah tegang. Dengan posisi berjongkok, Sinta terus mengocok penis aku serta setelah itu memasukkan penis aku ke dalam mulutnya.

Perasaan aku terus menjadi berdebar- debar, terlebih ditambah dengan kenikmatan kuluman penis aku di mulut Sinta. Sinta masih terus mengulum penis aku serta kadangkala ditambah dengan meremas payudaranya sendiri. Sehabis kurang lebih 10 menit, aku angkat ia sehingga saat ini dalam posisi berdiri. Aku tidurkan ia di ranjang serta aku mulai menciumi ia di mukanya, setelah itu dilanjutkan dengan berpagutan, lidah kami silih merambah mulut tiap- tiap, sehingga menaikkan gairah kami.

Setelah itu ciuman mulai aku turunkan ke arah leher serta buah dada. Memandang puting yang tegak menghadap ke atas itu aku jadi gemas serta lekas aku kulum serta aku gigit dengan pelan, S nampak sangat terangsang, nampak dari gerakan- gerakan ia yang mulai tidak tertib serta napasnya yang tersengal- sengal. Putingnya masih aku gigit hingga 5 menit setelah itu, serta tangan kanan aku mulai mengarah ke bagian dasar. Rok yang masih digunakan aku memohon buat dilepas sehingga saat ini tampaklah celana dalam corak gelap dengan wujud yang sangat kecil, sehingga menaikkan rangsangan untuk aku.

Tangan kiri aku masih padat jadwal memilin putingnya, sebaliknya tangan kanan aku mulai bergerilya ke bagian dalam celana dalamnya. Begitu merambah celana dalamnya, terasa terdapat rambut- rambut keriting yang telah sedikit basah, aku coba gosok- gosok terus bagian tersebut sembari aku pilin putingnya. Sinta terus mendesah,“ Ah.. shh.. shh.. lezat sekali Mas..! Yang lebih kilat..!” Aku tingkatkan gosokan tangan kanan aku di vaginanya. Serta sehabis sebagian dikala aku menyudahi, Sinta yang kelihatannya nyaris orgasme memandang aku dengan wajah kecewa.

Tetapi setelah itu aku lekas mengangsurkan mulut aku ke vaginanya sehabis tadinya celana dalamnya aku copot. Tampaklah bagian V yang sangat indah, bulu- bulu kecil keriting dipotong dengan apik menjajaki jalan V- nya.

Aku lekas menciumi bagian tersebut( tadinya aku merasa jijik buat mencium Miss V wanita) serta aku mengarah ke wilayah klitorisnya, aku temukan klitorisnya serta aku jilati dengan lidah aku dengan kilat. Sinta terus menjadi tidak karuan. Menggelinjang ke situ kemari serta menghasilkan suara- suara yang terus menjadi keras.“ Lebih kilat Mas, lebih kilat..! Ah.. shh.. aku ndak tahan udah ingin keluar..!” Mendengat itu aku terus menjadi bergairah buat menjilati klitorisnya sembari kadangkala meremas payudaranya.

Tidak lama setelah itu kesimpulannya menyemprotlah cairan kenikmatan dari lubang vaginanya serta Sinta nampak sangat puas sekali. Sehabis itu Sinta duduk serta aku dimohon buat berbaring di ranjangnya, dengan sangat seksi ia mulai menciumi dada aku, perut aku serta kesimpulannya hingga jugalah ke penis aku yang telah ereksi sedemikian hebat. Sinta mulai mengulum lagi penis aku, mula- mula dengan pelan tetapi lama kelamaan terus menjadi meningkat kilat sehingga aku merasakan hendak terdapat suatu yang muncrat dari penis aku.





“ Sin aku ingin keluar nih..! Ah..!” Sinta setelah itu menghasilkan penis aku dari dalam mulutnya serta mengepitkan penis aku di antara kedua dadanya. Dengan gerakan naik turun Sinta mengocok penis aku dengan kedua payudaranya. Kesimpulannya pertahanan aku jebol pula.“ Sinta.., aku keluar, ah..!” Rasanya semacam terbang ke awang- awang, nikmatnya penis aku dipegang oleh wanita( umumnya aku cuma melaksanakan onani sembari memandang foto ataupun film BF). Sehabis itu kami tiduran di ranjang sebab keletihan. Sinta menceritakan ke aku kalau ia telah lama mau melaksanakan ikatan seks dengan aku, terlebih sehabis ia berpisah dengan suaminya.

Sembari menceritakan, tangan Sinta mulai meraba penis aku lagi sehingga ingin tidak ingin penis aku kembali tegak menantang. Memandang itu Sinta mengatakan,“ Aku masukkan ke memekku ya Mas..? Mas ingin di dasar ataupun di atas?” Aku jawab aku di dasar saja, jadi bisa memandang serta meremas payudaranya. Sinta mengatakan,“ Mas kok bandel sih..? Ntar kan sakit..!” Setelah itu Sinta mulai bangkit serta pelan- pelan ke atas aku serta memasukkan penis aku ke dalam lubang vaginanya. Mulanya terasa seret sekali, tetapi kesimpulannya bisa pula penis aku( dimensi nya tidak sangat panjang bisa jadi dekat 14 centimeter saja) merambah liang senggamanya.

Sinta mulai menggoyang pinggulnya di atas aku serta aku mulai merasakan kenikmatan itu. Aku telah membayangkan kenikmatannya waktu memandang film BF, tetapi aku tidak berani mempraktekkannya. Goyangan pinggul Sinta membuat payudaranya tergoncang- goncang ke kiri serta ke kanan.

Aku yang terletak di bawahnya sangat terangsang memandang perihal itu, tangan aku mulai meremasnya.“ Sinta susumu kok bagus banget toh, belum pentilnya yang gede banget( waktu itu putingnya telah dalam dimensi optimal serta rupanya merah sekali, bisa jadi sebab aku gigit tadi)” Terus menjadi lama goyangan Sinta terus menjadi kilat serta Sinta telah menemukan orgasmenya yang kedua.

Sehabis itu kami berubah posisi, aku duduk di ranjang serta dengan posisi berhadapan aku memohon S memasukkan penis aku ke lubang vaginanya.“ Sin cepet..! Saya udah ndak tahan nih..! Pentilmu gede banget..!”( bagian yang sangat menarik aku dari badan perempuan merupakan buah dada, paling utama putingnya) Setelah itu Sinta menggiring penis aku masuk ke dalam lubang vaginanya, aku menghasilkan desahan tersebut serta pula Sinta secara bertepatan pula menghasilkan terus desahan- desahannya. Goyangan yang kami jalani terus menjadi meningkat kilat. Sembari aku remas payudaranya, aku mencium mulutnya.

Kami terus silih berpagutan sembari menggoyangkan pinggul masing- masing. Sehabis 10 menit, aku merasa aku telah ingin hingga lagi.“ Sin saya udah ingin keluar lagi nih..! Dikeluarin di dalam ataupun di luar..?”“ Di dalam aja, tunggu sebentar ya, saya pula ingin keluar nih..! Ah.., sh..!”“ Sin saya udah ndak tahan nih..!”“ Saya pula Mas, ah..!” Kesimpulannya pada dikala bertepatan kami menghasilkan cairan kenikmatan kami bersama- sama di dalam lubang Miss V Sinta.

Sehabis itu Sinta menghasilkan penis aku dari lubang vaginanya serta membungkuk buat menjilati penis aku serta membersihkannya hingga sisa- sisa spema kami bersih. Seperti itu pengalaman aku dengan Sinta Pembantu rumah pacar aku sendiri. Hingga dikala ini kami masih kadangkala melaksanakan ikatan seks apabila terdapat peluang, apalagi aku telah meniduri pembantu yang lain pula yang badannya lebih behenol 

 


Posting Komentar

0 Komentar