Ticker

6/recent/ticker-posts

Akibat Salah Orang Berujung Nikmat



INDOSEXASIA-  Cerita ini bermula dari sesuatu kebetulan yang tidak disengaja. Hingga dikala ini saya suka tertawa sendiri jika mengingat dini peristiwa ini. Bermula dari sesuatu Sabtu siang, saya janjian ketemu dengan salah seseorang sahabat chat- ku.

Namanya Natasha, mahasiswi tingkatan akhir di salah satu PTS di Jakarta Barat. Sahabat chat- ku yang satu ini lumayan misterius. Saya tidak sempat tau ia tinggal dimana, dengan siapa, apalagi saya tidak sempat dikasi nomer telepon rumahnya. Kampusnya juga saya tidak percaya jika yang disebutnya benar.

Dikala janjian dengan Natasha juga cuma melalui SMS. Umumnya saya tidak sempat meladeni sahabat chat yang janjian ketemu via SMS. Kapok, dahulu sempat dibo’ ongin. Tetapi entah mengapa saya penasaran sekali dengan Natasha.



MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI

>> HAWAIPOKER <<



Kesimpulannya kami janjian buat ketemu di Mal Kelapa Gading, tepatnya di Wendy’ s. Resenya, Natasha pula tidak ingin kasi tau baju apa yang ia gunakan serta ciri- cirinya. Pokoknya surprise, katanya.

Seperti itu mengapa hari Sabtu siang ini saya bengong- bengong ditemani baked potatoenya Wendy’ s sembari menunggu kehadiran Natasha. Telah nyaris satu jam saya menunggu tetapi tidak terdapat berita. SMS- ku tidak dibales- bales, ingin telepon pulsa udah sekarat.

Saya cuma duduk sembari mencermati sekelilingku yang lumayan hening. Mataku tertuju pada seseorang perempuan generasi Chinese berusia kira- kira 30- an yang duduk sendirian di salah satu sudut.




Herannya semenjak tadi perempuan tersebut memperhatikanku terus. Saya pernah berpikir apa ia yang bernama Natasha. Tetapi rasanya bukan. Kesimpulannya sebab bete menunggu saya juga meninggalkan Wendy’ s.

Seketika saya merasa terdapat yang menepuk bahuku dari balik. Saya menoleh serta memandang perempuan yang kuperhatikan tadi tersenyum ke arahku.

“ Rio ya?” tanyanya. Saya kaget. Kok ia tau namaku. Jangan- jangan perempuan ini benar Natasha. Saya mengangguk.

“ Iya, milimeter.. Natasha?” tanyaku. Perempuan itu menggeleng sembari mengernyitkan kening.

“ Bukan, kok Natasha sih? Kalian Rio yang di Kayuputih kan?” saya tambah bimbang mencermatinya.

“ Bukan, lho tante bukan Natasha?”.

Setelah itu perempuan itu mengajakku berteduh di salah satu sudut sembari menarangkan iktikad yang sesungguhnya. Saya mencermati, lalu saya pula gantian menarangkan. Kesimpulannya kami bersama tertawa terbahak- bahak sehabis tau duduk persoalannya.

Perempuan itu bernama Alicia, serta ia pula lagi janjian dengan sahabat chat- nya yang pula bernama Rio, semacam namaku. Kesimpulannya kami malah berkenalan sebab orang- orang yang kami tunggu tidak kunjung tiba pula.

Saya memanggilnya Ci Alicia, sebab ia menolak terpanggil tante. Kesannya tua katanya.

Siang itu Ci Alicia malah mengajakku jalan- jalan. Saya turut dengan Altis- nya sebab saya tidak bawa mobil. Ci Alicia mengajakku ke butik sahabat maminya di wilayah Permata Hijau. Tante Erna, si owner butik merupakan seseorang perempuan yang telah berumur di atas 50 tahun, badannya lumayan besar serta agak montok.

Kulitnya yang putih bersih hari itu dibalut blus transparan yang bahunya terbuka lebar serta celana biru tua dari bahan yang sama dengan bajunya. Agak- agak eksentrik. Dasar desainer pikirku.

Sebab hari itu butik Tante Erna tidak begitu ramai, kami bertiga ngobrol- ngobrol sembari minum teh di salah satu ruang santai.

“ Aduh Yo.. maaf..” seru Tante Erna. Perempuan itu menumpahkan teh yang hendak dituangnya ke cangkirku pas di celanaku bagian pangkal paha. Saya sedikit mengentak sebab tehnya agak panas.

“ Tidak pa- pa Tante..” jawabku seraya menepuk- nepuk kemejaku yang pula kena tumpahan teh. Tante Erna reflek menepis- nepis bintik teh yang membasahi celanaku. Ups.. tanpa terencana jemari lembutnya memegang batang kemaluanku.

“ Eh.. kok keras Yoo? Hihihi..” goda Tante Erna sembari memijit- mijit kemaluanku. Saya jadi tersenyum. Ya gimana tidak keras sedari ngobrol tadi mataku tidak lepas dari bahu Tante Erna yang lembut serta kedua belah paha Ci Alicia yang putih.

“ Iya.. Tante sih numpahin..” jawabku separuh bercanda.

“ Idih.. Tante Erna kumat genitnya deh.. biasa Yo, udah lama tidak.. aww!!” Ci Alicia tidak pernah menuntaskan celetukkannya sebab Tante Erna mencubit pinggang perempuan itu.

“ Iya nih Tante, udah numpahin digenitin lagi. Pokoknya bales tumpahin pula lho hihihi..” saya gantian menggoda perempuan itu. Tante Erna malah tersenyum sembari merangkul leherku.

“ Boleh, tetapi jangan ditumpahin pake teh ya..” bisiknya di telingaku. Saya pura- pura bego.

“ Abis ingin ditumpahin apa Tante?” tanyaku. Tante Erna meremas batang penisku dengan gemas.

“ Ya sama‘ teh natural’ dari kalian dong sayang.. mmhh.. milimeter..” Tante Erna langsung mengecup serta melumat bibirku. Saya yang memanglah sedari tadi telah horny menyongsong lumatan bibir Tante Erna dengan penuh nafsu.

Kedua tanganku memeluk pinggang perempuan separuh baya itu dengan posisi menyamping. Sedangkan tangan Tante Erna yang lembut merangkul leherku. Ah.. lembut sekali bibirnya.

Ci Alicia yang memandang adegan kami tidak tinggal diam. Perempuan berkulit putih lembut itu mendakati tubuhku serta mulai memainkan kancing celana jeansku. Tidak hingga semenit perempuan itu telah sukses melucuti celana jeansku sekalian dengan celana dalamnya.

Tanpa ampun lagi batang penisku yang telah mulai membeku itu berdiri tegak seakan menantang Ci Alicia buat menikmatinya. Ci Alicia turun ke dasar kursi buat memainkan penisku. Jemarinya yang lembut lambat- laun mengusap serta memijit tiap centi batang penisku. Ugghh.. birahiku terus menjadi naik. Lumatan bibirku di bibir Tante Erna terus menjadi bernafsu.

Lidahku menjelajahi rongga mulut perempuan separuh baya itu. Tante Erna merasa keasyikan.

Saya yang terus menjadi dibakar nafsu berupaya menularkan gairahku ke Tante Erna. Dari bibir, lidahku berpindah ke telinganya yang dihiasi anting perak. Tante Erna menggelinjang keasyikan.

Ia memohon waktu sebentar buat melepas anting- antingnya supaya saya lebih bebas. Lidahku terus menjadi liar menjelajahi kuping, leher serta bahu Tante Erna. Tampaknya perempuan itu mulai tidak kuasa menahan birahinya yang terus menjadi memuncak.

Ia membebaskan diri dari tubuhku serta memintaku buat melorotkan celananya. Tanpa disuruh kedua kalinya saya juga langsung melucuti Tante Erna sekalian dengan bajunya, sampai badan perempuan itu bersih tanpa sehelai benang juga.

Edan, udah kepala 4 tetapi badan Tante Erna masih kencang. Kulitnya yang putih betul- betul terasa halus lembut.

Sembari bersandar pada pegangan kursi, Tante Erna merentangkan kedua belah pahanya yang lembut serta memintaku melumat kemaluannya yang bersih tanpa bulu. Tanpa basa- basi saya langsung mendekatkan wajahku ke vaginanya serta mulai menjilati wilayah pinggir kemaluannya.

“ Hhhmm.. sshh.. teruss Yoo..” desah Tante Erna keasyikan. Saya terus menjilati vaginanya sembari tangan kananku membelai pangkal pahanya yang lembut. Di dasar, Ci Alicia masih asik mempermainkan kemaluanku./





Kelima jemarinya yang lentik lincah sekali membelai serta mengocok batang penisku yang ujungnya mulai basah. Sesekali lidahnya membasahi permukaan penisku. Sebagian batang penisku nampak merah terserang lipstik Ci Alicia.

Kepala perempuan itu naik turun menjajaki ayunan kenikmatan di penisku. Ahh.. lembut sekali mulut Ci Alicia mengulumnya. Saking asyiknya tidak siuman saya hingga menghentikan permainanku dengan Tante Erna buat merasakan kenikmatan yang diberikan Ci Alicia.

Tante Erna tersenyum memandang ekspresiku yang mengejang menahan nikmat. Perempuan itu merengkuh kepalaku buat melanjutkan tugasku berikan kenikmatan untuknya.

Saya terus menjadi buas melumat kemaluan Tante Erna. Jemariku mulai turut menolong. Liang kemaluan Tante Erna telah kutembus dengan jari tengahku.

Sembari kukocok- kocok, saya menjilati klitorisnya. Perempuan itu menggelinjang tidak karuan menahan rasa nikmat. Kedua tangannya yang lembut menjambak rambutku.

Tanpa kusadari, Ci Alicia telah melucuti dirinya sendiri hingga telanjang bundar. Seketika perempuan itu naik ke atas tubuhku serta bersiap mengurung penisku dengan vaginanya yang lembut. Kedua tangannya merengkuh leherku.

Badannya mulai merendah sampai ujung penisku mulai memegang bibir vaginanya. Dengan dorongan tangan kiriku, lama- lama penisku mulai masuk ke dalam liang kenikmatan itu, serta.. ssllpp blleess..

Amblas telah penisku di liang kemaluan Ci Alicia. Sembari memeluk bahuku, badan Ci Alicia naik- turun. Ugghh.. nikmat sekali. Saya hingga tidak dapat konsen ngelumat Miss V Tante Erna.

Tetapi saya tidak ingin kalah. Yang berarti Tante Erna mesti diberesin dahulu.

Sembari menahan birahiku yang telah di ubun- ubun gara- gara Ci Alicia, saya terus melumat Miss V Tante Erna. Jari tengahku yang saat ini telah dibantu jari manis terus menjadi kilat mengocok- ngocok di dalam Miss V Tante Erna.

Lidahku terus menjadi liar menjelajahi klitoris serta bibir vaginanya. Badan Tante Erna juga terus menjadi menggelinjang tidak karuan. Kayaknya perempuan itu telah tidak kuasa lagi menahan kenikmatan yang kuberikan. Saya juga mulai merasa bilik vaginanya berdenyut.

“ Ssshh.. oohh.. Riioo.. aahh..” Tante Erna mendesah meregang nikmat sembari meremas kepalaku yang masih melekat ketat di vaginanya. Saya merasakan rembesan lendir yang lumayan deras dari dalam situ.

Hmm.. aroma Miss V yang begitu khas lekas tercium. Saya juga menghisap lendir- lendir kenikmatan itu sembari menjilati sisa- sisa yang melekat di Miss V Tante Erna.

Sehabis puas melepas kenikmatannya, Tante Erna mengangkut kedua pahanya dari tubuhku serta membiarkan saya bebas menikmati game dengan Ci Alicia.

Leluasa dari badan Tante Erna, saat ini Ci Alicia yang mendekap tubuhku erat. Payudaranya yang bundar serta montok melekat ketat di dadaku. Ahh.. kenyal sekali.

Saya terus menjadi merasakan kekenyalannya sebab badan Ci Alicia naik- turun. Sedangkan bibir kami asik silih melumat.

“ Mmhh.. ssllpp.. aahh.. milimeter..” berisik sekali kami berciuman. Tante Erna hingga geleng- geleng memandang kami berdua yang bersama dipacu birahi.

Setelah itu kami bertukar posisi. Badan kami berguling ke arah bertentangan sehingga saat ini badan Ci Alicia duduk bersandar di kursi dengan posisi kedua kaki mulusnya yang mengangkang.

Sembari bertumpu pada lutut di lantai, saya bersiap memasukkan penisku lagi ke dalam liang kemaluan Ci Alicia. Ugghh.. kali ini lebih gampang sebab Miss V Ci Alicia telah basah. Pantatku maju mundur bersamaan kenikmatan yang dialami Ci Alicia.

Perempuan itu apalagi telah tidak kuasa memeluk tubuhku. Kedua tangannya direntangkan buat menahan rasa nikmat yang dirasakannya. Saya terus menjadi menggoyang pantatku dengan keras.

Saya ketahui kalau sebentar lagi Ci Alicia hendak menggapai klimaks, tetapi saya pula ketahui kalau Ci Alicia tidak ingin kalah denganku. Saya memandang ekspresinya yang berupaya menahan nikmat.

“ Terus Yo.. bentar lagi tuh.. hihihi..” goda Tante Erna.

Saya tersenyum setelah itu mengecup bibir perempuan yang lagi duduk di samping Ci Alicia tersebut.

Tante Erna malah membantuku dengan menjilat, mengisap serta mengulum buah dada serta puting Ci Alicia.

“ Aahh.. Yoo.. sshh..” kesimpulannya Ci Alicia meregang kenikmatannya. Saya merasakan cairan hangat membasahi penisku di dalam vaginanya. Saya mendekap badan Ci Alicia yang hangat.

“ Hh.. edan kalian Yo, saya pikir bakal kalian duluan..” ucap Ci Alicia. Saya tersenyum sembari melirik ke arah Tante Erna.

“ Ya kan berkat dorongan Tante Erna..” jawabku seraya mencubit hidung Tante Erna. Perempuan itu memelukku.

“ Nah, saat ini giliran saya lagi Yo, kalian kan belum puasin saya dengan pentunganmu itu hihihi.. Mari, kali ini tentu kalian udah tidak tahan..” Tante Erna menantangku bermain lagi. Tanpa dimohon 2 kali saya langsung menanggapi tantangannya.

Saya juga melaksanakan perihal yang sama semacam dengan Ci Alicia tadi. Kali ini saya mengakui game Tante Erna yang jauh lebih liar serta berpengalaman. Kesimpulannya kami klimaks bersama- sama. Saya klimaks di dalam Miss V Tante Erna yang hangat.

Ruang santai itu memanglah betul- betul hebat. Tidak seseorang karyawan juga yang mengenali apa yang baru saja kami jalani. Sehabis puas bermain, kami bertiga mandi bersama.

Sebelumnya sehabis mandi kami ingin melanjutkan lagi di kamar tidur Tante Erna. Tetapi sebab telah sore, sebentar lagi suami Tante Erna kembali.

Untungnya Ci Alicia memiliki ilham buat melanjutkan di hotel. Tante Erna juga sepakat, tetapi saya serta Ci Alicia berangkat duluan.

Malam itu kami check- in di salah satu hotel di wilayah Thamrin. Saya serta Ci Alicia lebih dahulu melanjutkan game. Satu jam setelah itu Tante Erna baru tiba memenuhi kenikmatan kami.

Serta yang buat saya surprise, malam itu Tante Erna mengajak sahabat seprofesinya yang usianya kira- kira lebih muda 3 ataupun 5 tahun, namanya Tante Bella. Malam itu saya betul- betul puas berhura- hura dengan mereka bertiga.

Kami melepas birahi hingga jam 3 pagi. Setelah itu kami tidur hingga jam 9 pagi, lalu kembali menyelesaikan game. Saya betul- betul tidak menyangka jika gara- gara salah orang dapat hingga semacam ini.

Hingga saat ini saya tidak sempat ketemu dengan Natsha, sahabat chat- ku. Kami juga tidak sempat SMS- an lagi. Entah kemana perginya Natasha. Tetapi yang jelas sejak peristiwa itu, saya terus keep contact dengan Ci Alicia, Tante Erna serta Tante Bella.

Saat ini Ci Alicia telah menikah serta tinggal di Australia dengan suaminya. Tetapi kami masih kerap kontak. Sebaliknya dengan Tante Erna serta Tante Bella, saya masih terus berhubungan buat sesekali berbagi kenikmatan.

Sebelumnya mereka mau memeliharaku bagaikan gigolo, tetapi saya menolak sebab saya melaksanakannya bukan buat duit serta modul, tetapi buat kesenangan saja.

Kadangkala jika Ci Alicia lagi di Indonesia, kami menyempatkan diri buat mendatangi butik Tante Erna bersama- sama buat melepas birahi. Tempat Tante Erna kerap dijadikan tempat affair kami supaya suaminya tidak curiga.

Oke, segitu dahulu pengalamanku. Salam manis buat Ci Alicia yang lagi berbadan dua 3 bulan. Mudah- mudahan kesampean bisa anak pria.

Buat Tante Erna serta Tante Bella, thank’ s buat kehangatan yang diberikan. Pula buat Natasha, my mysterious friend yang udah membuka jalur hehehe.. Lain kali jika terdapat pengalaman yang berkesan, saya hendak ceritakan lagi di web ini.




Posting Komentar

0 Komentar