Ticker

6/recent/ticker-posts

Cersex Suster Yang Merawatku Di Rumah Sakit



INDOSEXASIA -  Cersex Suster Yang Merawatku Di Rumah Sakit Sesuatu siang di jalur Dharma Wangsa ke arah campus Airlangga lagi terjalin keributan, ngga’ jelas siapa lawan siapa… dikala itu saya melintas dengan mobil mercy ku sendirian serta lagi asik dengerin radio Suara Surabaya… cuek saja dikala melintasi perkelahian itu sembari sedikit menoleh ke arah seseorang pria yang lagi dikeroyok 4 orang lawannya… dikejar habis- habisan serta berupaya menerobos kerumunan pemirsa buat mencari selamat.

Terbelalak mataku bengitu siuman siapa lelaki yang lagi dikerjar tersebut… nyatanya ia Kakak temanku… namanya Anton. Yang ngga’ jelas mengapa ia terdapat di situ serta dikeroyok orang seluruh, tetapi saya telah tidak pernah berpikir lebih jauh…

lekas saja saya pinggirkan kendaraanku serta saya turun buat membantunya. Saya tarik 2 orang yang lagi memukulnya sebab Anton telah jatuh terduduk serta dihajar berempat… saat ini Anton mengurus 2 orang serta saya 2 orang… memanglah masih tidak seiimbang… dalam perkelahianku saya sukses menangkap satu dari lawanku serta saya jepit kepalanya dengan lengan kiriku lagi lengan kananku saya pakai buat menghajarnya…


MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI

>> HAWAIPOKER <<



sedangkan saya berupaya memakai kakiku buat melawan yang satunya lagi… saya tidak pernah amati apa yang dicoba Anton… waktu seolah telah tidak bisa dihitung lagi demikian cepatnya hingga perihal terakhir yang masih saya ingat merupakan saya merasakan nyeri di pinggang kanan belakangku… serta dikala kutengok nyatanya saya ditusuk dengan sebilah belati dari balik oleh entah siapa…

sembari menahan sakit saya merenggangkan jepitanku pada korbanku serta berupaya melaksanakan tendangan memutar… sasaranku merupakan lawan yang di depanku. Tetapi pada dikala melaksanakan tendangan memutar sembari melayang… seketika saya memandang ayunan stcik soft ball ke arah kakiku yang terjulur…

ngga’ ampun lagi saya jatuh terjerembab serta kandas melancarkan tentangan mautku… sesampainya saya di tanah dengan agak tertelungkup saya merasakan pukulan bertubi- tubi… bisa jadi lebih dari 3 orang yang menghajarku. Terakir kali kuingat saya merasakan sebagian kali tusukan hingga kesimpulannya saya siuman telah terletak di rumah sakit.




Saya tidak jelas terletak di rumah sakit mana yang tentu berisik sekali serta ruangannya panas… dalam ruangan tersebut terdapat sebagian ranjang… pada dikala saya berupaya buat memandang bagian bawahku yang terluka saya masih merasakan perih pada bagian perutku serta kaki kananku serasa gatal serta sedikit kebal( mati rasa)… saya coba buat geser kakiku nyatanya berat sekali serta kaku. Setelah itu saya paksakan buat tidur…

Sore itu saya dijenguk oleh Dian adik Anton… Dian ini sahabat kuliahku… ia tiba bersama dengan Mita adiknya yang di SMA… katanya habis jenguk Anton serta Anton terdapat di ruang sebelah…” Makasih ya Joss… kalo ngga’ terdapat kalian kali Anton sudah…” katanya sembari menitikkan air mata…

” Sudahlah… seluruh ini telah berlalu… tetapi kalo boleh saya tau mengapa Anton sampe dikeroyok gitu?” tanyaku penasaran.” Biasa gawa- gara cewek… mereka goda wanita Airlangga serta cowoknya marah makanya dikeroyok… emang sich bukan seluruh yang ngeroyok itu anak Airlangga sebagian kebetulan musuh Anton dari SMA, sialnya Anton saja ketemu lagi serta suasananya kaya’ gitu… jadi dech di dihajar rame- rame” jawab Mita.

“ Kak Jossy yang cedera apanya saja?” tanya Mita.“ Tau nih… rasanya ngga’ keruan” jawabku…” Amati aja sendiri… soalnya saya ngga’ dapat gerak banyak… kalian angkat selimutnya sekaligus saya pula mo tau” lanjutku pada Mita.“ Permisi ya Kak” kata Mita langsung sembari membuka selimutku( cuma dinaikan saja).

Sesaat ia pandangi luka- lukaku serta bisa jadi sebab banyak cedera sehingga ia sampe bengong gitu… serta cocok saya amati pinggangku dibalut sampe pinggul serta masih tembus oleh darah… di bawahnya lagi saya melihat…. ya ampun pantes ni anak singkong bengong… meriamku tidak terbungkus apa- apa serta yang seremnya kepalanya yang gede nampak menarik sekali… semacam perkedel.

Sesaat setelah itu saya masih pernah memandang kaki kananku digips… bisa jadi patah kena stick soft ball. Mita menutup kembali selimut tadi serta Dian tidak pernah melhat lukaku sebab ia padat jadwal nangis… hatinya memanglah lemah… kayaknya ia melankolis sejati.“ Mita mari saya mo bilangin kalian” kataku…

Mitapun menunduk mendekatkan telinganya ke mulutku.“ Jangan bilang sama Dian soal apa yang kalian amati barusan… kalian suka ngga’?” kataku berbisik.“ Serem” bisiknya bales.” Dian… kalian jangan amati lukaku… nanti kalian kian ngga’ kokoh lagi nahan nangis…” kataku.” Tetapi sangat tidak saya mo tau… boleh saya raba?” tanyanya…” Silahkan… pelan- pelan ya… masih belum kering lukanya.” jawabku. Dian juga memasukkan tangannya ke balik selimut… serta mulai meraba dari dada… ke perut… di sana ia merasakan terdapat balutan… digesernya ke kanan kiri… terus ke bawahan dikit…” Kok perbannya sampe gini… lukanya kaya’ apa?””

Wah saya sendiri belum jelas…” saya jawab persoalan Dian. Turun lagi tangannya ke pinggul kanan… kena kulitku… terus ke tengah… kena meriamku… ia raba separuh menggenggam… buat meyakinkan apa yang tersentuh tangannya… tersentak serta ia menarik tangannya sedikit sembari melepas pengangannya pada meriamku…“ Sorry… ngga’ tau….”” Ngga’ apa- apa kok… malah lezat kalo sekaligus dipijitin… soalnya badanku sakit semua…” kataku bandel.“ Nah…. Kak Dian pegang anunya Kak Joss ya?” goda Mita… Merah wajah Dian ditembak gitu. Dian terus saja meraba sampe pada kaki kananku serta ia menciptakan gips…

” Lho… kok digips?”” Iya patah tulangnya kali” jawabku asal buat menenangkan pikirannya… Dian berakhir merabaiku… tetapi nampak sekali ia masih kepikiran soal sentuhan pada meriam tadi… serta sesekali matanya masih melirik ke dekat meriamku… lagi saya pula lagi menikmati serta membayangkan ulang peristiwa barusan… Flash back lah. Tanpa siuman seketika meriamku meradang serta mulai bangun sehingga nampak pada selimut tipis kalo terdapat suatu pertumbuhan di situ.

“ Kak Joss… anunya bangun” bisik Dian padaku sembari ia ambil selimut lain buat menutupnya… tetapi tangannya menyudahi serta diam di atasnya…”“ Biar Mita ngga’ ngelihat” bisiknya lagi. Saya cuman dapat mengangguk… saya siuman ujung penisku masih bisa mencapai telapaknya… saya coba kejang- kejangkan penisku serta Dian semacam merasa dicolek- coleh tangannya.






“ Mit… kalian pamit sama Mas Anton dech… kita bentar lagi kembali serta supaya mereka istirahat…” kata Dian… serta Mitapun melangkah keluar ruangan…”“ Kak Joss…. bandel sekali anunya ya” bisik Dian… saya balas dengan ciuman di pipinya.“ Dian… tolongin donk… diurut- urut itunya… supaya kurang ingat sakitnya…” pintaku…“ Iya dech…” jawab Dian langsung mengurut meriamku… dari luar selimut… supaya ngga’ nyolok dengan penderita lain… meski antara ranjang terdapat penyekatnya…“ Ian… dari dalem aja langsung… supaya cepetan….” pintaku sebab merasa tanggung serta waktunya mepet sekali ia mo kembali.,

Dian menuruti permintaanku dengan mengecek dekat lebih dulu… terus tangannya dimasukkan dalam selimutku langsung meremas meriamku… dielusnya batangku serta sesekali bijinya… dikocoknya… lembut sekali… wah edan rasanya… lama pula Dian memainkan meriamku… sampe saya ngga’ tahan lagi serta crrooottt….. crot…. ccrrroooo.. tttt…. sebagian kali keluar… Seketika Mita tiba serta buru- buru Dian tarik tangannya dari balik selimut… sedikt kena spermaku telapak tangan Dian… ia goserkan pada sisi ranjang buat mengelapnya…

” Telah Kak Joss… saya sama Mita mo pulang….” pamit Dian…” Telah keluar khan…” bisiknya pada telingaku… cup… pipiku diciumnya…” Cepet sembuhnya… esok saya tengok lagi” Ia terencana menciumku buat menyembunyikan bisikannya yang terakhir.“ Eh… kalo dapat bilangin susternya saya memohon pindah kelas satu donk… di mari gerah” pintaku pada mereka. Merekapun keluar kamar serta melambaikan tangan… satu jam setelah itu saya dipindahkan ke tempat yang lebih bagus… terdapat ACnya serta ranjangnya terdapat 2.

Tetapi ranjang sebelah kosong. Posisi kamarku agak jauh dari pos jaga suster perawat… itu saya tau dikala saya didorong dengan ranjang beroda.“ Habis ini mandi ya” kata suster perawat sehabis mendorongku… Tidak lama setelah itu ia telah balik dengan ember serta lap handuk… ia taruh ember itu di meja kecil samping ranjangku serta mulai menyingkap selimutku dan melipatnya dekat kakiku. terbuka telah segala tubuhku… cocok ia amati sekita meriamku kaget dia… terdapat 2 perihal yang mengagetkannya…

Yang awal merupakan dimensi meriam dan kepalanya yang di luar normal… besar sekali… Serta yang kedua terdapat hasil kerjaan Dian… spermaku masih berhamburan tanpa pernah dibersihkan… meski sebagian melekat di selimut… tetapi bekasnya yang mengering di badanku masih jelas nampak.“ Kok… kayaknya habis orgasme ya?” tanyanya. Kemudian tanpa tunggu aju jawab ia ambil wash lap serta sabun…“ Sus… jangan pake wash lap… geli… aku ngga’ biasa” kataku.

Suster itu mulai dengan tanganku… dibasuh serta disabunnya… usapannya lembut sekali… sembari dimandiin saya pandangi wajahnya… dadanya… lumayan gede kalo saya lihat… orangnya agak putih… tangannya lembut. Berakhir dengan yang kiri saat ini ubah tangan kananku… serta seterusnya ke leher serta dadaku… terus diusapnya… sapuan telapak tangannya lembut saya rasakan serta akupun memejamkan mata buat lebih menikmati sentuhannya.

Sampe pula kesimpulannya pada meriamku… dipegangnya dengan lembut…. ditambah sabun… digosok batangnya… bijinya… kembali ke batangnya… serta saya ngga’ kokoh buat menahan biar senantiasa lemas… kesimpulannya berdiri juga… awal separuh tiang lambat- laun pula kesimpulannya penuh… keras…. ia bilas pula dekat kepala meriamku sembari mengatakan lirih“ Ini kepalanya besar sekali… baru kali ini aku amati kaya’ ini besarnya”“ Sus… lezat dimandiin gini…” kataku memancing. Ia diam saja tetapi yang jelas ia mulai mengocok serta memainkan batangku… kaya’ nya ia suka dengan ukurannya yang menakjubkan…“ Lezat Mas… kalo diginikan?” tanyanya dengan lirikan bandel.

“ Ssshh… iya terusin ya Sus… sampe keluar…” kataku sembari menahan rasa nikmat yang ngga’ ketulungan… tangan kirinnya mengambil air serta membasuh meriamku… setelah itu disekanya dengan tangan kanannya… mengapa kok diseka pikirku… tetapi saya diam saja… menjajaki apa yang ingin ia lakukan… pokoknya jangan menyudahi sampe mari aja… pusing nanti…

Ia dekatkan kepalanya… serta dijulurkan lidahnya… kepala meriamku dijilatnya perlahan… serta lidahnya mengitari kepala meriamku… sejuta rasanya… wow… lezat sekali… kemudian dikulumnya meriamku… saya amati mulutnya sampe penuh rasanya serta belum seluruhnya tenggelam dalam mulutnya yang mungil… bibirnya yang tipis terayun keluar masuk dikala menghirup maju mundur.

Lama pula saya diisep suster jaga ini… sampe kesimpulannya saya ngga’ tahan lagi serta crooott…. crooott… nikmat sekali. Spermaku tumpah dalam rongga mulutnya serta ditelannya habis… sisa pada ujung meriamkupun dijilat dan dihisapnya habis…“ Telah saat ini dilanjutkan mandinya ya…” kata suster itu serta ia melanjutkan

memandikan kaki kiriku sehabis tadinya cuci bersih meriamku… badanku dibaliknya… serta dimandikan pula sisi balik badanku. Berakhir kegiatan mandi….“ Nanti malam aku ke mari lagi nanti aku temenin…” katanya sembari membereskan barang- barangnya. terakhir saat sebelum keluar kamar ia pernah menciumku… cocok di bibir… hangat sekali…“ Nanti malam aku kasih yang lebih hebat” begitu katanya. Akupun berupaya buat tidur… nikmat sekali sore ini 2 kali keluar… dibantu 2 wanita yang berbeda… ini bisa jadi ganjaran dari membantu teman… gitu hiburku dalam hati… sembari memikirkan apa yang hendak kudapat malam nanti akupun tertidur lelap sekali.

Seketika saya dibangunkan oleh suster yang tadi lagi… tetapi saya belum pernah menyanyakan namanya… baru sehabis ia mo keluar kamar berakhir meletakkan makananku serta membangunkanku… namanya Anna. Metode ia membangunkanku lumayan aneh… rasanya suster di manapun tidak hendak melaksanakan dengan metode ini… ia remas- remas meriamku… sembari digosoknya lembut sampe saya bangun dari tidurku. Langsung saya selesaikan makanku dengan sulit payah… kesimpulannya berakhir juga… kemudian saya tekan bel… serta tidak lama setelah itu tiba suster yang lain…

saya memohon ia nyalakan Televisi di atas serta mengakat makananku. Saya nonton acara- acara Televisi yang membosankan serta pula seluruh kabar yang ditayangkan… tanpa konsentrasi sedikitpun. Dekat jam 9 malam suster Wiwik tiba buat menyembuhkan lukaku serta mengubah perban… pada dikala ia memandang meriamkupun ia takjub…“ Ngga’ salah apa yang diomongkan temen- temen di ruang jaga” demikian komentarnya.

“ Mengapa Sus?” tanyaku ngga’ jelas.“ Oo… itu tadi sahabat bilang kalo penderita yang dirawat di kamar 26 itu kepalanya besar sekali.” jawabnya. Sehabis berakhir dengan menyembuhkan lukaku serta ia hendak tinggalkan ruangan… saat sebelum memperbaiki selimutku ia luangkan mengelus kepala meriamku…

” Hmmm… gimana ya rasanya?” gumamnya tanya memohon jawaban. Serta akupun cuma senyum saja. Wah suster di mari edan seluruh ya pikirku… soalnya saya baru tahu 2 orang serta dua- duanya suka sama meriamku… minimun tertarik… serta lagian terdapat promosi free di ruang jaga suster kalo terdapat penderita dengan kepala meriam luar biasa besar… promosi yang menguntungkan… mudah- mudahan terdapat yang terjerat mau mencoba… sepanjang saya masih dirawat di mari. Jam 10an kira- kira saya mulai tertidur… saya mimpi indah sekali dalam tidurku… sebab saat sebelum tidur tadi otakku pernah berpikir jorok.

Saya merasakan hangat sekali pada bagian selangkanganku… tepatnya pada bagian meriamku… sampe saya terbangun ternyata… suster Anna lagi menghirup meriamku… kali ini entah jam berapa? Dengan bermalas- malasan saya nikmat terus hisapannya… serta saya mulai turut aktif dengan meraba dadanya… sesuatu posisi yang saya anggap sangat dekat dengan jangkauanku. Cersex Suster Yang Merawatku

Saya buka kanding atasnya 2 kancing… saya rogoh dadanya di balik BH putihnya… saya dapati segumpal daging hangat yang kenyal… kuselusuri… sembari meremas- remas kecil.. sampe pula pada putingnya… saya pilin putingnya… serta Sus Annapun mendesah… entah berapa lama saya dihisap serta saya merabai Sus Anna… sampe ia memohon“ Mas… masih sakit ngga’ tubuhnya?”

” Mengapa Sus?” tanyaku bimbang.“ Enggak kok… telah cukup enakan…” serta tanpa menanggapi diapun meloloskan CDnya… dimasukkan dalam saku pakaian dinasnya. Kemudian ia permisi padaku serta mulai mengangkangkan kakinya di atas meriamku… serta bless… ia masukkan batangku pada lobangnya yang hangat serta telah basah sekali… diapun mulai menggoyang perlahan… awal dengan gerakan naik turun…lalu disusul dengan gerakan memutar… wah… suster ini warnanya telah profesor banget… lobangnya saya rasakan masih sangat sempit… makanya ia pula cuma berani gerak perlahan… bisa jadi pula sebab saya masih sakit… serta memiliki banyak cedera baru.

Lama sekali game itu serta memanglah ia ngga’ ubah posisi… sebab posisi yang membolehkan cuma satu posisi… saya tidur di dasar serta ia di atasku. Sampe dikala itu belum terdapat isyarat saya hendak keluar… tetapi kalo tidak salah ia pernah mengejang sekali tadi dipertengahan serta lemas sebentar kemudian mulai menggoyang lagi…

sampe seketika pintu kamarku dibuka dari luar… serta seseorang suster masuk dengan tiba- tiba… Kaget sekali kami berdua… sebab tidak terdapat alibi lain… jelas sekali kita lagi main… mana posisinya… mana pakaian dinas Suster Anna terbuka sampe perutnya serta BHnya pula telah kelepas serta tergeletak di lantai. Cersex Suster Yang Merawatku

Nyatanya yang masuk suster Wiwik… ia langsung mendatangi serta bilang“ Teruskan saja An… saya cuman ingin ikutan… mumpung hening” Suster Wiwikpun mengelus dadaku… ia ciumin saya dengan lembut… saya membalasnya dengan meremas dadanya… ia diam saja… saya buka kancingnya… terus langsung saya loloskan baju dinasnya… saya buka sekaligus BHnya yang berenda… tipis serta merangsang… membal sekali nampak pada dikala BH itu lepas dari badannya… dada itu berguncang dikit… nampak kalo masih sangat kencang… tinggal CD sedikit yang digunakannya.

Suster Anna masih saja dengan aksinya naik turun serta kadangkala berputar… saya lhat saja dadanya yang terguncang akibat gerakannya yang mulai liar… lidah suster Wiwik mulai merambah rongga mulutku serta kuhisap ujung lidahnya yang menjulur itu… tangan kiriku mulai merabai dekat selangkangan suster Wiwik dari luar… basah telah CDnya…

pelan saya kuak ke samping… serta kudapat permukaan bulu halus menyelimuti liang kenikmatannya… kuelus perlahan… baru setelah itu sedikit kutekan… ketemu telah saya pada clitsnya… agak ke balik saya rasakan kian menghangat. Tersentuh olehku setelah itu liang nikmat tersebut… kuelus 2 3 kali saat sebelum kesimpulannya saya masukkan jariku ke dalamnya. Kucoba memasukkan sedalam bisa jadi jari telunjukku… setelah itu disusul oleh jari tengahku… saya putar jari- jariku di dalamnya… baru kukocok keluar masuk… sembari jempolku memainkan clitsnya.

Ia mendesar ringan… sedangkan suster Anna rebahan sebab letih di dadaku dengan pinggulnya tiada hentinya menggoyang kanan serta kiri… suster Wiwik menyibak rambut panjang suster Anna serta mulai menciumi punggung terbuka itu… suster Anna kian mengerang… mengerang…. serta mengerang…. hingga pada erangan panjang yang menunjukkan ia hendak orgasme… serta kian keras goyangan pinggulnya… sedangkan saya berupaya mengimbangi dengan gerakan yang lebih keras dari sebelumnya…

sebab dari tadi saya tidak bisa sangat bergoyang… khawatir lukaku sakit. Suster Anna mengerang…. panjang sekali semacam orang lagi kesakitan… tetapi pula mirip orang kepedasan… mendesis di antara erangannya… ia telah sampe… rupanya… dan… ia tahan dahulu sementara… baru dicabutnya perlahan… saat ini giliran suster Wiwik… dilapnya dulu… meriamku dikeringkan… baru ia mulai menaikiku… batin… kurang ajar suster- suster ini saya digilirnya… serta nanti saya pula mesti masih membayar bayaran rawat… gila… lezat di dia… tapi….. lezat pula ia saya kok… demikian pikiranku… ach… masa bodo…. POKOKNYA PUAS!!! Demikian kata iklan. Cersex Suster Yang Merawatku 


 


Posting Komentar

0 Komentar