Ticker

6/recent/ticker-posts

Tante Evi Memintaku Memuaskan Dirinya



INDOSEXASIA -  Dini peristiwa itu pada Sabtu malam aku mendengar pertengkaran di rumah tersebut, yang tidak lain merupakan om aku dengan Tante aku. Nyatanya penyakit‘ gatel’ om aku kambuh lagi yang kerap berangkat ke diskotik bersama sahabat. Ini sangat menyakitkan Tante aku, sebab di situ aku hendak mabuk serta kadangkala kembali pada hari Minggu malam. Aku tidak ketahui wajib berbuat apa dengan sahabatnya. Serta dikala itu aku merupakan salah satunya di rumah ini: aku, Om Pram serta Tante Evi.

“ Brak..” suara pecahan kaca membentur pintu, lumayan membuatku kaget, serta om saya dengan marah berjalan keluar ruangan. Dari dalam ruangan, Tante aku terdengar berteriak,“ Tidak butuh kembali, cepet menceraikan aku.” Di hati aku mengatakan,“ Gee ribut lagi.” Om Pram lekas keluar rumah, mulai mobil Taruna- nya serta berangkat ke sesuatu tempat.

Di dalam ruangan, saya mendengar Tante Evi menangis. Aku mau masuk ke dalam tetapi khawatir diintimidasi olehnya( kesalahan Om Pram diberikan pada aku). Tetapi saya pula penasaran. Khawatir nantinya hendak terjalin pada Tante Evi. Iktikad aku sebab kekecewaan yang sama Om Pram ia langsung bunuh diri.


MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI

>> HAWAIPOKER <<




Saya lama- lama membuka pintu kamarnya. Serta saya melihatnya menangis di depan meja rias. Aku berinisiatif lama- lama sembari menjauhi pecahan kaca yang sudah dilempar oleh Tante Evi. Saya mendekatinya serta perlahan

Aku bertanya,“ Kenapa Tan? Kambuh lagi?”

Ia tidak menanggapi, diam- diam serta sesekali mendengar isak tangis. Telah lama saya berdiri di belakangnya. Dikala itu aku cuma menatapnya dari balik, serta aku memandang Tante Evi menggunakan pakaian tidur yang lumayan menggoda. Dikala itu aku belum memikirkannya. Aku baru saja merumuskan bisa jadi Tante Evi mengajak Om Pram, keduanya sendiri di rumah, sebab kanak- kanak mereka hendak tinggal di rumah adik Tante Evi. Serta bisa jadi pula Tante Evi mengajak Om buat bercinta( sebab baju yang dikenakan lumayan menggoda, pakaian tipis, dengan pink serta panjang dekat 15 centimeter di atas lutut). Tetapi Om Pram tidak ingin, ia lebih hirau dengan sahabatnya daripada Tante Evi.

Seketika Tante Evi mengatakan,“ Om, kupikir saya tidak lagi menyayangi Tante, saat ini ia berangkat dengan sahabatnya ke depok, senantiasa di rumah Tante sendirian di rumah, apa yang Tante tidak lucu lagi.” Kala Tante Evi mengatakan kalau ia berpaling ke Amati aku. Saya separuh kaget, dikala mataku tanpa terencana memandang payudaranya( dekat 34 ukurannya). Terdengar puting susu dari saus yang dikenakannya. Saya lumayan kaget memandang badan Tanteku.





Aku terdiam sebagian dikala serta aku ingat kalau Tante Evi menanyakan suatu kepada aku, aku lekas menghampirinya( berharap dapat memandang payudaranya lebih dekat).

“ Tante masih menawan, serta Om hendak berangkat dengan temannya, jadi jangan takut dengan Tan!”

“ Yeah, tetapi sahabatnya sial, mereka hendak mabuk serta bermain anak wanita di situ.”

Saya jadi bimbang. Secara refleks aku pegang tangannya serta mengatakan,“ Tenang Tan aja, Om tidak hendak macem- macem kok”( tetapi benak aku telah mulai seluruh berbagai).

“ Tetapi Tante denger ia memiliki pacar di surabaya, malah Tante kemarin ketemu wanita telponnya, kalo gak salah nama Sella.”

“ Masak Om alah ninggalin Tante buat wanita yang baru ketahui, bisa jadi ini sahabat Tan kali, serta anyways Tante masih menawan.”

Tanpa Tante Evi siuman tangan kananku terdapat di paha Thante Evi sebab tangan kiriku masih memegang tangannya. Lama- lama pahanya lembut, aku melaksanakan ini sebab aku merumuskan kalau Tante aku belum tersentuh dengan lembut oleh laki- laki.

Seketika tanganku memegangi pahanya diusir ke samping oleh Tante Evi, serta berdiri dari kursinya,“ Kuharap kau tidak basa- basi dengan Tante, saat ini kuharap kau keluar dari kamar Tanteku saat ini pula!” Dengan nada marah, Evi mendorongku berangkat.

Lumayan kaget pula aku mencermatinya, serta dengan malu aku berdiri serta memohon maaf, kepada Tante Evi sebab pengalaman aku. Saya berjalan lama- lama buat keluar dari kamar Tanteku. Dikala berjalan aku pikir, aku betul- betul terangsang serta tidak ingin menyia- nyiakan peluang ini. Semenjak aku putus dengan pacar aku, terus cerah kebutuhan biologis aku dilewatkan lewat tangan aku.

Sehabis hingga di pintu saya berpaling ke Tante Evi lagi. Ia cuma berdiri menatapku, terengah- engah( bisa jadi marah bercampur pilu jadi satu). Saya berputar lagi serta dalam pikiranku saya wajib mendapatkannya malam ini. Dengan bodoh saya menutup pintu ruangan dari dalam serta menguncinya, kemudian langsung berputar ke Tanteku. Tante Evi lumayan kaget memandang apa yang aku jalani. Otak aku penuh dengan nafsu fauna.

“ Apa yang kalian mau?” Ia bertanya dengan gugup sebab kaget.

“ Tante saat ini bisa jadi Om lagi berhura- hura dengan pacar barunya, hendaknya kita pula berhura- hura di mari, aku hendak memuaskan Tante”. Dengan nafsu aku menarik badan Tanteku ke tempat tidur, ia berjuang, Tante Evi mempunyai besar dekat 165 centimeter serta beratnya 50kg) aku dapat mendorongnya ke tempat tidur, kemudian tumpang tindih.

“ Lepasin Tante, deh,” suara itu keluar dari mulutnya tetapi saya tidak hirau dengan kemarahannya. Kastor ditarik ke atas. Nyatanya Tante Evi tidak menggunakan celana dalam sehingga gundukan itu memahat lubang bukitnya yang tamak, serta saya menariknya lambat- laun ke atas hingga buah dada terpampang di depanku. Dengan nafsu aku langsung mengisap putingnya, badan Tante aku masih berjuang, dengan tidak tabah aku lekas merobek dasternya serta dengan segan kujilati segala badannya paling utama payudaranya, badan Tante yang lumayan harum.

Akibat kemarahannya, saya kesusahan membuka bajuku, tetapi lama- lama saya dapat membebaskan bajuku serta celana. Sembari melepas bajuku serta celana, bergantian tanganku mengelap kemaluan ayamnya yang kurasa mulai basah( bisa jadi Tante Evi telah mulai terangsang walaupun senantiasa turun tetapi frekuensinya sedikit sedikit menyusut).






Poros aku sudah berdiri teguh serta tegas nafsu sudah menyelimuti seluruh pemahaman aku kalau ini merupakan istri paman aku sendiri… itu merupakan Tante aku….

Dengan tidak tabah aku lekas berupaya membenamkan laki- laki aku ke dalam lubang TANTEKU

Aku mempunyai sedikit kesusahan buat menciptakan anggota badan feminin aku, terkadang fucking aku terjatuh ke atas serta kadang- kadang merindukan sumbu anus aku.

Ini sebab Tante aku bergerak di dekat mari berupaya menjauhi serta membatasi selangkangan aku yang siap buat tempur ini..

“ Heh, tidak, aku tolong bantu aku, maafkan aku, aku tidak hirau lagi dengan rengekannya…… aku pura- pura serta wajib sukses…… sebab kegagalannya bisa jadi saja Hasil yang sama

Bisa jadi konsekuensi malah lebih parah.

Apabila lubang senggamanya bagi aku cocok dengan cairan bantu yang keluar dari liang kewanitaan aku lekas menghujamkan senjata.

“ Tante, sakit, ouch.. Tante memohon ampun.. tolong jangan jalani….. drink Tante..” Kala aku mendengar erangannya, aku memohon maaf, tetapi senjata aku terdapat di dalam,“ Sorry Tante, aku dapat Tidak berdiri serta saya telah tiba kemari…..,“ bisikku ke telinganya. Tante Evi tidak berkata apa- apa. Serta tidak berkata apa- apa.

Lama- lama serta tentu saya mulai memompa alurku naik turun,…….. aesthetic brawling ku… tentu masih sedikit pemberontakan di dalam dirinya….

Ssshhhhhhhhh… peluitku cuma mendeEvi pelan sembari membalikkan kepalanya ke kiri serta kanan tidak ingin memandang wajahku.. Kemudian ia cuma diam mengundurkan diri serta saya memandang air mata berlinang.

Saya mencium kening serta Tanternya, berbisik,“ Tante, Tante masih menawan serta senantiasa bergairah, saya cinta Tante, bila Om bukan cinta lagi, perkenankan saya yang menyayangi Tante.” Tante Evi diam saja, serta saya merasa pinggulnya pula bergoyang menjajaki irama. Dengan goyanganku.

Alur aku aku mendesak lama- lama… seolah- olah buat menikmati kenyamanan ini dengan waktu yang lama……..

Cllkk…. clllkkkk. cclkkkk suara tubuhku berbenturan dengan badan Tanteku…… sama keluar dari pintu kemaluanku ke lubang senggamanya yang lezat banget……


Kira- kira 10 menit aku merasakan feminitas perempuan aku terus menjadi basah serta kakinya melintang di atas pinggul aku serta ditekan dengan kokoh sehingga Tanteku lagi orgasme.

Perkenankan saya sejenak…biarkan Tante aku menikmati orgasme……… Aku membenamkan lebih dalam pada pangkal paha, memeluk badannya erat- erat ia membalasnya dengan erat….. kurasakan badan Tante gemetar...

Kesenangan sudah didapat…

Saya membalikkan badan Tanteku serta saat ini ia terletak di posisi paling atas…… tubuhku masih terbenam dalam kewanitaan Tanteku…… tetapi ia senantiasa diam dikala tiduran di atas tubuhku,.… kemudian saya mengangkut pinggul Tanteku lama- lama….. serta menurunkannya lagi…. Kuturunkan lagi……. Bungkangku yang berdiri tegak menusuk menuangkan ke dasar… teras yang mengasyikkan…...

Ahirnya tanpa dorongan… Tante aku menggoyang pantatnya naik turun…..

Oooooooccchhhhhhhh…… aku suatu kenangan indah…

Kayaknya Tante aku mahir dengan ia bergoyang….

Kenikmatan optimal yang aku miliki dalam poEvii ini….

Nyatanya Tante aku ketahui suasana ini… ia meningkatkan goyang menggoyangkan pantatnya yang dipelintir cuma pantat anisa sangar penyanyi dangdut dengan patah goyang yang patah…….

Oooooochhhhhh,.. sshhh…… kali ini saya semacam orang yang pedas

Saya mengangkut kepalaku… kuhisap puting Tanteku…..

Ia mengerang….. gerakannya meningkat kilat.

Serta 5 menit berjalan……. Gigi aku bergetar lagi…… ia telah orgasme kedua nya……

Bahu aku erat mencengkeram.

Ssshhhhhhh.. Tanter bawahnya digigit… sedangkan kepalanya mendongak…..

kalian…bisakah kalian betul- betul ini….. ssssshhhh

. tante telah 2 kali kluarrrrrrrr…“…..

Saya cuma tersenyum…..

“ Rasa tulang aku longgar seluruh buat….”

Saya tersenyum kembali…

“ Tante tidak sempat klimaks lebih dari 1 x kalo dengan ommu..”

Saya berputar badan Tanteku dengan poEvii konvensional..

Kugenjot dengan femininnya…..

Oooohhh oohhh…. ssshhhhh

Tante aku menggeliat pinggulnya mulai bergoyang pula menyeimbangkan genjoto aku.

Saya telah nyampe nyeng…….

Serta lekas aku hendak menghasilkan mani aku di lubang senggama.

Ssshhhhhh…… aaachhhhhhh.

Mani aku tumpah dengan kilat ke dalam lubang persahabatan Tanteku..

Mata Tante aku menatapku klimaks..

Suatu game yang panjang serta meletihkan…… yang diawali dengan paksaan serta pemerkosaan tidak berujung tanpa henti dengan kenikmatan yang sama dari puncak yang sama…….

Saya memandang ekspresi yang sangat kokoh di wajah Tanteku

“ Kamu wajib merahasiakan rahasia ini…..”

Saya cuma mengangguk.

Serta saat ini Tante aku tidak hirau apakah om aku ingin kembali ataupun tidak…….

Sebab jika om aku keluar malam ini hingga Tante aku hendak menghubungi aku via HP buat lekas kerumahnya. 




 

Posting Komentar

0 Komentar