Ticker

6/recent/ticker-posts

Genit Sang Penjual DVD



INDO SEX ASIA -   Perkenalkan namaku Wawan. Umurku 23 tahun, serta saya merupakan mahasiswa tingkatan akhir suatu PTS di Jakarta. Dikala ini saya tinggal menuntaskan skripsi, namun hingga saat ini masih belum selesaiselesai pula. Bisa jadi sebab saya dikala ini sangat fokus pada bisnis wiraswastaku. Hasilnya sangat cukup sih, jadi membuatku agak mengabaikan skripsiku itu.


Namun saya bernazar buat mulai mengerjakannya lagi di tengah2 banyak aktivitas mengerjakan proyekproyek bisnisku. Bangga pula apabila memiliki gelar nanti, serta terlebih perihal itu dapat membuat orang tuaku bahagia.


Sejak saya tahu dengan Tante Sonya, semacam kuceritakan dahulu di Beli Mobil Berbonus Sex, saya jadi ketagihan bermain sex. Saya senantiasa memikirkan perihal itu, paling utama apabila sehabis sebagian hari tidak terdapat penyaluran. Memanglah saya memiliki pacar, namun dengan Monika pacarku itu, saya cuma bercumbu saja serta tidak hingga berhubungan lebih jauh. Ia memanglah mau mempertahankan mahkotanya hingga menikah nanti.


Berhubung saat ini saya telah memiliki pemasukan, saya dapat memakainya sebagian selaku bayaran kenakalanku. Kadangkala saya serta temanku berangkat hunting ABGABG yang kerap nangkring di mall ataupun tempat nangkring yang lain. Cuma saja saya lebih suka jika mengencani Tante2 yang kesepian, tidak hanya banyak pengalaman, pula leluasa resiko dari PMS.

“Raih Keberuntunganmu dengan bermain 633DOMINO, games kartu online dengan menggunakan uang asli, terdiri permainan Capsa, Poker, Kiyu-kiyu, Sakong dan lain-lain. Dapatkan Jackpot hingga ratusan juta rupiah.”


Saya pula masih kerap berhubungan dengan Tante Sonya, serta pula temantemannya. Memanglah Tante Sonya ini memperkenalkanku dengan sebagian temannya yang kesepian. Bisa jadi lain kali saya hendak menggambarkan pengalaman nikmatku dengan mereka, namun dikala ini saya mau menggambarkan peristiwa lain sebagian hari yang kemudian.


Malam itu saya lagi suntuk di tempat kosku. Saya butuh refreshing sehabis mengerjakan salah satu proyek pesanan klienku. Kutelepon Monika buat kuajak nonton, namun nyatanya ia bilang kalau ia lagi padat jadwal mengerjakan tugas kuliahnya yang telah mendekati deadline.


Kesimpulannya kuputuskan saja buat membeli DVD sekaligus santapan buat malam nanti. Di dekat tempat kosku, memanglah ada penjual DVD bajakan. Telah kerap saya beli DVD di tempat itu, malahan saya telah tahu lumayan dekat dengan penjualnya. Kadangkala dikala saya beli DVD, duit kembaliannya saya beri buat ia. Usianya dekat 25 tahunan serta berbodi seksi. Namanya Sinta, serta orangnya memanglah agak centil. Jika dilihat sekilas, terdapat miripnya dengan Della Puspita. Tidak mirip sekali sih, tetapi cukup menawan. Cuma bodinya jauh lebih seksi bila dibanding aktris sinetron itu.





Hai.. Mbak. Terdapat film baru tidak? tanyaku sehabis hingga di tempatnya berjualan.


Terdapat Wan.. Nih seleksi aja sendiri katanya sembari menyodorkan setumpuk DVD. Kulihat DVD tersebut satu persatu. Terdapat sebagian yang menarik, semacam The Terminalnya Tom Hanks serta Collateralnya Tom Cruise.


Mbak, dicoba dahulu dong kataku sembari menyerahkan kedua DVD itu padanya.


Mbak Sinta juga setelah itu berupaya DVD itu di playernya. Kuperhatikan malam itu ia nampak seksi sekali, dengan Tshirt ketat yang menonjolkan keelokan payudaranya. Badannya nampak padat berisi, dengan rok mini dari bahan jeans yang terus menjadi menaikkan keseksiannya.


Ya udah deh.. Aku ambil Mbak


Lagi sendirian nih Wan? Tidak berangkat sama pacar? tanyanya.


Iya Mbak. Lagi suntuk nih, makanya aku beli DVD sahutku.


Ingin yang lebih seru tidak? tanyanya lagi sembari tersenyum centil.


Boleh. jawabku.


Ia juga kemudian mengambil bungkusan plastik gelap dari balik lacinya, serta menyerahkannya padaku. Kulihat isinya, nyatanya DVD porno.


Wah.. Jika beli ini nontonnya tidak dapat sendirian nih pancingku.


Emang butuh Mbak temenin? godanya.


Siapa khawatir.. Bener nih? tanyaku. Saya bahagia sekali mencermatinya. Saya merasakan penisku telah mulai tegang membayangkan nikmatnya badan Mbak Sinta.


Tetapi nanti ya Wan.. Satu jam lagi saya off. Jemput aja saya nanti


Kesimpulannya sehabis janjian serta membayar DVD yang kuambil, 2 DVD biasa serta satu DVD porno, saya juga berangkat dulu buat makan malam sembari menunggu Mbak Sinta kembali. Saya berangkat ke restoran fast food yang terletak tidak jauh dari tempat penjualan DVD itu. Tidak tabah saya menunggu satu jam lagi..


Pendek cerita, Mbak Sinta sudah terletak dalam mobilku. Saya juga memacu mobil kembali ke tempat kosku.


Ih.. Kok ngebut sih Wan? Udah pengen ya? godanya centil.


Iya nih Mbak.. Wawan udah pengen diajarin Mbak sahutku asal.


Ah.. Tentu kau udah pinter kan.. jawabnya sembari menyilangkan kakinya. Paha mulusnya kian menaikkan gairahku.


Kalian jika main kokoh berapa lama Wan? Jangan cepet lho.. Puasin Mbak dahulu ya? tanyanya lagi centil.


Iya tentu Mbak puas deh..


Habis tunangan Mbak jika main cepet banget.. katanya lagi. Pantas jadi centil begini, pikirku.


Sesampainya di tempat kosku, saya langsung masuk ke kamarku bersama Mbak Sinta. Memanglah di tempat kosku ini, kamarku agak terpencil sampai leluasa saja bawa siapa juga masuk ke tempat kosku ini.


Kunyalakan AC serta TVku. Lekas kupilih DVD porno yang bertajuk Sporty Babes 2′ serta kunyalakan DVD playerku. Saya juga setelah itu beranjak mengarah ranjang dimana Mbak Sinta sudah menunggu. Kami setelah itu menikmati tontonan seru itu. Di layar Televisi nampak seseorang wanita bule menawan lagi disetubuhi di tempat game bowling. Desahan suara wanita itu begitu menggairahkan. Nampak lawan mainnya sangat menikmati keelokan badan wanita itu dikala menyetubuhi sembari menghisapi payudaranya.


Napas Mbak Sinta telah memberat di sebelahku. Tangannya mulai meremasi tanganku. Kupalingkan wajahku menatapnya, serta Mbak Sinta langsung melumat bibirku. Diciuminya saya dengan penuh gairah. Lidahnya mulai menerobos masuk ke dalam rongga mulutku, yang setelah itu kuhisap gemas. Tanganku juga mulai meremasi payudaranya yang kenyal dari balik Tshirtnya yang ketat.


Sebentar.. Mbak buka dahulu ya katanya sembari membebaskan Tshirt putih yang dipakainya. Tampaklah payudaranya yang besar dibungkus BH bercorak krem. Puting payudaranya nampak menonjol di balik kain BHnya itu.


Mari kalian yang buka BHnya Wan ucapnya menggoda.


Tanganku langsung membuka kaitan BH di punggungnya. Kemudian kuturunkan tali penyangga dari pundaknya, serta terpampanglah buah dada Mbak Sinta di depanku. Buah dada yang ranum serta besar, dengan putingnya yang menonjol menantang. Kuusapusap serta kupilin lama- lama puting buah dada Mbak Sinta yang manis ini, sembari setelah itu kuciumi lagi bibirnya.


Mari Wan, tunggu apa lagi. Isap susu Mbak dong pintanya. Sembari mengatakan demikian, tangan Mbak Sinta agak memencet kepalaku ke dasar mengarah dadanya. Tanpa menunda waktu lagi kujilati segala permukaan payudaranya.


Ohh.. lenguh Mbak Sinta kala lidahku menimpa putingnya yang sudah menonjol keras.


Erangannya terus menjadi jadi kala kuhisap putingnya sembari sesekali kugigit lama- lama. Sedangkan saya menghisapi payudaranya yang sebelah kiri, tanganku mempermainkan buah dada yang sebelahnya. Tangan Mbak Sinta mengusapusap rambutku sembari terus mengerang nikmat.


Iya Wan.. Bener gitu.. Aduh.. Lezat.. Oh.. erang Mbak Sinta sembari meliukliukkan tubuhnya. Saya juga terus menjadi bernafsu menghisapi serta menjilati payudaranya yang kenyal itu.


Kulirik layar Televisi, serta di layar terpampang adegan dimana seseorang wanita bule berambut pirang lagi dijilati vaginanya di atas suatu meja billiard. Erangan wanita tersebut dari suara Televisi bercampur dengan suara lenguhan Mbak Sinta yang lagi kulahap payudaranya.


Mari Wan.. Mbak ajari semacam itu ucapnya sembari menarik rambutku serta menunjuk ke layar Televisi. Setelah itu didorongnya pundakku mengarah ke arah dasar.


Cepet buka celana Mbak katanya lagi.


Saya juga setelah itu mengangkut rok jeans mininya serta tampaklah celana dalam warna krem berenda yang dipakainya. Kubuka celana dalam itu, serta tampaklah liang kewanitaannya dengan rambut yang tercukur apik. Tangan Mbak Sinta mengeluselus kemaluannya sendiri, sembari matanya menatapku centil.


Mari Wan. Mbak pengen ngerasain jilatanmu di mari katanya lagi sembari tangannya masih padat jadwal mengusapusap vaginanya.


Kudekatkan kepalaku ke liang kewanitaannya, serta kujulurkan lidahku. Lama- lama kujilati vaginanya. Badan Mbak Sinta menggelinjang hebat kala itu, sembari mulutnya mengerang serta meracau nikmat.


Ohh.. Wan.. Ya.. Jilati terus Wan.. Lezat.. Ohh…


Sembari melenguh, tangannya memencet kepalaku ke selangkangannya, serta akupun dengan penuh gairah menikmati liang Miss V Mbak menawan ini. Erangannya terus menjadi keras serta badannya meliukliuk liar kala saya menghisapi klitorisnya.


Terus Wan.. Oh.. Oh.. sembari mengerang Mbak Sinta meremasremasi payudaranya sendiri.


Mari Wan, kalian tidur di mari katanya sembari bangkit dari ranjang.


Mbak ajari posisi yang lebih enak


Saya juga patuh serta tidur telentang di ranjang. Sedangkan kulihat sekilas di Televisi, sang wanita bule menawan lagi disetubuhi secara doggy gaya di atas meja billiard. Erangan suara dari Televisi menaikkan erotis atmosfer di dalam kamarku. Mbak Sinta setelah itu naik ke atas wajahku. Diturunkannya badannya, sehingga liang kewanitaannya pas terletak di atas mulutku. Kujulurkan lidah, serta Mbak Sinta setelah itu menggoyanggoyangkan pantatnya di atas wajahku. Erangan Mbak Sinta kembali bersaing dengan erangan dari DVD porno di Televisi.





Oh.. Oh.. erang Mbak Sinta sembari pantatnya terus bergoyanggoyang mencari kepuasan.


Kujilat serta kuciumi dengan penuh gairah Miss V Mbak manis ini. Tangan Mbak Sinta memegang pinggiran ranjang di atas kepalaku, sedangkan badannya terus bergoyang mencari kepuasan birahi. Sebagian lama setelah itu, goyangan pantat Mbak Sinta terus menjadi jadi.


Oh.. Wan.. Mbak nyaris hingga.. Ohh.. lenguhnya panjang. Badannya mengencang, serta dikala itu banyak cairan nikmat keluar dari vaginanya. Kuhisap habis cairan kewanitaan itu, serta tidak lama Mbak Sinta juga menjatuhkan badannya di sebelahku.


Kalian hebat Wan.. Dengan Mas Joko belum sempat saya orgasme semacam tadi katanya sembari tangannya mengusapusap dadaku.


Mbak rehat sebentar ya katanya lagi.


Sesungguhnya nafsuku telah memuncak, namun saya tidak ingin memforsir Mbak seksi ini buat melayaniku dikala itu pula. Kami juga kemudian kembali menyaksikan DVD porno yang masih terpampang di layar Televisi. Di layar nampak saat ini seseorang wanita bule berambut pirang lagi bermain tenis dengan seseorang laki- laki. Sehabis bermain, mereka istirahat serta mulai bercumbu. Sang wanita bule tersebut kemudian membuka celana sang laki- laki serta nampak kaget memandang dimensi penisnya yang besar.


Oh.. my god.. I love it.. So big desah sang wanita saat sebelum memasukkan penis itu ke dalam mulutnya.


Nampak gairah Mbak Sinta kembali bangkit memandang adegan itu.


Punyamu besar begitu tidak Wan? tanyanya sembari tangannya mulai meraba kemaluanku.


Cukup deh Mbak. Memanglah Mbak suka yang besar ya?


Iya. Terus menjadi besar Mbak terus menjadi suka jawabnya centil.


Ya udah Mbak amati aja sendiri kataku.


Mbak Sinta tersenyum serta mulai membuka celana panjangku.


Ih.. Besar pula punyamu Wan. Hingga celananya tidak lumayan tuh


Memanglah sebab nafsuku telah memuncak, kepala penisku nampak mencuat keluar tidak tertampung celana dalamku. Mbak Sinta tidak tabah membuka celana dalamku. Tangannya setelah itu mengocok lama- lama senjata kelelakianku itu.


Ih.. Keras banget.. Mbak suka kontol yang seperti ini. Besar, panjang, serta keras. Tentu wanita kalian puas ya. katanya lirih.


Wajah Mbak Sinta setelah itu mendekati selangkanganku. Hembusan nafasnya terasa hangat di kulit kemaluanku kala ia mengamati penisku dengan pemikiran gemas. Rasa nikmat yang luar biasa menjalar tubuhku kala lidah Mbak Sinta yang menawan ini mulai menari di kepala penisku. Dijilatinya kepala penisku berikut batangnya. Sehabis itu dengan rakus dikulumnya batang kemaluanku. Srrpp.. Srpp.. Bunyi itu yang terdengar kala Mbak Sinta memajumundurkan kepalanya menghisapi penisku.


Ahh.. Kontolmu lezat Wan.. Mbak suka.. Hmm desah Mbak Sinta kala ia menghentikan kulumannya buat menjilati batang kemaluanku.


Sesaat setelah itu, penisku kembali menyesaki mulutnya yang haus kejantanan lelaki itu. Sedangkan mulutnya menikmati kejantananku, tangan Mbak Sinta mengeluselus buah zakarku. Saya tidak kuasa lagi buat menahan erangan nikmatku. Tanganku juga meremasremas rambut Mbak Sinta gemas.


Mbak Sinta terus menjadi kilat menghisapi penisku. Kadangkala mulutnya dimiringkan, sehingga penisku membuat pipinya nampak menggelembung. Tangannya juga terus menjadi kilat mengocok batang kemaluanku. Setelah itu dikeluarkannya penisku dari mulutnya, serta kembali dijilatinya segala permukaan penisku sembari tangannya menguruturut buah zakarku.


Keluarin di mulut Mbak Wan.. Mbak pengen minum spermamu.. katanya dengan nada memerintah.


Saya pasti tidak menolak perintahnya. Memanglah saya telah tidak tahan lagi. Sembari mengerang nikmat, saya juga hadapi ejakulasi. Dikala itu, Mbak Sinta malah kembali mengulumi kemaluanku, sehingga spermaku juga masuk ke dalam mulutnya. Mbak Sinta setelah itu menjilati kemaluanku hingga bersih.


Lezat Wan..? tanyanya sembari menjilati spermaku di sudut bibirnya.


Lezat Mbak.. jawabku lemas.


Kami juga kemudian kembali istirahat sembari menyaksikan siaran DVD. Kali ini dilayar nampak seseorang wanita ABG bule berambut coklat lagi belajar memancing. Tidak lama wanita itu telah bercumbu dengan pelatihnya. Sang wanita ABG menaiki badan lawan mainnya, serta mulai memompa badannya naik turun. Sedangkan sang aktor, seseorang lelaki separuh baya, meremasi buah dada wanita tersebut yang bergelantungan indah. Adegan persetubuhan kemudian dilanjutkan dengan style doggy gaya. Tidak lama kami juga kembali terangsang.


Wan.. Mbak pengen semacam itu. Mbak pengen ngerasain ngentotin kontolmu. Tentu lebih lezat daripada punyanya Mas Joko katanya sembari meraba kemaluanku serta mulai menciumi bibirku.


Mbak Sinta membebaskan rok mininya yang masih tersisa, kemudian menaiki tubuhku serta memusatkan kemaluanku pada lubang kewanitaannya.


Ohh.. desahnya dikala penisku mulai menerobos liang vaginanya.


Ia juga mulai memompa kemaluanku naik turun. Terkadang ia juga mengoyanggoyangkan pantatnya ke kiri serta ke kanan. Suara deritan ranjang, erangan Mbak Sinta, dan erangan suara dari DVD penuhi kamar kosku. Meski AC kamar sudah dinyalakan, senantiasa saja badan kami berkeringat. Tetesan peluh itu mengalir dari wajah Mbak Sinta membasahi payudaranya. Saya lekas membuka Tshirt yang masih saya gunakan, mau memamerkan tubuhku yang tekun kupahat di gym. Sedangkan itu, Mbak Sinta terus bergoyang menikmati kejantananku. Tanganku tidak ketinggalan meremasi payudaranya yang kenyal. Lumayan lama kami bersetubuh dengan style ini.


Mari Wan.. Saat ini Mbak pengen dientotin dari balik katanya sehabis ia keluar buat yang kedua kalinya, sembari bangkit dari tubuhku. Ia setelah itu menungging sembari tangannya memegang ujung ranjang. Saya juga lekas memasukkan penisku kembali ke dalam vaginanya.


Ohh.. Lezat Wan.. Terus Wan.. Ohh.. Yang kilat.. Ohh desah Mbak Sinta dikala kupompa badannya. Tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang menggemaskan. Terkadang kuremas pula pantatnya yang bundar padat menantang.


Mari Wan.. Mbak nyaris hingga.. Terus wan.. Oh.. Ohh.. Ohh..


Badan Mbak Sinta kembali mengejang, kemudian rebah lemas di atas ranjang. Kali ini saya tidak ingin lagi menggantung. Kubalikkan tubuh Mbak Sinta serta kuarahkan penisku kembali ke liang vaginanya yang sudah licin oleh cairan orgasmenya. Kugenjot badan Mbak yang seksi ini dengan style missionary.


Eh.. Eh.. demikian erangan yang keluar dari mulutnya seirama dengan genjotan tubuhku.


Hisapi putingku Mbak kataku.


Mulut Mbak Sinta juga setelah itu menghisapi puting dadaku sedangkan saya menggenjot badannya. Tidak lama Mbak Sinta juga keluar buat yang ketiga kalinya, serta saya memberikannya peluang sessat buat istirahat. Kemudian kuminta lagi berubah posisi. Masih di atas ranjang, kubuka kakinya yang indah itu lebarlebar, kemudian kutumpangkan ke bahu bidangku. Kemudian dengan dituntun tangannya, kudorong penisku masuk kembali ke liang surganya, serta mulai kupompa ia semacam tadi. Gerakan pompaanku terus menjadi keras, liar, serta bertenaga bersamaan dengan mulai basahnya kemaluannya.


Dalam posisi ini, saya memegang kakinya eraterat, sedangkan Mbak Sinta asik mengerangerang kenikmatan. Lumayan lama menggenjotnya di posisi ini. Tidak lama saya juga tidak tahan lagi menahan ejakulasiku yang kedua. Wajah menawan Mbak Sinta ditambah dengan erangannya sehabis orgasmenya yang keempat, dan jepitan vaginanya yang nikimat di kelaminku membuatku lekas menggapai puncak.


Saya hingga Mbak.. Ahh jeritku tertahan kala saya menyemburkan spermaku dalam rahimnya.


Kami juga terbaring lemas di atas ranjang. Puas sekali rasanya menyetubuhi Mbak Sinta nan ayu ini. Kunyalakan sebatang rokok untuknya. Kami setelah itu mengobrol serta bercanda sembari berbaring di atas ranjang.


Wan.. Anterin saya kembali ya katanya sehabis ia menghabiskan rokoknya.


Lho.. Udah malam Mbak nanggung. Nginep di mari aja


Wah jangan Wan.. Esok pagi Mas Joko ingin jemput saya berangkat kerja. Saya pula tidak membawa baju ubah jawabnya 




 

Posting Komentar

0 Komentar