Ticker

6/recent/ticker-posts

Kugerayangi Tubuh Guru Lukisku


INDOSEXASIA -  Ini pengalaman kencan seksku saat sebelum saya memahami internet, tepatnya kala saya masih duduk di bangku SMA. Lagi sahabat kencanku merupakan seseorang guru seni lukis di SMA- ku yang masih terbilang baru serta masih lajang. Dikala itu umurku masih tiba 19- 20 tahun. Lagi guru lukisku itu merupakan guru perempuan sangat muda, baru 25 tahun. Semula saya memanggilnya Bu Guru, seperti seseorang murid kepada gurunya. Tetapi sejak kami akrab serta ia mengajariku making love, lambat- laun saya memanggilnya dengan istilah Mbak. Tepatnya, Mbak Yani. Ingin ketahui ceritanya?

Sore itu terdapat seseorang anak kecil tiba mencari ke rumah. Saya dimohon tiba ke rumah Mbak Yani, orang sebelah kampungku, buat membetulkan jaringan listrik rumahnya yang rusak.

“ Kilat ya, Mas. Telah ditunggu Mbak Yani,” ucap anak SD orang sebelah Mbak Yani.

Dalam hati, saya sangat girang. Betapa tidak, guru seni lukis itu warnanya kian lengket denganku. Saya sendiri tidak ketahui, mengapa ia kerap memohon tolong buat membetulkan perlengkapan rumah tangganya. Yang jelas, sejak ia mengajaku melukis berangkat ke lereng gunung serta making love di semak- semak hutan, Mbak Yani kian kerap mengajakku berangkat. Serta sore ini ia memintaku tiba ke rumahnya lagi.



MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI

>> HAWAIPOKER <<




Tanpa banyak pikir saya langsung berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Maklum, rumahnya terbilang lumayan jauh, dekat 5km dari rumahku. Setibanya di rumah Mbak Yani, atmosfer hening. Keluarganya tampaknya lagi berangkat. Betul, kala saya mengetuk pintu, cuma Mbak Yani yang nampak.

“ Mari, cepet masuk. Seluruh keluargaku lagi berangkat mendatangi kegiatan hajatan kerabat di luar kota,” sambut Mbak Yani sembari menggandeng tangganku.

Darahku mendesir kala membuntuti langkah Mbak Yani. Betapa tidak, baju yang dikenakan luar biasa sexy, cuma sejenis daster pendek sampai benjolan buah dada serta pahanya terasa menggoda.

“ Anu, Bud.. Listrik rumahku mati melulu. Bisa jadi terdapat terdapat kabel yang konslet. Tolong betulin, ya.. Kau tidak keberatan kan,” pinta Mbak Yani setelah itu.

Tanpa banyak basa- basi Mbak Yani menggandengku masuk ke ruang tengah, setelah itu masuk ke suatu kamar.

“ Nah aku curiga jaringan di kamar ini yang rusak. Buruan kau cermat ya. Nanti keburu mahrib.”

Saya cuma menuruti seluruh permintaannya. Sehabis merunut jaringan kabel, kesimpulannya saya memutuskan buat memanjat atap kamar lewat ranjang. Tetapi saya tidak ketahui persis, kamar itu tempat tidur siapa. Yang jelas, saya sangat percaya itu bukan kamarnya bapak- ibunya. Celakanya, kala saya menelusuri kabel- kabel, saya belum menciptakan kabel yang baret. Seluruhnya beres. Setelah itu saya pindah ke kamar sebelah. Saya pula tidak dapat menciptakan kabel yang baret. Setelah itu pindah ke kamar lain lagi, hingga kesimpulannya saya wajib mempelajari kamar tidur Mbak Yani sendiri, suatu kamar yang dipadati dengan aneka lukisan sensual. Celakanya lagi, kala hari sudah hitam, saya belum dapat menciptakan kabel yang rusak. Dampaknya, rumah Mbak Yani senantiasa hitam total. Serta saya cuma mengandalkan dorongan suatu senter dan parafin kecil yang dinyalakan Mbak Yani.





Lebih celaka lagi, seketika hujan deras mengguyur seantero kota. Tidak- bisa tidak, saya wajib menyudahi. Maunya saya mau melanjutkan pekerjaan itu esok pagi.

“ Wah, maaf Mbak saya tidak dapat menciptakan kabel yang rusak. Ku pikir, kabel bagian puncak atap rumah yang kurang beres. Jadi esok saya wajib membawa tangga spesial,” jelasku sembari melangkah keluar kamar.

“ Yah, tidak apa- apa. Tetapi sorry yah. Saya.. Merepotkanmu,” balas Mbak Yanti,“ Itu es tehnya diminum dahulu.”

Sedangkan menunggu hujan reda, kami berdua bercakap- cakap berdua di ruang tengah. Lumayan banyak cerita- cerita permasalahan individu yang kami ubah, tercantum hubunganku dengan Mbak Yani sepanjang ini. Mbak Yani pula tidak ketinggalan menanyakan soal puisi indah tulisannya yang ia kirimkan padaku melalui kado ulang tahunku sebagian bulan kemudian.

Entah gimana awal mulanya, tahu- tahu nada obrolan kami berganti mesra serta menjurus ke arah yang menggairahkan jiwa. Apalagi, Mbak Yani tidak segan- segan membelai wajahku, mengelus telingku serta seterusnya. Tidak siuman, badan kami berdua jadi berhimpitan sampai memunculkan rangsangan yang lumayan berarti untukku. Terlebih sehabis dadaku melekat erat pada payudaranya yang berdimensi tidak begitu besar tetapi wujudnya indah serta kencang. Serta tidak ayal lagi, penisku juga mulai berdiri menegang. Saya tidak siuman, kalau saya telah terangsang oleh guru sekolahku sendiri! Tetapi hawa nafsu birahi yang mulai melandaku kayaknya mengalahkan ide sehatku. Mbak Yani sendiri pula tampaknya mempunyai benak yang saja. Dia tidak henti- hentinya mengulumi bibirku dengan nafsunya.

Kesimpulannya, nafsuku telah tidak tertahankan lagi. Sedangkan bibirku serta Mbak Yani masih senantiasa silih memagut, tanganku mulai menggerayangi badan guru sekolahku itu. Kujamah gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dada Mbak Yani yang masih berpakaian lengkap. Dengan lekas kuremas- remas bagian badan yang sensitif tersebut.

“ Aaah.. Budi.. Aah..” Mbak Yani mulai melenguh kenikmatan. Bibirnya masih senantiasa melahap bibirku.

Mengenali Mbak Yani tidak menghalangiku, saya terus menjadi berani. Remasan- remasan tanganku pada payudaranya terus menjadi menggila. Sangat sesuatu kenikmatan yang baru awal kali kualami meremas- remas barang kembar indah nan kenyal kepunyaan guru sekolahku itu. Lewat kain blus yang dikenakan Mbak Yani kuusap- usap ujung payudaranya yang begitu menggiurkan itu. Badan Mbak Yani mulai bergerak menggelinjang.

“ Uuuhh.. Mbak..” Saya mendesah dikala merasakan terdapat jamahan yang mendarat di selangkanganku.

Penisku juga meningkat mengencang akibat sentuhan tangan Mbak Yani ini, membuatku bagian selangkangan celana panjangku nampak begitu menonjol. Mbak Yani pula merasakannya, buatnya terus menjadi bernafsu meremas- remas penisku itu dari balik celana panjangku. Nafsu birahi yang menggelora nampaknya terus menjadi menenggelamkan kami berdua, sehingga membuat kami melupakan ikatan kami bagaikan guru- murid.

“ Aaauuhh.. Bud.. Uuuh..” Mbak Yani mendesis- desis dengan Yanirnya sebab remasan- remasan tanganku di payudaranya bukannya menyudahi, malah terus menjadi menggila. Matanya terpejam merasa kenikmatan yang begitu menghebat.

Tanganku mulai membuka satu persatu kancing blus Mbak Yani dari yang sangat atas sampai kancing terakhir. Kemudian Mbak Yani sendiri yang menanggalkan blus yang dikenakannya itu. Saya terpana sesaat memandang badan guru sekolahku itu yang putih serta lembut dengan payudaranya yang membulat serta bertengger dengan begitu indahnya di dadanya yang masih tertutup beha katun bercorak krem kekuningan. Namun saya lekas tersadar, kalau panorama alam amboi di hadapannya itu memanglah ada untukku, terlepas itu kepunyaan guru sekolahku sendiri.

Tidak mau membuang- buang waktu, bibirku menyudahi menciumi bibir Mbak Yani serta mulai bergerak ke dasar. Kucium serta kujilati leher jenjang Mbak Yani, buatnya menggerinjal- gerinjal sembari merintih kecil. Sedangkan itu, tanganku kuselipkan ke balik beha Mbak Yani sehingga menungkupi segala permukaan buah dada sebelah kanannya. Puting susunya yang besar serta mulai membeku begitu menggelitik telapak tanganku. Lekas kuelus- elus puting susu yang indah itu dengan telapak tanganku. Kepala Mbak Yani tersentak menghadap ke atas sembari memejamkan matanya. Tidak puas dengan itu, bunda jari serta telunjukku memilin- milin puting susu Mbak Yani yang langsung saja jadi sangat keras. Memanglah baru kali ini saya menggeluti badan indah seseorang perempuan. Tetapi memanglah insting kelelakianku membuatku seakan- akan telah mahir melaksanakannya.





“ Uhh.. Hmm ahh..” Mbak Yani tidak bisa menahan desahan- desahan nafsunya.

Seluruh gelitikan jari- jemariku yang dialami oleh buah dada serta puting susunya dengan bertubi- tubi, membuat nafsu birahinya terus menjadi membulak- bulak.

Kupegang tali pengikat beha Mbak Yani kemudian kuturunkan ke dasar. Setelah itu beha itu kupelorotkan ke dasar hingga ke perut Mbak Yani. Puting susu Mbak Yani yang telah begitu membeku itu langsung mencelat serta mencuat dengan indahnya di depanku. Saya langsung saja melahap puting susu yang sangat menggiurkan itu. Kusedot- sedot puting susu Mbak Yani. Poker Duit Asli Kuingat masa kecilku dahulu dikala masih menyusu pada buah dada ibuku. Kelainannya, pasti saja buah dada guru sekolahku ini belum bisa menghasilkan air susu. Mbak Yani menggeliat- geliat akibat rasa nikmat yang begitu menyerang kalbunya. Lidahku dengan mahirnya, tidak ayal menggelitiki puting susunya sehingga pentil yang sensitif itu melenting ke kiri serta ke kanan terserang hajaran lidahku.

“ Oooh. Buud’ desahan Mbak Yani terus menjadi lama meningkat keras. Untung saja rumahnya lagi hening serta posisinya memanglah agak berjauhan dari rumah yang sangat dekat, sehingga tidak bisa jadi terdapat orang yang mencermatinya.

Belum puas dengan buah dada serta puting susu Mbak Yani yang sebelah kiri, yang telah basah berlumuran air liurku, mulutku saat ini pindah memasuki bukit membusung sebelah kanan. Apa yang kuperbuat pada belahan indah sebelah kiri tadi, kuperbuat pula pada yang sebelah kanan ini. Buah dada sebelah kanan kepunyaan guru sekolahku yang membulat indah itu tidak luput menerima jelajahan mulutku dengan lidahnya yang bergerak- gerak dengan Yanirnya. Kukulum ujung buah dada Mbak Yani. Kemudian kujilati serta kugelitiki puting susunya yang besar. Puting susu itu pula sama melenting ke kiri serta ke kanan, semacam halnya puting susu payudaranya yang sebelah kiri tadi. Mbak Yani juga terus menjadi merintih- rintih sebab merasakan geli serta nikmat yang menggila berbaur jadi satu padu. Semacam tengah minum soft drink dengan mengenakan sedotan plastik, kuseruput puting susu guru sekolahku itu.

“ Aaahh.. Hmm..” Mbak Yani menjerit panjang.

Lidahku senantiasa tidak henti- hentinya menjilati puting susu Mbak Yani yang telah demikian kerasnya. Sedangkan itu tanganku mulai bergerak ke arah dasar. Kubuka retsleting celana jeans yang Mbak Yani kenakan. Setelah itu dengan sedikit dibantunya sembari senantiasa merem- melek, kutanggalkan celana jeans itu ke dasar sampai ke mata kaki. Badan bagian dasar Mbak Yani saat ini cuma dilindungi oleh selembar celana dalam dengan bahan serta corak yang seragam dengan behanya. Walaupun begitu, senantiasa bisa kulihat corak kehitaman samar- samar di bagian selangkangannya.

Ditunjang oleh nafsu birahi yang terus menjadi menjulang besar, tanpa berpikir panjang lagi, kulepas pula kain salah satunya yang masih menutupi badan Mbak Yani yang memanglah sintal itu. Serta kesimpulannya badan lembut guru sekolahku itu juga terhampar bugil di depanku, siap buat kunikmati.

Tidak ayal, jari tengahku mulai menjamah bibir Miss V Mbak Yani di selangkangannya yang telah mulai ditumbuhi bulu- bulu tipis kehitaman meski belum begitu banyak. Kutelusuri sekujur permukaan bibir Miss V itu secara melingkar berulang- ulang dengan lembutnya. Badan Mbak Yani yang masih terduduk di kursi melengkung ke atas dibuatnya, sehingga payudaranya terus menjadi membusung menjulang besar, yang masih senantiasa dilahap oleh mulut serta bibirku dengan tanpa henti.

“ Ooohh..

Jari tengahku itu menyudahi pada gundukan daging kecil bercorak kemerahan yang terletak di bibir Miss V Mbak Yani yang mulai dibasahi cairan- cairan bening. Mula- mula kuusap- usap daging kecil yang bernama klitoris ini dengan lambat- laun. Lama- kelamaan kunaikkan temponya, sehingga usapan- usapan tersebut saat ini telah jadi gelitikan, apalagi tidak lama setelah itu meningkat lagi intensitasnya jadi sentilan. Klitoris Mbak Yani yang meningkat merah akibat sentuhan jariku yang bagaikan telah handal, membuat badan pemiliknya itu terus menjadi menggerinjal- gerinjal tidak pasti arahnya.

Memandang Mbak Yani yang nampak terus menjadi memicu, saya menaikkan kecepatan gelitikanku pada klitorisnya. Serta dampaknya, klitoris Mbak Yani mulai membesar. Sedangkan vaginanya juga terus menjadi dibanjiri oleh cairan- cairan kenikmatan yang terus mengalir dari dalam lubang keramat yang masih kecil itu.

Puas menjelajahi klitoris Mbak Yani, jari tengahku mulai merangsek masuk lambat- laun ke dalam Miss V guru sekolahku itu. Setahap demi setahap kumasukkan jariku ke dalam vaginanya. Mula- mula sebatas ruas jari yang awal. Dengan sulit payah memanglah, karena Miss V Mbak Yani memanglah masih teramat kecil. Setelah itu lambat- laun jariku kutusukkan lebih dalam lagi. Pada dikala separuh jariku telah amblas ke dalam Miss V Mbak Yani, terasa terdapat hambatan. Semacam terdapatnya selaput yang lumayan lentur.

“ Hmm.. Bud..”

Mbak Yani merintih kecil seraya meringis semacam menahan rasa sakit. Dikala itu pula, saya langsung siuman, kalau yang membatasi penetrasi jari tengahku ke dalam Miss V Mbak Yani merupakan selaput daranya yang masih utuh. Nyatanya guru sekolahku salah satunya itu masih perawan. Baru saya ketahui, nyatanya sebandel- bandelnya Mbak Yani, nyatanya guru sekolahku itu masih mampu memelihara kehormatannya. Saya sedikit salut padanya. Serta buat menghargainya, saya memutuskan tidak hendak melanjutkan perbuatanku itu.

“ Bud.. Jangan menyudahi..” tanya Mbak Yani dengan napas terengah- engah.

“ Mbak, Mbak kan masih perawan. Nanti jika saya terusin kan Mbak dapat..”

Mbak Yani malah menjulurkan tangannya mencapai selangkanganku. Begitu tangannya memegang ujung penisku yang masih terdapat di dalam celana pendek yang kupakai, penisku yang sebelumnya telah mengecil, sontak langsung bergerak membeku kembali. Nyatanya sentuhan lembut tangannya itu sukses membuatku terangsang kembali, membuatku tidak bisa membantah apapun lagi, apalagi saya semacam melupakan apa- apa yang kukatakan barusan.

Dengan sedini kilat, Mbak Yani memegang kolor celana pendekku itu, kemudian dengan sigap pula celanaku itu dilucutinya sebatas lutut. Yang tersisa cuma celana dalamku. Mata Mbak Yani nampak berbinar- binar melihat onggokan yang lumayan besar di selangkanganku. Diremas- remasnya penisku dengan tangannya, membuat penisku itu terus menjadi meningkat keras serta meningkat panjang. Kutaksir panjangnya saat ini telah meningkat 2 kali lipat semula. Bukan main! Seluruh ini akibat rangsangan yang kuterima dari guru sekolahku itu sedemikian hebatnya.

“ Mbak.. Saya buka dahulu ya,” tanyaku sembari menanggalkan celana dalamku.

Penisku yang telah begitu tegangnya semacam meloncat keluar begitu penutupnya terlepas.

“ Aw!” Mbak Yani menjerit kaget memandang penisku yang begitu menjulang serta siap tempur.

Tetapi setelah itu dia mencapai penisku itu serta lambat- laun dia menggosok- gosok batang‘ meriam’- ku itu, sehingga membuat otot- otot yang mengitarinya meningkat jelas nampak serta batang penisku itu juga jadi laksana tonggak yang kuat serta siap menghujam siapa saja yang menghalanginya. Setelah itu Mbak Yani menarik penisku serta membimbingnya mengarah selangkangannya sendiri. Diarahkannya penisku itu pas ke arah lubang vaginanya.

Sekilas, saya semacam siuman. Astaga! Mbak Yani kan guru sekolahku sendiri! Apa jadinya nanti bila saya hingga menyetubuhinya? Apa kata orang- orang nanti mengenali saya berhubungan seks dengan guru sekolahku sendiri? Kesimpulannya saya memutuskan tidak hendak melaksanakan penetrasi lebih jauh ke dalam Miss V Mbak Yani. Kutempelkan ujung penisku ke bibir Miss V Mbak Yani, kemudian kuputar- putar mengelilingi bibir gua tersebut. Mbak Yani menggerinjal- gerinjal merasakan sensasi yang demikian hebatnya dan tidak terdapat duanya di dunia ini.

“ Aaahh.. Uuuhh..” Mbak Yani mendesah- desah dengan Yanirnya sewaktu saya terencana menyentuhkan penisku pada klitorisnya yang kemerahan serta saat ini kembali membesar.

Sedangkan bibirku masih belum puas- puasnya berpetualang di buah dada Mbak Yani itu dengan puting susunya yang menggairahkan. Nampak buah dada guru sekolahku itu serta wilayah sekitarnya basah kuyup terserang jilatan serta lumatanku yang begitu merajalela, sehingga nampak mengkilap.

Saya lambat- laun mulai memasukkan batang penisku ke dalam lubang Miss V Mbak Yani. Terencana saya tidak ingin langsung menusukkannya. Karena bila hingga kebablasan, bukan tidak bisa jadi bisa mengoyak selaput daranya. Saya tidak ingin melaksanakan perbuatan itu, karena bagaimanapun pula Mbak Yani merupakan guru sekolahku, darah dagingku sendiri!

Mbak Yani mengejan kala kusodokkan penisku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Sewaktu kira- kira penisku amblas nyaris setengahnya, ujung‘ tonggak’- ku itu nyatanya sudah tertahan oleh selaput dara Mbak Yani, sehingga membuatku menghentikan hujaman penisku itu. Lekas saja kutarik penisku lambat- laun dari liang surgawi kepunyaan guru sekolahku itu. Gesekan- gesekan yang terjalin antara batang penisku dengan bilik lorong Miss V Mbak Yani membuatku meringis- ringis menahan rasa nikmat yang yang tidak terhingga. Baru kali ini saya merasakan sensasi semacam ini. Kemudian, kembali kutusukkan penisku ke dalam Miss V Mbak Yani hingga sebatas selaput daranya lagi serta kutarik lagi hingga nyaris keluar seluruhnya.

Begitu terus kulakukan berulang- ulang memasukkan serta menghasilkan separuh batang penisku ke dalam Miss V Mbak Yani. Serta temponya juga terus menjadi lama terus menjadi kupercepat. Gesekan- gesekan batang penisku dengan Yaning Miss V Mbak Yani terus menjadi merajalela. Rasanya tidak terdapat lagi di dunia ini yang bisa menandingi kenikmatan yang lagi kurasakan dalam game cintaku dengan guru sekolahku sendiri ini. Kenikmatan yang awal dengan kenikmatan selanjutnya, disambung dengan kenikmatan berikutnya lagi, silih susul- menyusul tanpa henti.

Tampaknya setan mulai menggila di otakku bersamaan dengan keseriusan gesekan- gesekan yang terjalin di dalam Miss V Mbak Yani yang terus menjadi besar. Kenikmatan tiada taranya yang serasa tidak kesudahan, apalagi terus menjadi menggila membuat saya serta Mbak Yani jadi kurang ingat segala- galanya. Saya juga melupakan seluruh komitmenku tadi.

Dalam sesuatu kali dikala penisku tengah menyodok Miss V Mbak Yani, saya tidak menghentikan hujamanku itu sebatas selaput daranya semacam biasa, tetapi malah meneruskannya dengan lumayan keras serta kilat, sehingga batang penisku amblas seluruhnya dalam Miss V Mbak Yani. Vaginanya yang amat kecil itu berdenyut- denyut menjepit batang penisku yang tenggelam seluruhnya.

Mbak Yani menjerit lumayan keras kesakitan. Namun saya tidak menghiraukannya. Kebalikannya saya terus menjadi bernafsu buat memompa penisku itu terus menjadi dalam serta terus menjadi kilat lagi penetrasi di dalam Miss V Mbak Yani. Tampaknya rasa sakit yang dirasakan guru sekolahku itu tidak membuat saya mengurungkan perbuatan setanku. Apalagi genjotan penisku ke dalam lubang vaginanya terus menjadi merajalela. Kurasakan, terus menjadi kilat saya memompa penisku, terus menjadi hebat pula gesekan- gesekan yang terjalin antara batang penisku itu dengan bilik Miss V Mbak Yani, serta terus menjadi tiada tandingannya kenikmatan yang kurasakan.

Hujaman- hujaman penisku ke dalam Miss V Mbak Yani selalu terjalin sambung- menyambung. Apalagi tambah lama meningkat besar temponya. Mbak Yani tidak mampu berbuat apa- apa lagi kecuali cuma menjerit- jerit tidak karuan. Rupa- rupanya setan sudah memahami jiwa kami berdua, sehingga kami terhanyut dalam perbuatan yang tidak sepantasnya dicoba oleh 2 guru serta murid.

“ Aaah.. Budi.. Aaahh..” Mbak Yani menjerit panjang.

Tampaknya dia telah seakan- akan terbang melayang hingga langit ketujuh. Matanya terpejam sedangkan badannya bergetar serta menggelinjang keras. Peluh mulai membasahi badan kami berdua. Kutahu, guru sekolahku itu telah nyaris menggapai orgasme. Tetapi saya tidak mempedulikannya. Saya sendiri belum merasakan apa- apa. Serta lenguhan dan jeritan Mbak Yani terus menjadi membuat tusukan- tusukan penisku ke dalam vaginanya meningkat merajalela lagi. Mbak Yani juga meningkat keras jeritan- jeritannya. Pokoknya atmosfer dikala itu telah gaduh sekali. Seluruh berbagai lenguhan, desahan, ditambah dengan jeritan berpadu jadi satu.

Kesimpulannya kurasakan suatu nyaris meluap keluar dari dalam penisku. Namun ini tidak membuatku menghentikan penetrasiku pada Miss V Mbak Yani. Tempo genjotan- genjotan penisku pula tidak kukurangi. Serta kesimpulannya sehabis rasanya saya tidak mampu menahan orgasmeku, kutarik penisku dari dalam Miss V Mbak Yani sedini kilat. Setelah itu dengan tempo yang besar, kugosok- gosok batang penisku itu dengan tanganku. Tidak lama setelah itu, cairan- cairan kental bercorak putih bagaikan seperti senapan mesin bermuncratan dari ujung penisku. Sebagian menimpa muka Mbak Yani. Terdapat pula yang menimpa buah dada serta bagian badannya yang lain. Apalagi celaka! Terdapat pula yang belepotan di jok kursi yang diduduki Mbak Yani.

Tidak lama setelah itu, kami silih mengejang- ngejang ke puncak kepuasan bersama sampai kehilangan tenaga. Saya terhempas ke atas kursi di samping Mbak Yani. Badan kami berdua telah bermandikan keringat dari ujung rambut ke ujung kaki. 



HAWAIPOKER | AGENPOKER | BANDARQ | DOMINO99 | JUDI POKER | BANDAR POKER | CAPSASUSUN | JUDI ONLINE | POKER | CEME | AGEN JUDI ONLINE | SAKONG | QQ | AGEN DOMINO

Posting Komentar

0 Komentar