INDOSEXASIA - Pengalaman ini terjalin sebagian waktu kemudian dengan seseorang dosen pembimbing di tempatku kuliah.( Oh yach, saya kuliah di PTS populer di kota Apel dengan jurusan metode pc). Dikala ini saya masih tahun terakhir kuliah. Peristiwa ini sesungguhnya tadinya belum terdapat di otakku, perihal ini terjalin di luar keinginanku, tetapi dasar nafsu jika telah jadi raja hingga tidak hendak ketahui lagi berbuat apa.
Sebut saja nama dosenku Juliet, orangnya sexy serta menawan, usianya berkisar 32 tahun. Kulitnya putih bersih 100% serta luar biasa lembut sekali, tingginya dekat 168 centimeter, bodinya luar biasa bagus banget, orang bilang semacam gitar Spanyol, lingkar pantatnya luar biasa bundar, pinggangnya luar biasa ramping dengan buah dada yang ranum berdimensi, sehabis peristiwa tersebut Kuketahui 36B, pokoknya“ endang” dech.
Saya umumnya memanggil dosenku ini dengan istilah“ Bunda”, Dia dosen senantiasa di Universitasku, bidangnya Kalkulus( buat mahasiswa metode tentu ketahui). Saya bahagia belajar dengannya, dia pandai sekali serta mengerti sekali gimana mengajar yang baik serta dia sangat disiplin terhadap mahasiswanya. Dikala awal- awal kuliah, tidak terdapat yang istimewa yang terjalin antara saya dengannya, yach biasa saja, seperti mahasiswa yang lain, tetapi tanpa kusadari Bu Juliet senantiasa memperhatikanku( kuketahui sehabis ini).
MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI
Tetapi sehabis menjelang tes tengah semester saya mulai curiga dengan gerak- gerik serta perhatiannya padaku. Jika tidak salah waktu itu saya tiba agak telat sehingga pelajaran buat sesaat menyudahi. Bu Juliet memperhatikanku, saya bisa bangku di urutan sangat depan( yach, umumnya bangku sangat depan senantiasa sangat akhir diisi).
Sejenak kupikir dia melihatku sangat lama sebab saya tiba telat, tetapi sehabis pelajaran mulai dia senantiasa melirik kepadaku, serta saya siuman sekali tentang perihal itu serta saya jadi risih sebab nyaris tiap 3 menit dia senantiasa melirikku, serta saya lebih risih lagi kala dia melirik bagian selangkanganku yang waktu itu saya mengenakan celana yang agak luar biasa ketat( Jeans 010), sehingga bagian selangkanganku nampak menggelembung,( bisa jadi penisku kebesaran yang bagi Bu Juliet sehabis peristiwa ini).
Saya waktu itu makai pakaian kemeja, saya berupaya menutupi bagian selangkanganku dengan kemeja yang kupakai bagaikan jaket. Sebab kerap melirik hingga dia mengajar pelajaran jadi kerap salah, ini teruji dengan perkatannya,“ Kok aku kerap salah yach..” perihal ini dikatakannya sehabis dia berbuat kesalahan buat ke- 1001 kalinya. Dalam hatiku mengatakan, makanya jangan melirik yang tidak- tidak dong.
Perihal itu berlangsung sampai 3 kali pertemuan, serta pula dia kayaknya lebih mendekatkan diri padaku, tetapi saya senantiasa jaga image antara saya dengan dosen pasti saya berupaya sebaik bisa jadi padanya walaupun saya bingung dalam hati apa dia tidak puas sama suaminya( Mas Fadli yang nyatanya hadapi impoten). Sampai tes tengah semester lalu, saya ketahui ujianku banyak yang betul serta saya ketahui nilaiku dapat berkisar antara A ataupun B. Tetapi dikala itu dia memanggilku ke ruangannya sehabis kuliah usai.
“ Son.. Nanti kalian turut aku ke ruangan aku!”
“ Baik, Bu.. Tetapi terdapat apa yach Bu..” jawabku mau ketahui.
“ Tidak terdapat apa- apa, aku mau memohon tolong pada kalian satu perihal..” jawabnya dengan penuh senyum di bibirnya yang sensual.
Saya bingung dalam hati terdapat apakah gerangan, sekilas terpikir olehku dia hendak mengajakku melaksanakan.. Tetapi kubuang pikiranku itu jauh- jauh takut- takut nanti dia dapat paham benak orang lagi. Saya mengikutinya dari balik mengarah ruangnya yang terletak lumayan jauh dari keramaian mahasiswa.
Dalam perjalan ke situ saya berupaya buat senantiasa buat tidak negatif thinking, dengan metode berdialog dengannya apa saja pasti berhubungan dengan kuliah yang diberikannya tadi sebab memanglah saya agak kurang mengerti sebab pikiranku terbelah- belah. Sesampai di ruangnya dia duduk di kursinya serta saya senantiasa berdiri sebab memanglah kebetulan di sana cuma terdapat satu sofa, serta saya memberanikan diri buat bertanya padanya.
“ Terdapat apa yach Bu, sehingga aku wajib turut Bunda ke ruangan Bunda..?” tanyaku penasaran.
“ Begini, kemarin Bunda telah membuat seluruh catatan nilai hasil tes MID seluruh mahasiswa yang kuliah dengan Bunda, tetapi catatan tersebut tanpa terencana lenyap entah kemana..” jelasnya.
“ Jadi.. Bu..?” tanyaku tidak sabaran.
“ Jadi Bunda pingin memohon tolong, sama kalian buat menolong Bunda buat membuat catatan itu lagi, sementara itu jika Bunda sendiri yang buatnya wajib makan waktu 2 malam, sebab wajib cermat..” jelasnya lagi.
“ Gimana, dengan hasil tes aku Bu..?” tanyaku lagi buat menyakinkan hasil dengan prakiraanku.
“ Sebab seperti itu Bunda memohon tolong sama kalian, kalian bisa nilai A plus buat tes ini, jadi Bunda pikir kalian mampu menolong Bunda,” pintanya dengan sedikit nada meminta.
“ Plusnya apaan bu..” tanyaku menggoda.
“ Ahh.. Kalian ada- ada aja..” katanya sembari mencubit lenganku.
“ Kapan Sony wajib menolong Bu..?” tanyaku pendek sebab saya bangga dengan hasil ujianku yang baru kuketahui.
“ Kalian tidak kemana- mana kan malam ini..?” tanyanya.
“ Tidak..” balasku pendek.
“ Malam ini aja yach, kalian tau kan alamat ini,” seraya dia sembari menyodorkan alamatnya.
Tanpa terencana kertas itu jatuh. Saya mengambil kertas itu dengan membungkukkan tubuh, dia juga bernazar menggambilnya, posisiku dengannya dekat sekali apalagi saya dapat mencium bau parfumnya yang menggairahkan.
“ Maaf Bu..” ucapku padanya.
“ Tidak apa kok Son..” katanya. Bibirnya sensualnya sambil berikan senyuman yang menarik. Saya apalagi dapat mencium napas segarnya yang harum.
Jam 7: 30 malam saya bernazar menepati janjiku pada dosenku yang satu ini. Saya mandi, serta berdandan dengan apik, serta tanpa menunggu lagi ku- stater mobil pinjaman ke alamat yang tadi kusimpan. Tanpa kesusahan saya hingga alamat yang dituju sebab memanglah saya telah hafal kondisi kotaku. Rumahnya besar sekali dengan 2 lantai, dengan taman yang luas serta pagar yang besar, di sisi bagian kanan balik bisa kuterka terdapat kolam renang, berarti menunjukkan dia orang yang lumayan kaya.
Saya masuk dengan pagar yang dibukakan oleh satpam jaga serta langsung tanpa mengetuk pintu dia keluar serta menyuruhku masuk. Saya tertegun dengan kedaannya, dia mengenakan gaun tidur bercorak merah muda, yang tipis serta panjangnya, cuma hingga lutut. Rambutnya panjangnya di perkenankan tergerai, saya terdiam sebagian dikala. Betapa cantiknya ia malam itu, ataupun dengan kondisi rumahnya, ruangan tamunya tertata dengan apik, baik perabotannya ataupun kedaan sofanya yang kelihatannya berharga jutaan rupiah, ataupun furniture yang lain.
“ Hayo, masuk Son..! lagi mikirin apa sich..” tegurnya membuyarkan lamunanku.
“ Ah.. Tidak apa kok Bu..” ucapku sekenanya.
Saya melangkah masuk serta duduk di ruangan tengah sebab dia menyuruhku buat mengikutinya di ruangan itu.
“ Ingin minum apa Son..” tanya owner bibir manis ini.
“ Apa aja dech Bu asal jangan es teh aja Bu..” kataku. Perkaranya dikala itu hujan mulai turun dengan rimbun dikala saya masuk ke rumah elegan ini.
“ Coklat panas, bisa jadi bagus yach buat kalian..” tanyanya.
“ Iya dech Bu, coklat panas aja..” jawabku. Sebab saya memanglah suka sekali coklat.
Sehabis berbincang sebentar, saya menanyakan pekerjaan yang hendak kubantu. Tetapi bagus pula buat melenyapkan kekakuan antara kami. Serta saya jadi ketahui jika suaminya seseorang pengusaha kaya serta saat ini lagi terletak di luar negara buat meningkatkan usahanya di situ.
Bu Juliet hingga saat ini belum memiliki anak. Serta di rumah itu saat ini cuma saya serta ia, sebaliknya pembantunya, suami istri tinggal tidak jauh dari rumah elegan ini serta tiba dari pagi sampai sore. Satpam 1 orang serta hendak senantiasa terletak di posnya sampai pagi. Berarti cuma terdapat saya serta ia di rumah ini.
“ Oh Yach, Bu, mana hasil ujiannya..” tanyaku sehabis ngalor- ngidul kemana- mana.
“ Oh iya, jadi kepanjangan ngomongnya,” seraya berikan senyuman serta tawa kecil.
Dia memintaku buat turut ke ruangan kerjanya yang terletak di dalam kamar pribadinya, semula saya menolak sebab tidak sopan masuk ke kamar seseorang perempuan yang suaminya tidak di rumah. Tetapi sebab sedikit paksaan saya ingin pula. Kamarnya besar sekali maksudnya begitu indah, dengan luas kira- kira 7 meter x 5 meter, bayangkan saja bathtubnya terletak di dalam kamar dengan style Romawi, sebaliknya meja kerja terletak di seberangnya 2 sofa serta di dalamnya dilengkapi tv layar datar 60 inci, serta elektronik yang lain. Saya duduk di sofa kerjanya serta seketika dia merangkulku.
“ Son.. Sesungguhnya tidak terdapat yang namanya catatan nilai, catatan nilai cuma terdapat bila udah tes semester,” katanya begitu lembut sampai nyaris semacam berbisik di telingaku. Saya bimbang, masih belum lenyap bengongku dia berbisik di telingaku serta mencium telingaku.
“ Son.. Bantu Bunda ya, puaskan Bunda.. Bunda kesepian sekali..” katanya.
“ Tidak bisa jadi Bu..” saya separuh menolak tetapi tidak mencegahnya buat membuka kancing kemejaku satu persatu.
“ Kalian paham kan, kondisi seseorang istri yang tidak sempat bisa kepuasan oleh suaminya, Mas Fadli tidak dapat bertugas semacam lelaki wajar alias impoten.. Please Son..” kata Bunda Juliet separuh meminta.
Saya jadi kasihan serta detik selanjutnya saya berdiri serta membiarkan ia melucuti satu persatu pakaianku serta hingga saya telanjang bundar, matanya tidak berkedip manatap kemaluanku yang tegak berdiri dengan kerasnya.
“ Bu.. Jangan hanya dilihat dong Bu..” kataku sedikit bercanda.
“ Punyamu keras sekali..” balasnya dengan napas sedikit memburu menunjukkan dia terangsang serta betul- betul bernafsu.
Setelah itu saya mendekatinya serta mencium bibirnya dengan lembut dan melumat bibirnya yang sensual, apalagi lidah kami silih memilin, tangan kiri menyikat tengkuk serta pundaknya sebaliknya tangan kananku meremas buah dada indah kepunyaan orang yang tadinya kuhormati, putingnya kuputar dengan lembut walaupun masih diluar gaun sutra yang lembut ini. Lain halnya dengan tangan Bu Juliet, tangan kanannya mengocok- ngocok kemaluanku yang tadi telah sangat tegang, serta tangan kirinya berupaya membebaskan jalinan gaun tidurnya.
Saya juga membantunya membebaskan gaun tidurnya itu, serta dia langsung bugil, nyatanya tanpa memakai BH, dia pula tidak memakai CD. Saya meneruskan aksiku ini, apalagi saat ini tangan kiriku meremas buah dada kanannya serta tangan kananku meremas pantatnya yang aduhai, bibirku menghirup bibir bawahnya, air ludah kami bercampur terasa manis serta lidahku berupaya masuk ke dalam bibirnya.
Sehabis puas berpagutan, saya mulai turun ke lehernya yang jenjang serta terus ke tengah- tengah buah dadanya yang padat berisi yang sedikit telah turun, saya mendorongnya sampai dia bersandar pada bilik. Lidahku setelah itu menghisap- hisap puting payudaranya dengan kokoh, dia merintih keenakan.
“ Oh.. Ohhmm.. Lezat sayang..!” desahannya menaikkan semangatku buat menghirup lebih kokoh. Apalagi segala payudaranya kujilati serta kucupang dengan kokoh, sehingga dia tambah kokoh merintih.
“ Ahh.. Ahhm ohh..” erangnya.
Saya terus menjadi merajalela, puas dengan yang kiri kuganti dengan yang kanan sampai meninggalkan sisa yang memerah. Saya begitu gemas dengan barang kenyal yang terus menjadi membeku itu, makanya kukeluarkan jurusku yang sempat kubaca di buku- buku tentang metode membuat pendamping lebih terangsang, tetapi buat pengalamannya baru ini yang awal. Saya setelah itu turun ke dasar serta terus ke selangkangannya, baunya harum, jauh dari yang kuperkirakan tadinya, tanpa pikir panjang saya setelah itu menjilati klitorisnya sampai terus menjadi keras desahannya.
“ Ahh.. Aaahh.. Ohmm.. Lezat sayang yach di sana.. Ohmm..” erangnya lagi.
Tidak puas dengan metode berdiri semacam ini saya setelah itu mengangkatnya ke atas meja serta mengangkangkan kakinya selebar bisa jadi serta saya duduk di sofa. Setelah itu saya kembali menghasilkan lidahku serta membahas klistorisnya serta saya berupaya memasukkan lidahku sedalam bisa jadi dalam lubang vaginanya, semacam yang sempat kulihat diblue film. Setelah itu lidahku terus menjadi ke dasar serta saya menjilati anusnya tanpa merasa jijik.
“ Kaammu.. Pinntarr.. Saayyaanng.. Oh ennakh sekaallii lidah kalian..” desahannya terus menjadi kokoh.
Bisa jadi jika ruangan itu tidak kedap suara tentu hingga kedengaran sampai ruang tengah.
“ Yach.. Bu.. Saya hendak menjilati hingga Bunda puas..” ucapku sesat membebaskan jilatanku serta kembali menjilati anusnya.
Saya mengangkut kaki Bu Juliet ke atas serta kembali menjilati anusnya sebab dia ketahui saya menjilati anusnya dia menahan nafasnya sehingga nampak semacam lagi buang air, serta lubang anusnya lama- lama membuka. Tanpa membuang peluang lidah bermain lebih dalam ke dalam lubang anusnya serta terus serta kembali ke liang kemaluannya yang terus menjadi banjir oleh cairan kewanitaannya kemudian kujilati serta sesaat setelah itu dia memekik dengan kokoh.
“ Ah.. Ahh.. Soonn.. Ibuu tidak tahan lagi, masukin sakarang yach..” ucapnya di tengah desahannya terus menjadi jadi yang menaikkan semangatku.
Saya menggemari vaginanya, habis cairannya terasa sedikit asin serta lezat, bisa jadi gurih bagiku. Saya tidak hirau dengan permintaannya, lidahku terus menjadi terus menjilati kemaluannya serta jari tengahku keluar masuk di lubang anusnya, hingga kesimpulannya.
“ Ahh.. Ohhmm.. Ibuu, maauu keluuaarr saayaanng..” erangnya serta..
“ Croott.. Creett.. Croot..” badan Bu Juliet mengejang serta kaku serta setelah itu lemas sehabis hadapi orgasme yang hebat, lidahku kubiarkan di dalam serta terasa otot vaginanya menjepit serta meremas lidahku.
Terbayang olehku tentu lezat sekali bila batang kemaluanku yang terdapat di dalam liang kemaluannya ini. 5 menit setelah itu kujilati serta kubersihkan kemaluannya dengan lidah, cairan maninya kujilati serta kutelan seluruh, habis rasanya lezat serta saya suka sekali. Dia kembali terangsang serta saya setelah itu berbisik kepadanya buat pindah di tempat tidur.
Saya menggendongnya serta menghempaskannya di tempat tidur, kakinya kubiarkan terjuntai ke dasar serta saya kembali mengangkang kakinya lebar- lebar serta kembali kujilati kemaluannya tetapi 5 menit kujilati dia duduk serta mendesak tubuhku.
“ Sayang.. Mari Bunda pingin ngisep penismu..” katanya seranya memegang serta mengocok batang kemaluanku yang tegangnya telah optimal.
Dia berupaya memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya yang mungil. Awal dia menjilati kepala kemaluanku, rasanya badanku terasa kesetrum keenakan, segala syarafku rasanya tegang, serta detik setelah itu dia berupaya memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Baru hingga setengahnya saya menekan pantat ke depan, tanganku memegang kepala Bu Juliet.
“ Ehk.. Akhh..” mulutnya tercekat tetapi dia tidak berupaya menghasilkan kemaluanku dari mulutnya, kesimpulannya dengan usaha yang lumayan lama kemaluanku masuk seluruh ke dalam mulutnya sampai ke pangkalnya.
Terasa sedikit ngilu kala giginya memegang kepala kemaluanku, serta terasa benar olehku kepala kemaluanku hingga di tenggorokannya. Bu Juliet menatapku dengan bangga serta setelah itu menghasilkan dari mulutnya, serta sehabis keluar dia menghirup serta mengocok dan mengeluar- masukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.
“ Ahh.. Ehh.. Eeennaakkhh..” ujarku sembari memegang kepalanya seolah- olah saya lagi menyetubuhi mulutnya.
15 menit lalu dengan posisi ini saya setelah itu mengangkatnya, serta menelentangkannya di atas spring bed elegan ini serta mengangkangkan kakinya lebar- lebar serta memusatkan kemaluanku ke lubang senggamanya, kugosokkan kemaluanku pada klistorisnya, dia mendesah keenakan.
“ Oohh.. Ennakhh Sayang mari masukkan saat ini..!” pintanya.
Saya mengambil posisi lurus serta menekankan pantatku secara lama- lama serta nyatanya susah pula memasukkan kemaluanku ke dalam lubang senggamanya, sementara itu kupikir tentu tidak sangat susah sebab dia telah melahirkan 2 orang anak dari lubang ini, tetapi nyatanya masih sangat kecil serta sulit buat dimasuki. Lama- lama kumasukkan sedikit demi sedikit batang kemaluanku ke dalam lubang senggama yang kelihatannya sangat bersih serta lezat dijilati.
“ Aahh.. Aoohh.. Terus.. Sayang..” rintihnya dikala kemaluanku telah masukkan 1/ 2 ke dalam lubang senggamanya serta saya setelah itu menekan sedikit lebih kokoh, dia memekik kesakitan.
“ Auuwww.. Pelan- pelan Sayang.. Sakit..” katanya.
“ Maaf Bu, Sony bernafsu sekali..” kataku.
Saya kembali menekankan pantatku lama- lama serta 3/ 4 telah amblas di dalam vaginanya yang kempot ke dalam. Saya kembali menyentakkan pantatku dengan kokoh serta dia kembali memekik kesakitan diiringi lolongan panjang.
“ Aaauuw.. Ahhwww..” desahnya.
“ Maaf Bu..” jawabku.
Saya menghentikan serta saya berkata kalau gimana jika istrihat saja serta menyudahi saja dahulu, tetapi dia mencegahku serta malah dia menyuruhku buat mengocoknya. Saya menurun- naikkan pantatku dengan tempo yang sangat lelet serta menekan kembali dengan sangat lelet, bisa jadi dengan begini otot vaginanya hendak terbiasa menerima kemaluanku.
“ Aahh.. Ehhtt.. Ohmm..” desahan Bu Juliet terus menjadi membuatku bernafsu, saya merasakan segala kamaluanku dipijat sangat kokoh oleh otot vaginanya. Nikmat sekali rasanya.
“ Buu.. Ennakh.. Bu, memiliki Ibuu.. Semppiit sekaali Buu.. Ohmm..”
Saya mendesah dengan kuatnya, saya memesatkan tempo goyangan pinggulku. Keluar masuk serta kayaknya vaginanya telah mulai terbiasa dengan penisku yang terus menjadi membeku. Cairan pelicin Miss V Bu Juliet mengalir dengan derasnya sehingga menaikkan mudahnya pergesekan bilik vaginanya dengan batang kemaluanku, sampai berbunyi,“ Belbb.. Clebb.. Bleeb.. Clebb..”
Kemudian, 15 menit setelah itu Bu Juliet kayaknya telah ngos- ngosan, dia mendekatku erat. Saya terus menjadi bergairah menaik- turunkan pantatku dengan kilat. Tanganku meremas buah dada kanannya dengan kokoh serta putingnya kutekan dengan kokoh sampai keluar air yang bercorak putih serta nyatanya itu air susu serta tanpa ampun saya menyedot puting bercorak coklat muda itu dengan kokoh kuremas buah dada itu dengan kokoh, kedua- duanya tidak luput dari hisapanku sehingga rangsangan pada Bu Lia terus menjadi meningkat ini diisyarati dengan desahan yang terus menjadi kokoh. Kesimpulannya 5 menit setelah itu badan Bu Juliet mengencang serta dia memeluk dengan erat sekali serta dia berteriak.
“ Soonn.. Benamkan yang dalam sayang..” pintanya sembari menggoyang pinggulnya. Tanpa ampun saya menusuknya dengan sangat sehingga terasa olehku pangkal rahimnya.
“ Akkuu.. Keluuaarr Soonn.., oohhmm eenaakhh..” pekik Bu Juliet dengan keras serta badannya terasa bergetar hebat menunjukkan dia betul- betul hadapi orgasmes yang hebat.
“ Croott.. Ccreett.. Crooeett..” serta sperma Bu Juliet terasa sangat hangat serta banyak, bisa jadi hingga 7 kali semburan sehingga terasa Miss V Bu Juliet becek serta dipadati oleh maninya sendiri. Saya membiarkan kemaluanku di dalam vaginanya sebagian dikala, kubiarkan dosenku yang menawan ini menikmati orgamesnya sembari memilin payudaranya biar dia merasa kesempurnaan dari orgasme. 10 menit saya membiarkan kemaluan yang masih tegar serta belum merasakan hendak terdapatnya ciri hendak orgasme
Serta setelah itu Bu Juliet yang bermandikan keringat serta begitu juga tubuhku mengatakan,“ Son.. Kalian hebat sekali, saya telah 2 kali tetapi kalian belum apa- apa.. Sayang..” katanya.
Setelah itu saya bangkit serta mencabut penisku yang terasa licin, setelah itu kujilati lagi cairan vaginanya hingga bersih, yah hitung- hitung membangkitkan lagi nafsu Bu Juliet. Saya mengambil posisi 69 serta setelah itu sehabis Bu Juliet kembali bernafsu saya memohon buat bertumpu pada tangan serta sikunya. Saya hendak melaksanakan doggy gaya.
Saya memasukkan kemaluan dari balik serta nyatanya tanpa susah lagi kemaluanku amblas di dalam lubang kemaluannya.“ Bless..” Setelah itu saya kembali mengocok Bu Juliet dengan penuh semangat, diiringi desahan serta pekikan dari Bu Juliet, begitu denganku berteriak serta mendesah dengan kokoh.
“ Ahh.. Ohhmm.. Eeennaakkhh.. Koccookk yang keenccang sayyaangg..” rintih Bu Juliet.
Saya menjilati lehernya serta tanpa hentinya meremas buah dada yang membeku serta pantatku maju mundur dengan sangat erotis serta beraturan. 15 menit setelah itu Bu Juliet kembali mengejang, serta menggapai puncaknya.
“ Ohhmm.. Akuu sampaii Soonn.. Sayaanngg..” desahnya dengan badan mengejang kaku.
Saya terus mengocoknya tanpa henti apalagi ruangan itu dipadati oleh bunyi buah pelir yang basah yang beradu dengan pahanya.“ Plok.. Plookk..” Serta bunyi lubang senggama Bu Juliet yang lagi beradu dengan batang kemaluanku.“ Bleb.. Bleeb.. Cleeb..” Saya tidak hirau.
“ Oh sayaangg bunda letih nih.. Tooloong berhentii sebbeentarr ya,” mohon Bu Juliet.
Saya ketahui tentu rasanya ngilu serta geli sekali. Tetapi saya tidak hirau apalagi sebagian menit setelah itu Bu Juliet kembali menggapai orgasmenya yang keempat serta dikala itu saya telah merasakan saya telah nyaris keluar serta saya memesatkan goyangan pinggulku serta merubah posisiku dengan metode menidurkan Bu Juliet serta mengangkut sebelah kakinya serta memasukkannya dari samping, serta 10 menit setelah itu saya merasakan suatu yang telah terkumpul di ujung kemaluanku hendak meledak.
“ Aaahh.. Buu.. Soonnyy ssammpaii..” rintihku hingga mendekapnya dengan sangat erat.
“ Buu kuukeluuarkan diimannaa.. Buu..” tanyaku dalam rintihan.
“ Dii.. Dalam aajaa sayaanng..” pintanya sembari mendekapku kokoh.
“ Saayyaangg.. Iiibuu.. Juugaa sampaii ssaayyaanngg kitaa saammaa saajaa.. Ooohhmm..”
Tubuhku merasakan tegang serta kaku, demikian juga Bu Juliet yang orgasme yang berulang kalinya, serta..“ Crreett.. Ccrrot.. Seerr..” Air maniku serta air sperma Bu Juliet keluar bertepatan, kemaluanku hingga ke dasar rahim Bu Juliet. Rasanya penuh sekali serta otot Bu Juliet terus menjadi kokoh menjepit kemaluanku. 15 menit saya terdiam menikmati sisa orgasmeku, begitu pula Bu Juliet, setelah itu masih dalam kondisi berpagutan Bu Lia memujiku.
“ Sayang, belum sempat Bunda merasakan orgasme hingga 5 kali dalam satu ronde tadinya, tetapi baru saat ini, kalian begitu hebat, kalian orang awal bermain dengan Bunda tidak hanya dengan suamiku..” katanya sembari mengecup bibirku.
“ Bu, baru sekali ini saya bersetubuh Bu, Bunda yang mengambil keperjakaanku, rasanya lezat sekali Bu.. Memek Bunda lezat sekali sedotannya asik,” balasku pada Bu Juliet.
“ Kemaluanmu lezat sekali.. Sayang, serta rasanya manimu kental sekali Sayang, hingga saat ini rahim Bunda terasa hangat,” ucapnya.
“ Boleh tidak Sony ulangi lagi..?” pintaku memandang matanya.
“ Pasti saja boleh Sayang, tetapi izinkan dahulu Bunda rehat sebentar yach..” katanya sembari memeluk tubuhku.
Saya cuma mengangguk kecil, serta dalam hitungan menit Bu Juliet telah terlelap, sebaliknya saya sehabis mencabut batang kemaluanku kupandingi badan Bu Juliet serta saya berpikir serta seakan tidak yakin saya sudah bersetubuh dengan dosenku yang sebelumnya kuhormati.
2 jam telah Bu Juliet terlelap serta kala dia terbangun saya lagi asik menjilati lubang senggamanya serta lubang anusnya. Jam waktu itu menampilkan jam 12: 10 sebab saya pernah melirik jam bilik.“ Oh Sayang, kalian lagi cari apaan Son..?” tanyanya sedikit bercanda.“ Cari Biji kerang, Bu,” balasku lagi dalam canda.
Setelah itu tanpa buang waktu kusuruh dia menungging, saya ingin merasakan lubang anusnya. Kemudian kuarahkan kemaluanku yang sudah mengacung keras ke lubang pantatnya itu.“ Ahh, sayaangg jangan dii situu donng..” pintanya.“ Blebb..” Belum habis dia bicara, kudorong pantatku dengan kokoh.“ Akhh.. Ehheekk..” jeritnya.“ Buu, aku inngin rasakan lubang pantat Bunda..” pintaku sedikit meminta.“ Pelan- pelan yach.. Sakit Sonn..” pintanya.
Saya mengocok lubang anusnya dengan penuh semangat, kupikir Bu Juliet tidak hendak menikmatinya namun malahan dia malah kilat keluar serta apalagi lebih banyak serta lebih kerap dari yang tadinya serta saya menghasilkan spermaku di dalam anusnya sampai saya kecapaian serta tertidur dengan pulas, begitu juga dengan Bu Juliet.
Paginya kami mengulangi lagi sampai puas, jam 11: 30 siang saya kembali sebab terdapat kuliah nanti jam 02: 00. Di kampus saya berjumpa dengan Bu Juliet, dia cuma melirikku serta membagikan senyuman maut sekilas. Kulihat jalannya agak lain, agak sedikit terangkat, katanya masih sakit di bagian anusnya, habis memanglah saya memaksanya buat bermain di sana serta nyatanya lebih nikmat.
Kata Bu Juliet saya yang awal mencicipi lubang pantatnya serta menelan maninya.*****Sejak dikala itu saya terus menjadi kerap bermain ke rumah Bu Juliet, yach buat menolong Bu Juliet menuntaskan pekerjaannya( hee.. Hee.. Hee..). Pasti asal Bu Juliet tidak menolak, demikian juga saya tidak hanya nilai Kalkulusku A+ saya pula dikasih duit yang lumayan banyak tiap bermain dengan Bu Juliet yang menawan.
Apalagi dia berjanji ingin mengubah mobil tuaku dengan mobil Ferrari sport. Butuh pembaca tahu kami tidak melaksanakan di kamar saja, tetapi pula di bathtub, di ruang tengah, ruang tamu, garasi, di kolam renang( di dikala malam), serta di dalam mobil apalagi kami pula sempat melaksanakannya di dalam kelas serta aula di dikala mahasiswa sudah bubar seluruh. Huh.. Memanglah dasar jika udah jodoh siapapun tidak bakal dapat memisahkan.

HAWAIPOKER | AGENPOKER | BANDARQ | DOMINO99 | JUDI POKER | BANDAR POKER | CAPSASUSUN | JUDI ONLINE | POKER | CEME | AGEN JUDI ONLINE | SAKONG | QQ | AGEN DOMINO
0 Komentar