INDOSEXASIA- Cerita Crot Sedarah Gejolak Nafsu Marina wanita muda jelita, umurnya baru 7 belas tahun, hidup bersama bunda serta bapak tirinya. Bapak kandungnya sudah wafat dunia 8 tahun yang kemudian. Warnanya bapak tirinya yang baru berumur 3 puluh 6 tahun itu, sudah lama menyimpan rasa penasaran buat mencicipi perawan yang masih ranum itu.
Si bapak tiri meneguk air liur tiap melihat pinggang, pinggul serta pantat Marina yang indah serta seksi, terlebih apabila Marina lagi berjongkok mengepel lantai dengan baju seadanya, wah, Daud melotot matanya.
Timbullah hasratnya buat melihat badan si anak tiri yang indah polos tanpa baju. Daud menemukan ide, sesuatu hari kala Marina serta ibunya lagi keluar rumah, Daud bekerja keras membuat lubang di bilik kamar mandi yang cuma dibuat dari papan.
Sesuatu hari kala Marina hendak berangkat mandi Daud bersiap menunggu sembari mengintip dari lubang kamar mandi yang sudah dibuatnya, Marina merambah kamar mandi dengan cuma menggunakan handuk melilit di badannya, sehabis mengunci pintu kamar mandi dengan tanpa ragu Marina membebaskan handuknya, Daud menelan liurnya melihat panorama alam indah yang terpampang di depan matanya,
MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI
panorama alam indah yang berasal dari badan indah anak tirinya, badan yang begitu sekal padat, ramping serta lembut itu membuat gairah Daud bergejolak, terlebih sejoli buah dada yang begitu lembut dengan sejoli puting susu bercorak merah jambu menghias indah di puncak buah dada yang sekal itu, mata Daud melirik ke arah selangkangan wanita itu nampak bulu- bulu halus indah menghias di dekat belahan kemaluan perawan itu yang membukit rapat.
Seluruh itu membuat dada Daud bergetar menahan nafsu, buatnya terus menjadi penasaran mau menikmati keelokan yang lagi terpampang di depan matanya. Daud ketahui Marina kerap keluar dari kamarnya pada malam hari buat berkemih.
Pada malam selanjutnya, Daud dengan tabah menunggu. Begitu Marina merambah kamar mandi, Daud membarenginya dengan merambah kamar Marina. Daud menunggu dengan jantung berdebar keras, begitu Marina masuk kembali ke dalam kamarnya serta mengunci pintu Daud timbul dari balik lemari, Marina terbelalak, mulutnya menganga, buru- buru Daud meletakkan telunjuk ke mulutnya, isyarat supaya Marina jangan berteriak, Marina mundur sebagian langkah dengan ketakutan.
Daud maju serta seketika menyergapnya Marina siap menjerit, namun Daud dengan kilat menutup mulutnya.“ Jangan menjerit!”, Daud mengecam. Marina terus menjadi ketakutan, tubuhnya gemetar. Daud memeluk wanita yang masih murni itu, menciumi bibirnya bertubi- tubi. Marina terengah- engah.“ Jangan khawatir, nanti kuberi duit”, kata Daud dengan napas menggebu- gebu.
Bibir Marina terus diciumi, wanita itu memejamkan matanya, merasakan nikmat, dengan mulut terbuka. Tanpa siuman, rontaan Marina mulai melemah, apalagi kedua lengannya memanggut bahu Daud. Sekilas terbayang adegan di novel porno yang sempat dilihatnya. Cerita Crot Sedarah Gejolak Nafsu
Alangkah gembiranya Daud kala Marina mulai membalas ciuman- ciumanya dengan tidak kalah gencarnya.“ Pak, Pak jangan..!”, Meski mulutnya mengatakan jangan, namun Marina tidak mengadakan perlawanan kala gaunnya di lepas.
Dalam sekejap, Marina cuma menggunakan beha serta celana dalam saja, itupun tidak bertahan lama. Daud mencopoti bajunya sendiri. Marina menghambur ke tempat tidur serta menutupi badannya dengan selimut, Marina menghadap tembok, menunggu dengan dada bergetar, di hatinya terjalin pertentangan antara nafsu serta kemauan buat mempertahankan kehormatannya, tetapi nafsulah yang menang. Selimut yang menutupi badan ditarik, Marina dipeluk dari balik serta dirasakannya hangatnya pisang ambon Daud mengganjal serta menggesek- gesek di belahan pantatnya, Marina menggigil.
Dengan bernafsu Daud menciumi kuduk Marina, wanita itu menggelinjang- gelinjang, rasa nikmat menyelusup ke pori- porinya. Daud membalikkan badan Marina sampai telentang, wanita itu meronta hendak membebaskan diri, Daud menindihnya, tangannya meraba- raba bongkahan buah dada Marina.
Dada yang ranum serta sehat, yang sepanjang sebagian hari ini mengisi khayalan Daud. Kembali rontaan- rontaan Marina melemah, dirasakannya kenikmatan pada buah dadanya, yang diciumi Daud dengan berganti- gantian. Dada yang kenyal serta masih fresh itu bergetar- getar, Daud membuka mulutnya serta melahap putingnya yang merah jambu. Marina menjerit lirih, namun lekas tenggelam dalam erangan kenikmatan.“ Pak, milimeter.., milimeter.., ja.. ngan sshh mmphh.., sshh..”.
Kesimpulannya Marina tidak lagi memberontak, dibiarkannya buah dada kiri serta kanannya dijilati serta dihisap oleh Daud. Aroma harum yang terpancar dari badan perawan itu betul- betul menyegarkan, membuat rangsangan birahi Daud terus menjadi naik. Kedua bukit indah Marina terus menjadi membeku serta membengkak, puting yang belum sempat dihisap mulut balita itu makin indah mempesona, Daud terus mengulum serta mengulumnya terus.
“ Pak, Aku.., takuut”, Suara Marina mendesah lembut.
“ Jangan khawatir, tidak apa- apa nanti kuberi duit..”, dengan nafas memburu.
“ Bunda, pak. Nanti bunda bangun.., sshh.., aah..”.
“ aakh.., ibumu tidak hendak bangun hingga esok pagi, dia telah kuberi obat tidur”.
Marina mulai mendesah lebih bergairah kala tangan Daud mulai bermain di bukit kemaluannya yang membesar. Daud menekan- nekan bukit indah itu.“ Kue apemmu hebat sekali”, bisik Daud sembari berulang kali meneguk air liurnya, tangan Daud mengungkap belahan kue apem itu. Marina yang semula mengatupkan pahanya rapat- rapat saat ini mulai mengendurkannya, gimana tidak? Sentuhan- sentuhan tangan Daud yang romantis mendatangkan rasa nikmat bukan kepalang terlebih batang kemaluan lelaki yang tegak itu, menggesek- gesek hangat di paha Marina serta berdenyut- denyut. Sesungguhnya Marina mau sekali menggenggam batang kemaluan yang besarnya luar biasa itu.
Sedangkan itu Daud menggosok- gosokkan tangannya ke bukit kemaluan yang ditumbuhi rambut halus yang baru merintis indah menghiasi bukit itu.“ Sssh.., mmh.., ssh.., aakh..”, Mata Marina membeliak- beliak serta pahanyapun membuka. Daud menggesek- gesekkan kepala penisnya di bibir Miss V Marina yang masih rapat walaupun telah dikangkangkan.
Secara naluriah Marina menggenggam batang penis Daud, dia merasa jengah, keduanya silih berpandangan, Marina malu sekali serta hendak menarik kembali tangannya namun dicegah oleh Daud, sembari tersenyum, lelaki yang lumayan ganteng itu mengatakan,“ Tidak apa- apa, Marina! Genggamlah sayang, berbuatlah semau hatimu!”. Serta dengan dada berdegup Marina senantiasa menggenggam batang penis yang keras itu. Daud merem- melek menikmati belaian serta remasan lembut pada batang penisnya. Sedangkan itu tangan Daud mulai menjelajahi bagian dalam kemaluan Marina, wanita itu menjerit kecil berulang kali. Bagian dalam kemaluannya sudah basah serta licin, ujung jari Daud menyentuh- nyentuh clitoris Marina. Marina menggelinjang- gelinjang. Cerita Crot Sedarah Gejolak Nafsu
“ Gimana Mar?”, tanya Daud.
“ Enaakh.., Paak!”, Jawab Marina.
Daud semangkin gencar menggempur Miss V Marina dengan jari tangannya. Kemudian Daud menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Marina. Dipandanginya belahan Miss V yang begitu indahnya, menampakkan bagian dalamnya yang kemerahan serta licin. Daud menguakkan bibir- bibir kemaluan itu, hingga kelihatanlah clitorisnya, mengintip dari balik bibir- bibir kemaluan Marina, Daud tidak bisa menahan dirinya lagi, diciumnya clitoris Marina dengan penuh nafsu. Marina menjerit kecil.
“ Mengapa Marina? Sakit?”, tanya Daud di sela kesibukannya.
Mariana menggelengkan kepalanya sembari mengangkut kakinya. Dengan bernafsu Daud menjilati Miss V Marina serta lidahnya menerobos menjilati bagian dalam dari kemaluan Marina, melilit serta membelai clitorisnya. Marina terus menjadi tidak tahan menerima serangan lidah Daud, seketika dirasakannya bilik bagian dalam kemaluannya berdenyut- denyut dan segala badannya terasa mengencang serta bertepatan dengan itu dia merasakan suatu semacam hendak menyembur dari bagian kemaluannya yang sangat dalam.
“ aakh.., uuggh.., Paakk..”, Marina mendesah bersamaan menyemburnya air sperma dari dasar lubuk kemaluannya. Sedangkan Daud senantiasa menjilati kemaluan Marina apalagi Daud menghirup cairan yang licin serta kental yang menyembur dari kemaluan Marina yang masih suci itu, serta menelannya.
“ Sangat nikmat air manimu Mar”, bisik Daud mesra di kuping Marina. Sedangkan Marina memandang memelas ke arah Daud, serta Daud paham apa yang diingini wanita itu, sebab iapun telah tidak tahan semacam Marina. Batang kemaluan Daud telah keras sekali. Besar serta sangat panjang. Sebaliknya bukit kemaluan Marina telah berdenyut- denyut mau sekali dimasuki penis Daud yang besar. Hingga Daudpun mengendalikan letaknya di atas badan Marina.
Mata Marina terpejam, menantikan saat- saat mendebarkan itu. Batang penis Daud mulai menggesek dari sudut ke sudut, memegang clitoris Marina. Marina memeluk serta membalas mencium bibir bapak tirinya bertubi- tubi. Serta kesimpulannya topi baja Daud mulai menggapai mulut lubang kemaluan Marina yang masih liat serta kecil. Serta Daudpun menekan pantatnya. Marina menjerit. Bagaikan kesetanan dia memeluk dengan kokoh. Badannya menggigil.
“ Paak, oukh.., akh.., aakh.., oough.., sakit Pak..”, Marina merintih- rintih, pecahlah telah selaput daranya. Sebaliknya Daud tidak menghiraukanya dia terus saja menyodokkan segala batang kemaluannya dengan lama- lama serta menariknya dengan lama- lama pula, ini dikerjakannya kesekian kali. Sedangkan Marina mulai merasakan kenikmatan yang tiada duanya yang sempat dirasakannya.
“ Goyangkan pinggulmu ke kanan serta ke kiri sayang!”, bisik Daud sembari senantiasa menurun- naikkan pantatnya.
“ Eeegh.., yaa.., aakkhh.., oough..”, jawab Marina dengan mendesah. Saat ini Marina menggoyangkan pinggulnya menuruti perintah bapaknya. Dirasakannya kenikmatan yang luar biasa pada dinding- dinding kemaluannya kala batang penis Daud mengaduk- aduk lubang vaginanya. Cerita Crot Sedarah Gejolak Nafsu
“ Tee.., russ.., Paak.., eeggh.., nikmat.., oough..!”, erang Marina. Daud terus menjadi gencar menyodok- nyodok Miss V Marina, terus menjadi kilat pula goyangan pinggul Marina mengimbanginya sampai,“ Ouughh.., sa.., aku.., mmaau.., keluar.., Paak..”.
“ Tahan.., sebentar.., sayang.., oouggh..”.
Daud mulai mengejang, diapun nyaris menggapai klimaksmya.“ aaGhh..”, jerit Marina sembari menekan pantat Daud dengan kedua kakinya kala dia menggapai puncak kenikmatannya. Bertepatan dengan tekanan kaki Marina Daud menyodokkan penisnya sedalam- dalamnya sembari menggeram kenikmatan,“ Eeegghh.., Ooouugh..”.“ Creet.., creet.., creet..”. Mengalirlah air sperma Daud membasahi lubang kemaluan Marina yang telah dibanjiri oleh air sperma Marina. Merekapun menggapai puncak kenikmatannya. Keduanya terkulai lemas tidak berdaya dalam kenikmatan yang luar biasa dengan posisi badan Daud masih menindih Marina serta batang penisnya masih menancap dalam lubang kemaluan Marina.
6 bulan setelah itu, Marina serta Ria meninggalkan kota kecilnya. Mereka turut Om Jalil ke Jakarta. Om Jalil belum lama mereka tahu, namun mereka tidak hirau, mereka menginginkan hidup lebih baik dibanding di kota kecilnya sendiri. Mereka ketahui nasib apa yang bakal mereka terima di Jakarta nanti, diserahkan pada seseorang mucikari yang namanya Tante Yeyet. Mereka berangkat turut Om Jalil tanpa sepengetahuan orang tua mereka tiap- tiap. Om Jalil menunggu mereka di stasion kereta api. Dari sanalah baru mereka bersama- sama mengarah Jakarta. Ria berani turut dengan Om Jalil ke Jakarta sebab ia pula telah tidak perawan lagi. Bukit kemaluannya telah ditoblos oleh Pandy. Pandy merupakan laki- laki yang sangat berpengalaman dengan perempuan. Pandy pandai merayu. Serta Marinapun tergelincir dalam rayuannya serta sukses digagahi Pandy, dia ialah orang kedua yang sempat merasakan nikmatnya Miss V Marina tidak hanya bapak tiri Marina.
Sedangkan kereta berjalan dengan pesatnya. Dalam ekspedisi mereka di malam hari yang sepanjang 8 jam dalam kereta api, Om Jalil tidak bisa menahan hawa nafsunya berjalan dengan 2 orang wanita menawan yang menggoda. Dengan sedikit memforsir Om Jalil berupaya buat menggauli mereka. Pada waktu itu kondisi kereta yang mereka tumpangi tidak sangat banyak penumpangnya sehingga banyaklah sofa yang kosong. Kebetulan deretan bangku di depan mereka kosong. Waktu itu lampu pencerah gerbong telah dipadamkan tinggal lampu remang- remang saja yang masih menyala menerangi kondisi gerbong yang mereka tumpangi.
“ Kamu pastinya telah berpengalaman dengan pria?”, tanya Om Jalil mengawali pembicaraan.
“ Belum Om”, jawab Ria dengan malu- malu.
“ Telah berapa kali kalian merasakannya, Ria?”, tanyanya sembari memegang paha Ria yang cuma menggunakan rok mini dari bahan yang tipis.
“ Merasakan apa, Om?”, tanya Ria berpura- pura tidak paham.
“ Merasakan hangatnya batang peler laki- laki merambah lubang kemaluanmu”, jawab Om Jalil dengan terus cerah.
“ Aku, aku baru merasakannya sekali Om”, jawab Ria sembari menunduk.
“ Tidak harus malu, apakah kalian menikmatinya?”, Om Jalil mulai menebar jaringnya. Ria cuma mengangguk tanpa mengatakan apapun.
“ Sebaliknya kalian telah berapakali kecoblos Mar?”, alihkan pertanyaanya pada Marina.
“ 2 kali, Om”, jawabnya pendek.
“ Syukurlah, jadi kamu telah memiliki pengalaman”. Ia menyudahi buat menghirup rokoknya kemudian mematikan rokok itu.
“ Tetapi saya butuh buat mengenali hingga di mana keahlian kamu”, sambungnya sembari menghadap ke arah Ria.
“ Gimana triknya Om?”.
“ Dengan mencobanya langsung”, jawabnya tegas.
“ Berupaya langsung, di mana Om?”. Cerita Crot Sedarah Gejolak Nafsu
“ Di mari saja, toh seluruh penumpang telah tidur”.
“ Namun..”.
“ Tenang saja supaya Om yang mengaturnya”, potong Om Jalil sembari merangkul badan Ria yang terdapat di sebelah kanannya, kemudian dia mulai menciumi bibir Ria. Ria terpaksa melayaninya demi lancarnya ekspedisi mereka ke Jakarta. Sehabis sebagian dikala lidah mereka silih berpilin, tangan Om Jalil mulai beraksi menyelinap, meremas buah dada Ria lewat bagian dasar kaos ketat yang dikenakan Ria. Ria menggelinjang menikmati sentuhan tangan Om Jalil yang sangat lincah meremas payudaranya, terlebih bibir Om Jalil yang menggerayangi lehernya.
Terus menjadi ganas Om Jalil menikmati bukit indah kepunyaan Ria yang putih lembut itu sehabis mengangkut kaos, serta melepas beha Ria. Sebaliknya Marina cuma memandang mereka dengan kosong. Seketika tangan Om Jalil yang satu mencapai tangan Marina. Tanpa perlawanan tangan itu ditaruh di atas batang penisnya yang masih dalam celana. Marina paham iktikad Om Jalil, dengan segan- segan dibukanya ikat pinggang Om Jalil kemudian diturunkan ritsluitingnya, dikeluarkannya kemaluan yang telah digenggamnya dari celana dalamnya.“ mmhh..”, desah Om Jalil menikmati remasan tangan halus Marina pada batang penisnya. Sedangkan tangan kanan yang leluasa menjelajahi ke dalam rok mini Ria, jari tangan kanannya dengan lincahnya berupaya membebaskan celana dalam yang dikenakan Ria.
Ria mengangkut pantatnya buat mempermudah Om Jalil membebaskan penutup belahan vaginanya, Ria mengangkut satu kakinya buat membebaskan celana dalamnya yang merosot hingga di mata kaki, bertepatan dengan itu itu jari- jari Om Jalil menerobos bibir vaginanya, kemudian mempermainkan clitoris yang terdapat di dalamnya. Ria gelagapan menahan nikmat yang dirasakannya pada clitorisnya yang dipilin jari- jari Om Jalil, dan gigitan- gigitan lembut pada puting susu kanannya dan belaian- belaian yang diselingi remasan nikmat pada buah dadanya yang kiri. Sedangkan Marina tidak lagi meremas batang penis Om Jalil, namun ia menggocok batang penis itu dengan lembut. Pergumulan segitiga itu berjalan lumayan lama sampai Om Jalil tidak bisa lagi menahan nafsunya.“ Pindahlah kalian ke bangku itu!” perintahnya pada Ria sembari menunjuk tempat duduk di seberang tempat duduk mereka.
Ria menjajaki perintah Om Jalil, ia duduk menyadar di tempat yang ditunjuk Om Jalil. Kemudian Om Jalil berdiri menghadap Ria dengan batang penisnya yang panjang besar serta gelap menunjuk ke arah Ria, ditariknya kaki Ria sampai posisi wanita itu separuh rebah menyandar, kemudian dikangkangkannya paha Ria sampai nampak olehnya belahan indah yang dihiasi bulu- bulu rimbun dengan bagian dalam yang merah merona, kemudian diarahkannya kepala penisnya yang merah mengkilap merambah lubang Miss V Ria.“ Ssshh.., aahh..”, desah wanita itu kala dengan agak sulit kepala penis itu merambah lubang kemaluannya. Om Jalil sendiri merasakan nikmat luar biasa kala kepala kemaluannya terjepit oleh bibir- bibir Miss V Ria yang kecil, sampai dia tidak melanjutkan gerakan mendorongnya buat menikmati pijitan bibir Miss V itu di kepala penisnya. Sebaliknya Marina cuma melihat adegan itu dengan dada bergetar menghayalkan perihal itu terjalin pada dirinya.
Sehabis terhenti sebagian kejap, dengan tentu Om Jalil melanjutkan dorongan pantatnya sampai,“ Blueess..”. Segala batang kemaluannya amblas merambah Miss V Ria. Sebaliknya Ria mengerang tertahan merasakan betapa batang kemaluan Om Jalil yang besar menyumpal di dalam lorong kemaluannya, membuat nafasnya terburu nafsu. Kenikmatan itu meningkat kala Om Jalil menarik keluar batang kemaluannya sampai memunculkan gesekan yang mengguncang segala badan Ria. Om Jalil memepercepat gerakan pantatnya mengeluar- masukkan penisnya sampai badan Ria terhentak- hentak kenikmatan, merasakan betapa dahsyatnya penis Om Jalil yang besar itu mengobrak- abrik lubang kemaluannya sampai buatnya melenguh- lenguh nikmat. Cerita Crot Sedarah Gejolak Nafsu
“ Ouugh.., eeghh.., te.. ruus.., oom.., jaa.. ngan.., menyudahi.”, desah Ria tertahan menikmati tarian penis Om Jalil dalam lubang vaginanya yang terus menjadi basah serta licin sampai mengelurkan suara decak pelan. Terus menjadi lama gerakan Om Jalil terus menjadi gencar, serta remasannya pada buah dada Ria terus menjadi gemas, ditambah dengan gerakan pinggul Ria yang membuat batang penis Om Jalil seret keluar masuk, membuat keduanya tidak bisa bertahan lebih lama lagi, sampai..,“ Aah.., ahh.., esst.., esst..”, desah Om Jalil sembari menggerakkan pantatnya dengan kilat.
“ Ouugh.., eesstt.., eengh.., aakh.., aakuu.., ti.., tidak.., taahaan.., laagi.., om..”, erang Ria nyaris menggapai puncak orgasmenya.
“ Tung.. guu.., sayang.., aakku.., juuggaa.., mmau.., ngecret..!”, ucap Om Jalil terputus- putus sembari menancapkan batang penisnya sedalam- dalamnya ke dalam Miss V Ria.
“ aakuu.., kee.. keeluar.., Ooom..”.
“ Akuu.., juuggaa.., aaghh..”, serta,“ Creet.., creet.., crett.”, tersemburlah cairan nikmat dari batang penis Om Jalil ke dalam Miss V Ria.
Keduanya silih berangkulan menggapai puncak kenikmatan bersama- sama, cairan kental membanjiri Miss V Ria serta membasahi penis Om Jalil. Sedangkan kala Om Jalil serta Ria bertarung, Marina begitu terangsang memandang game mereka sampai tanpa siuman tangannya meremas buah dadanya serta mengelus- elus bibir kemaluannya serta mendesah- desah seseorang diri, sebab terbakar hawa nafsunya sendiri. Om Jalil serta Ria bersama terkulai sehabis keduanya menggapai puncak kenikmatan, sebaliknya Marina merasakan denyutan- denyutan dalam liang vaginanya merindukan sentuhan kemaluan lelaki di dinding- dindingnya, terus menjadi dia menahan gejolak nafsu itu terus menjadi menggejolak nafsu itu dalam dadanya, kesimpulannya dia tidak kuasa menahan diri, Marina bangkit dari duduknya kemudian berlutut di hadapan selangkangan Om Jalil yang bersandar memejamkan mata di bangku sebelahnya, ditatapnya kemaluan Om Jalil yang menggantung lunglai, dibelainya kemaluan yang besar itu, meski belum tegak berdiri. Terus menjadi lama belaiannya terus menjadi menggebu kemudian diremasnya penis yang mulai bangun lambat- laun sebab remasan- remasan jemari lentik Marina.
Om Jalil membuka matanya sebab merasakan kegelian yang nikmat pada batang penisnya, dibiarkannya sebagian dikala Marina yang belum ketahui kalau Om Jalil telah terpelihara, membelai serta meremas batang kemaluannya, Om Jalil mengatakan lama- lama.
“ Kau menginginkannya?”.
“ I.., iya Om aa.., saya menginginkan burungmu”, jawab Marina dipahami oleh nafsunya. Kemudian Om Jalil memegang bahu Marina kemudian mengangkatnya berdiri, dia memandang wanita di hadapannya, dia ketahui kalau Marina sudah dipahami oleh nafsunya, mulailah Om Jalil membelai badan Marina yang menggunakan gaun terusan tanpa lengan yang begitu sedikit. Tangannya meraba mulai dari bagian paha yang tidak tertutup oleh terusan yang pendek itu, terus merambat mengarah pada sejoli paha yang lembut itu sembari terus berdiri sampai baju Marina tertarik menjajaki gerakan berdiri Om Jalil, sampai Om Jalil sukses membebaskan baju itu dari badan yang saat ini cuma menggunakan beha serta celana dalam. Kembali Om Jalil membelai badan itu dari atas ke dasar sembari bergerak duduk. Cerita Crot Sedarah Gejolak Nafsu
Sehabis letaknya duduk berhadapan dengan selangkangan Marina yang cuma menggunakan celana dalam, tangannya bergerak melepas celana dalam itu sampai terpampanglah gumpalan bulu- bulu halus terhampar menghiasi dekat bibir kemaluan yang begitu ranum serta menebarkan aroma yang menggairahkan sampai membuat darah Om Jalil menggelegar serta nafsunya mulai menanjak. Dengan kedua tangannya Om Jalil merengkuh bungkahan pantat Marina yang padat ke arah mukanya, kemudian dengan rakusnya Om Jalil melumat bibir kemaluan Marina dengan penuh nafsu. Marina mendesah kenikmatan sembari membelai rambut Om Jalil yang tengah melumat vaginanya.
“ Ooouugh.., Ooomm.., lakukanlah.., Oom.., aa.., saya.., dah ti.. daak.., taahhan.., lagi..!”.
Om Jalil cuma tersenyum serta menanggapi dengan lama- lama,“ Baiklah. Saat ini naiklah ke pangkuanku”, suruh Om Jalil pada Marina. Marina menjajaki perintah Om Jalil, dengan kilat dia duduk di pangkuan Om Jalil. Penis Om Jalil yang tegak menghadap ke atas meleset miring diduduki oleh Marina. Om Jalil mengatakan,“ Bukan begitu triknya, saat ini berdirilah dengan lutut di atas bangku mengangkangi burungku!”, ajar Om Jalil pada Marina. Saat ini Marina mengangkangi Om Jalil yang duduk bersandar dengan penis tegak ke atas menuju pas pada bibir kemaluan Marina. Kembali Om Jalil membagikan instruksi kepada Marina,“ Saat ini genggamlah burungku!”. Marina menggenggam penis Om Jalil.“ Arahkan ke lubang memekmu!”, Kembali Marina menuruti perintah Om Jalil tanpa mengatakan apapun.“ Turunkan pantatmu kemudian masukkan burungku dalam lubang memekmu lambat- laun!”.
Marina mengerjakan seluruh perintah Om Jalil sampai..,“ Sleep..”, Kepala kemaluan Om Jalil yang besar itu menyelinap di antara 2 bibir Miss V Marina yang langsung menjepit kepala penis itu dengan ketat. Marina mendesah kenikmatan,“ Oough..”. Dipegangnya bahu Om Jalil yang lagi merem- melek menikmati jepitan sejoli bibir Miss V Marina yang kenyal serta kecil. Dengan suara terputus- putus kenikmatan Om Jalil mengatakan,“ Yaakh.., begitu, saat ini turunkan pantatmu supaya burungku bisa masuk lebih dalam!”, Marina menghempaskan badannya ke dasar, dirasakannya betapa penis Om Jalil yang besar serta panjang itu menerobos ke dalam liang vaginanya yang terdalam, yang belum sempat tersentuh oleh barang apapun sebab penis Om Jalil merupakan penis sangat besar serta panjang yang sempat menerobos lubang vaginanya, serta itu membagikan kenikmatan yang belum sempat dialami Marina tadinya. Om Jalil sendiri mengejang menikmati gesekan seret dari bilik Miss V Marina yang seolah mengurut penisnya dengan kenikmatan yang luar biasa.
Dirangkulnya badan Marina buat melampiaskan getaran kenikmatan yang dirasakannya. Sejenak keduanya terdiam tidak melaksanakan gerakan apapun sebab tenggelam dalam kenikmatan yang tiada taranya. Cuma getaran- getaran kereta api yang bergelombang membuat mereka melayang dalam arus kenikmatan bercinta.
Kesimpulannya kesunyian itu dipecahkan oleh suara Om Jalil yang lebih mirip desahan.
“ Saat ini bergeraklah hurun naik supaya lebih nikmat sayang!”.
“ Eest.., baikh.., Om..”, jawab Marina sembari mulai mengangkut badannya, terasa olehnya betap hangatnya gesekan kulit penis Om Jalil di dalam liang vaginanya, kemudian dihempaskan lagi badannya ke dasar membenamkan penis Om Jalil kembali dalam dekapan bilik kemaluannya yang berdenyut kenikmatan.
Perihal itu dicoba Marina kesekian kali bersamaan dengan getaran kereta yang menaikkan nikmatnya persetubuhan mereka, makin lama gerakan Marina terus menjadi gencar menurun- naikan pantatnya. Lagi Om Jalil tidak cuma diam saja, dia mengiringi gerakan pantat Marina dengan menaikkan pantatnya apabila Marina menghentakkan pantatnya membenamkan penis Om Jalil. Marina mendesah- desah menikmati permainanan yang hebat itu. Cerita Crot Sedarah Gejolak Nafsu
“ Eeeghh.., niikhmat.., sekhali.., Om..”
“ Yaakh.., memanglah.., nikhmat memekmu ini Mar.., oouggh..”.
“ Ooomm.., hisaplah susuku ini supaya lebikh nikhmat Om..” pinta Marina, sembari menarik kepala Om Jalil ke arah dadanya yang dibusungkan menantang itu.
Lekas saja Om Jalil membebaskan salah satunya baju yang masih menempel di badan Marina, menggelembunglah buah dada yang kenyal mengencang sehabis Om Jalil menarik lepas penutup barang indah itu. Mulailah Om Jalil menjilati puting susu Marina yang merah menantang itu, tidak cuma hingga di sana saja, Om Jalil menghirup rakus buah dada yang betul- betul ranum itu kiri serta kanan sebaliknya kedua tangannya meremas buah pantat Marina yang padat berisi serta membantunya turun naik menenggelamkan penisnya. Terus menjadi lama gerakan keduanya samakin merajalela desahan- desahan tidak henti- hentinya keluar dari sejoli insan itu.
“ Ooogh.., oough.., akhh.., ahh..”, desahan Marina menikmati tarian penis Om Jalil yang perkasa di dalam lubang vaginanya yang terus menjadi licin serta basah. Lumayan lama mereka berpacu dalam mengejar kenikmatan sehingga,“ Eeest.., Ooough.., lebihh.., ceepat lagi.., Sayaang.., saya maau keeluaar..!”.
“ Yaakhh.., saya.., pula..,. sudahh.., tidak.., taahaan.., laagi.., Ooomm”.
Hentakan pantat mereka terus menjadi kilat terbawa nafsu yang seolah meledakkan dada mereka sampai,“ Ooough.., Akuu.., keluaar.., sayang..” Cerita Crot Sedarah Gejolak Nafsu
“ Akhuu.., aakhh..”.
“ Creet.., creet.., creett..”, Keduanya silih berangkulan dengan erat menikmati puncak game mereka yang sangat hebat. Marina berdiri menghasilkan penis yang besar itu dari lubang vaginanya kemudian berpakaian serta kembali lunglai di bangkunya menyusul Ria yang telah terlelap. Lagi Om Jalil memandang kedua wanita bergantian kemudian ia berpakaian serta kembali memejamkan matanya. Seluruhnya sepi serta tenang. Tidak terdapat lagi erangan- erangan ataupun desahan, mereka tertidur dengan penuh kepuasan, tanpa memikirkan apa yang menanti mereka di Jakarta nanti.
0 Komentar