Ticker

6/recent/ticker-posts

Diperkosa Oleh Bawahan Suamiku




INDOSEXASIA - Ini merupakan sebagian cerita kehidupan yang kualami, tadinya saya hendak membagikan sedikit cerminan tentang diriku.


Sherla namaku, saya seseorang perempuan yang sudah 26 tahun terletak di dunia ini, saya terlahir dari buah cinta seseorang generasi Pakistan serta Jerman, jadi tidak heran jika saya mewarisi kecantikan ras bangsa aria dengan besar nyaris 170 centimeter serta berat tubuh yang sempurna.


Saya sendiri sangat bersyukur sebab Tuhan membagikan anugerah kecantikan serta kemolekan badan semacam ini, normal saja semasa kuliah dahulu saya kerap jadi rebutan sahabat laki- laki di kampusku.


Saat ini saya sudah jadi Bunda rumah tangga serta saya juga sangat menyayangi pacar yang saat ini jadi suamiku.


Bisa jadi sebab terletak di tempat yang baru dengan atmosfer baru pula yang membuat saya serta suamiku begitu bergairah malam ini.


Memanglah tadi siang kami baru berjalan- jalan di dekat kota buat cuma hanya memahami tempat yang buat sebagian waktu kedepan hendak jadi tempat tinggalku yang baru.


MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI>> HAWAIPOKER <<


Mas Roysuamiku memanglah baru menemukan promosi buat mengetuai cabang industri dimana suamiku bekerja, serta saya memanglah terpaksa turut dengan suamiku pindah ke kota baru ini sebab saya tidak ingin berpisah dengan Mas Roysuamiku.


Telah nyaris setahun perkawinan kami, namun rasanya baru kemarin kami berhadapan dengan penghulu di hadapan sanak keluarga.


Saya sangat menyayangi Mas Roysuamiku serta begitu pula kebalikannya sehingga rasanya kami menikmati bulan madu terus tiap hari meski telah nyaris setahun umur rumah tangga kami. Semacam malam ini meski seharian kami keliling kota Bandung, tetapi rasanya kami tidak merasa letih buat hanya menumpahkan rasa cinta kami yang begitu menggebu.


“ Mari dong Mas, katanya Mas ingin membawa saya terbang malam ini..” Mas Roymemang tidak sempat menolak jika saya telah mulai merajuk semacam itu.“ Iya, sebentar Mas ingin ambil air minum dahulu ya, sayang..”, ucapnya sembari beranjak dari tempat tidur serta bergegas keluar kamar buat mengambil segelas air.





Mas Roymemang biasa mempersiapkan air minum saat sebelum kami melaksanakan ikatan suami istri, katanya supaya tambah tenaga jika nanti ingin ronde kedua.


Sepeninggal Mas Royaku lekas menanggalkan pakaianku sehingga saya saat ini telanjang bundar serta lekas masuk kebalik selimut. Kala Mas Roykembali saya berpura- pura memejamkan kedua mataku.“ Lho, katanya ingin terbang ko malah bobo sih”. Saya diam saja, Mas Royduduk ditepi tempat tidur serta menarik selimutku.


Mas Roysedikit kaget kala mengalami tubuhku yang telah telanjang bundar kala ia menarik serta mencampakkan selimut tersebut ke lantai. Pasti saja apabila melihatku telah semacam ini Mas Royakan lekas menanggalkan pakaiannya serta langsung menerkam badan molekku yang tengah menanti kedatangannya.


“ Hhh.. Ssshh..”. Mulutku mulai menghasilkan suara, tangan Mas Roymulai menelusuri tubuhku, agak tergesa dia memegang 2 bukit kembar yang membubung di dadaku.


Saya terus menjadi memuncak, kali ini usapan lidah Mas Royyang bermain di dadaku. Lama dia mengulum, menjilat serta terkadang menggigit kecil puting susu yang sudah tegak berdiri dengan kokohnya di kedua belah buah dada indahku.


“ Hhh.. Sherla sayang.. mari kita terbang sayang..”. Saya diam serta menanggapi erangan Mas Roydengan perlawanan cumbuan yang terus menjadi panas.


Lama- lama mulut Mas Royturun menjalar mendekati perutku serta terus melewatinya serta kesimpulannya.., sentuhan lidah yang basah kembali kurasakan menyapu organ tubuhku yang sangat sensitif, mulutku mulai meracau entah kemana serta kujepit erat kepala Mas Roydengan kedua paha putihku.


Nyaris tiap kami melaksanakan ikatan tubuh masing- masing dikala itu pula Mas Roymemainkan liang kewanitaanku dengan jilatan serta sapuan- sapuan lidah yang basah, tetapi saya seolah tidak sempat bosan terus saja mau kembali menemukan sensasi yang mengasyikkan itu.


“ Ohh.. Mas.. mari.. Mas saya telah siap.. ak.. saya.. telah basah..”. Saya mulai membuka lebar kedua kakiku menanti aksi Mas Royselanjutnya. Lama- lama Mas Roymulai merayap naik mensejajarkan badannya dengan tubuhku.


“ Sebentar ya sayang.. saya pake ini dahulu”. Mas Roybergerak mengambil bungkusan kecil berisi kondom yang memanglah senantiasa ada di laci tempat tidur kami.“ Sudahlah Mas.. tidak harus pake itu saat ini.. saya udah tidak kokoh nih”“ Iya..


sebentar yaang..!” Dengan sigap Mas Roymemakai kondom dengan tangan kanannya sebaliknya tangan kiri senantiasa tidak lepas dari puting susuku seolah khawatir lepas dari genggamannya.


Memanglah kami senantiasa melaksanakan safe sex buat mengendalikan kelahiran anak kami, Mas Roybelum berkeinginan buat memiliki momongan dikala ini, katanya dia belum siap serta mau mempersiapkan segalanya dahulu buat kanak- kanak kami.


Jika tidak dengan sistem kalender ya dengan mengenakan kondom pada dikala masa produktif memanglah sangat menolong menunda kehamilanku. Saya sendiri kurang bahagia dengan kondisi semacam ini, disamping saya memanglah telah mau memiliki momongan pula sebab rasanya terdapat suatu yang kurang apabila dikala bersetubuh terdapat yang membatasi penyatuan kami meski itu cuma suatu karet tipis.


Meski itu tidak kurangi kenikmatan ikatan sex tetapi terkadang saya senantiasa mau lebih dari apa yang diberikan Mas Rohan. Saya memanglah terkategori perempuan dengan hasrat sex yang begitu besar, terkadang saya baru betul- betul terpuaskan apabila telah menggapai orgasme lebih dari satu ataupun 2 kali.


Saya telah betul- betul basah, kali ini Mas Rohanpun sudah siap merambah dirikuPerlahan dia memusatkan senjatanya ke selangkanganku serta sedikit dibantu dengan goyangan dari pantatku, amblaslah senjata kebanggaan kepunyaan Mas Roydi vaginaku,


walaupun tidak sangat besar tetapi penis ini sudah betul- betul membuatku mabuk kepayang hendak nikmatnya bercinta.“ Ohh..” mataku terpejam, detik selanjutnya kami berpacu silih mengisi satu sama lain dalam hasrat birahi, goyangan serta genjotan diiringi ciuman serta gigitan kecil meng hiasi kamar tidur kami, serta kesimpulannya..


“ Aaa.. All.. Sherlaa..!” sedikit terpekik Mas Roymengejang buat sebagian dikala serta kesimpulannya terkulai lemas diatas tubuhku. Bisa jadi sebab sangat letih sehabis seharian jalan- jalan Mas Roymencapai klimaks terlebih dahulu meninggalkan saya yang tengah berpacu mengejarnya.


Rasanya semacam digantung ditempat yang jauh, saya berupaya mengejar dengan terus menggoyangkan pantatku serta memeluk erat badan Mas Royyang terkulai lemas. Meski kesimpulannya masa klimaks itu tiba pula namun saya senantiasa saja semacam belum betul- betul melayang semacam masa- masa awal kami melaksanakan ikatan sex, ya saya senantiasa mau lebih tetapi saya cuma diam memeluk badan Mas Roy yang masih menindihku.


“ Terima kasih Sherlaku Sayang..”, Mas Roy mengecup telingaku sembari berbisik serta setelah itu tertidur disampingku. Pagi ini terencana Mas Roy mengajakku buat bersama kekantornya serta akupun mau memandang kantor baru Mas Roy sekalian berkenalan dengan para karyawan disitu.


Sesampainya di kantor kami mulai berkenalan dengan para karyawan.“ Rekan- rekan sekaligus inilah pimpinan kita yang baru silakan kamu seluruh berkenalan dengan dia”. Pak Yonas mulai menghadirkan kami kepada para karyawan.


satu persatu kami mulai bersalaman serta silih menghadirkan diri tiap- tiap mulai dari staf manager hingga karyawan tingkat dibawahnya. Sehabis berakhir kegiatan perkenalan kesimpulannya Pak Yonas membuktikan ruangan kantor suamiku, sedikit tentang Pak Yonas ini merupakan wakil pimpnan sedangkan saat sebelum suamiku mengambil alih tugas mengetuai industri ini.


Dia berusia dekat 32 tahun dengan jatah badan begitu sepadan menurutku serta suamiku juga sudah memahami sedikit tentang Pak Yonas sebab dia sempat di tempatkan di kantor pusat bersama suamiku.


“ Ayo silakan Pak, Bu.., ini kantor Ayah yang baru disini”“ Oh.. iya terima kasih Pak Yonas, nah ini Ma, kantor baru Papa”“ Wah bagus pula ya Pa, aku rasa tidak kalah bagus dengan atmosfer yang di kantor pusat”“ Silahkan Pak, sebentar aku tinggal dahulu”“ Iya.. iya silakan” Sehabis Pak Yonas berangkat setelah itu kami masuk ke ruangan kantor yang lumayan lebar dengan seluruh suatu yang tertata apik.


Sebab tidak kikuk saya terencana melepas blazer corak terang yang kukenakan, pagi itu saya mengenakan baju agak sedikit resmi dengan rok selutut serta blouse corak putih tanpa lengan yang cukup tipis kemudian di di tutup dengan blazer, wah anggun sekali saya kelihatannya pagi ini.


Tok.. tok.. tok.. seketika pintu kantor terdengar diketuk dari luar.“ Masuk!” Mas Roy mempersilakan buat lekas masuk.“ Maaf Pak, aku cuma ingin ngasih berkas laporan terakhir cabang di mari Pak”.


Nyatanya Pak Yonas yang masuk serta bawa berkas buat di bagikan kepada suamiku. Pak Yonas agak sedikit kaget kala matanya tertuju ke arahku yang sudah membuka blazer tadi sehingga lengan mulusku nampak jelas serta garis BH ku terpampang sebab tipisnya blous yang kukenakan.


Lama dia menatapku dengan tatapan mata yang tajam membuat saya agak risih serta pasti saja dadaku berdegup kencang.“ Oh iya makasih Pak Yonas”“ Baik Pak aku permisi dahulu”“ Silahkan!”, sehabis Pak Yonas berangkat Mas Roy mendekatiku serta duduk di kursi yang tertata di kantor itu.“


Gimana, Baguskan atmosfer disini?”“ Ya.. cukup ramah pula orang- orangnya, tetapi Pak Yonas itu agak aneh ya Mas”“ Ah, enggak bisa jadi sebab ia baru memandang kalian aja sehingga ia kaya gitu, sesungguhnya di baik serta ramah kan?”“ Iya pula sih Mas..”. Lama saya di kantor Mas Roy sampai dikala makan siang serta kami juga makan bersama sebagian staf manager.


Mas Roy banyak menceritakan paling utama tentang saya, seluruh kebaikanku serta kemanjaan seolah jadi kebanggaan untuk Mas Roy. Setelah itu mereka juga berbagi cerita ringan dekat maslah keluarga serta sehabis kegiatan makan siang berakhir saya diantar kembali oleh Mas Roy kerumah sehabis itu dia kembali ke kantor.


Tidak terasa telah nyaris sebulan kami tinggal di Bandung ini serta akupun terus menjadi betah saja tinggal disini. Nyaris tiap akhir minggu terencana suamiku mengajak sebagian karyawannya buat hanya tamasya bersama bersama keluarga tiap- tiap sehingga terus menjadi memahami satu sama lain.


Cuma Pak Yonas yang senantiasa muncul tanpa didamping keluarga nya sebab memanglah dia belum beristri terlebih memiliki anak, katanya dia belum siap dia buat mengawali keluarga. Nyatanya memanglah Pak Yonas ini orangnya baik serta sangat menghormati Mas Roy serta saya bagaikan sesama rekan sekalian atasannya. Terkadang dia tiba kerumah cuma hanya buat mengobrol dengan kami berdua serta memohon pengalaman berumah tangga katanya.


Pagi itu sehabis Mas Roy


berangkat kekantor, semacam biasa saya mulai beres- beres merapikan rumah sebab saya memamg terencana tidak ingin kala Mas Roy menyuruhku buat cari pembantu. Alasannku sebab saya pula mau memiliki banyak aktivitas serta mengurus suami dengan baik, sehabis membereskan rumah serta memasak buat makan siang saya kemudian bergegas mandi buat mensterilkan tubuhku.


Fresh sekali rasanya guyuran air menyiram tubuhku, lama saya berendam dengan air hangat sembari membayangkan perlakuan Mas Roy kala kami memadu cinta meski akhir- akhir ini memanglah Mas Roy kerap kecapean serta terpaksa meninggalkanku buat tidur lebih dahulu. Sehabis mengeringkan tubuh, kutatap tubuhku didepan kaca kamar mandi, serta akupun tersenyum sendiri memandang kemolekan tubuhku.


Sejoli gumpalan daging yang membusung dengan jatah tidak kurang dari 36b, perut yang ramping serta kaki yang jenjang seluruh itu senantiasa kurawat dengan baik buat saya persembahkan kepada suamiku tercinta.


Saya mulai mengelus bulu- bulu gelap yang berkembang di antara kedua paha mulusku, lekas kuambil gunting kecil buat memangkas bulu- bulu itu yang telah mulai panjang. Saya memanglah senantiasa mencukurnya apabila demikian supaya senantiasa nampak apik, sehabis kubersihkan dengan sabun sirih yang bisa membuat wangi aroma vaginaku kemudian saya mulai menggunakan baju.


Saya menggunakan bluos model‘ U can C’ dengan rok yang agak panjang menutupi lututku. Baru saja kunyalakan Televisi diruang tengah buat memandang telenovela kesayanganku, seketika terdengar suara bel berbunyi ciri terdapat seorang tiba bertamu.


“ Sebentaar..!” Bergegas saya mengarah pintu depan buat membuka pintu, kupikir tumben Mas Roypulang sedini ini buat makan siang.“ Selamat siang Bu..”“ Eh.. Pak Yonas, terdapat apa Pak?” nyatanya tamu itu merupakan Pak Yonas asisten suamiku.“ Anu Bu, Ayah terdapat meeting dengan klien dari jepang siang ini serta Ayah memerlukan berkas yang ketinggalan di rumah, jadi..


aku dimohon Ayah buat mengambilnya kesini”, dengan sopan Pak Yonas mengantarkan iktikad kedatangannya.“ Oh.., hmm tetapi aku tidak ketahui mana berkas yang Ayah butuhkan, soalnya banyak file yang menumpuk di meja Ayah, nanti aku ambil dahulu ya Pak.. ayo silakan duduk dahulu!”“ Oh.. iya Bu, tetapi maaf Bu.. jika boleh aku memohon segelas air, jika enggak merepotkan?”“


Ah enggak kok, sebentar aku ambilkan, silakan duduk dahulu!”, setelah itu saya mengarah dapur serta kembali bawa 2 gelas es sirop ke ruang tamu.“ Silakan diminum Pak, aku ambil berkasnya dahulu ya”“ Iya Bu, Terima kasih”.


Kemudian saya mengarah ruang kerja Mas Roy buat mengambil berkas yang diartikan, tetapi sebab saya tidak ketahui mana berkas yang di iktikad kesimpulannya kubawa seluruh map yang berisi berkas- berkas yang terdapat di meja kerja suamiku.


“ Ini Pak, tetapi aku tidak tau berkas yang mana”, setelah itu aku duduk sehabis menyerahkan berkas- berkas tersebut.“ Iya Bu, supaya aku cari sendiri”“ Lho kok airnya belum diminum, mari Pak minum dahulu”“ Oh iya Bu makasih”.


Pak Yonas mengambil gelas sirop yang terdapat di hadapannya serta akupun mengambil gelas yang terdapat di depanku buat hanya menemaninya minum. Lama Pak Yonas memilah berkas yang kuberikan sembari kuperhatikan didepannya, dengan cermat Pak Yonas mengamati berkas- berkas tersebut.


Warnanya bisa jadi sebab matahari yang mulai meninggi sehingga saya merasa agak gerah melanda tubuhku, sementara itu saya baru saja mandi saat sebelum Pak Yonas tiba. Entah apa yang terjalin, yang jelas kurasakan terdapat suatu melanda diriku, rasa gerah itu meninggi sehingga memunculkan gairah dalam dadaku.


Saya terus menjadi nampak risau serta rasanya sensitifitas tubuhku makin meningkat saja sebab sedikit saja pantatku bergerak buat beralih dari tempat dudukku, rasanya gesekan itu terus menjadi nikmat menekan belahan vaginaku dari luar. Untung saja Pak Yonas terfokus pada berkas- berkas tersebut sehingga tidak menyadari jika saya terus menjadi nampak risau.


Kutatap Pak Yonas yang lagi asik dengan berkas- berkas dihadapanku, terus menjadi tambah saja gairah birahi didadaku. Wujud badan Pak Yonas menegaskan saya hendak belaian badan Mas Roy suamiku. Oh.. Tuhan bisa jadi saya mulai edan sebab seketika saja saya membayangkan tubuhku dicumbu oleh Pak Yonas.


Detik selanjutnya saya merasa pusing melanda kepalaku serta rasa kantuk melanda kedua mataku.“ Maaf Pak, aku tinggal dahulu kepala aku agak pusing” tanpa menunggu jawaban Pak Yonas saya berdiri hendak mengarah kamar tidurku, tetapi jika saja Pak Yonas tidak menangkapku tentu saya hendak terjatuh kelantai.“ Bu Sherla..


Bunda mengapa?”“ Entahlah Pak.. Kepala aku pusing”“ Jika begitu ayo aku antar ke kamar” Kesimpulannya saya dituntun Pak Yonas mengarah kamar tidurku sembari sebelah tanganku memeluk badan Pak Yonas. Kemudian saya di baringkan diatas tempat tidurku serta Pak Yonas bergegas keluar kamar.


Selang berapa lama Pak Yonas kembali kedalam kamar sembari tangan nya bawa suatu yang entah apa sebab saya mataku betul- betul tersa berat. Antara siuman serta tidak kudengar Pak Yonas menutup pintu kamar serta menguncinya dari dalam, kemudian dia meletakan suatu diatas meja rias kamar tidurku.


“ Lho Pak, kok pintunya dikunci” Cuma itu yang keluar dari mulutku, Pak Yonas diam tidak menanggapi tetapi dia beranjak mendekati saya yang tergolek lemas ditempat tidurku. Diambang pemahaman kurasakan suatu yang basah merayap menelusuri kakiku serta terus beranjak naik mengarah pahaku, tanganku berupaya mencari ketahui apa sesungguhnya yang menelusuri kaki serta pahaku.


“ Oh.. Pak Yonas.. apa yang Ayah jalani..” saya tersentak kaget kala kudapati nyatanya lidah Pak Yonas melekat di belahan pahaku.“ Tenanglah Bu..


nikmati saja..”, saya berontak, saya tidak dapat membiarkan kekurang ajaran orang ini, saya wajib dapat membebaskan diri dari bajingan ini, tetapi tidak berdaya saya melaksanakan seluruh itu, tubuhku lemas serta yang lebih celaka lagi dorongan hasrat yang menggebu itu meningkat menjalari segala tubuhku.


“ Bajingan kau.. lepaskan!, saya ini istri atasanmu..” tetapi Pak Yonas menanggapi teriakanku dengan tangannya yang berupaya menarik rok yang saya kenakan serta mencampakannya ke lantai serta berikutnya kedua tangannya pula yang menarik celana dalamku sehingga terlepas dari tempatnya, hingga terpampanglah bagian tubuhku yang sangat rahasia yang sepanjang ini cuma saya serta suamiku yang ketahui keberadaannya.


“ Kurang ajar.. Bajingan.. lepaskan..!” kembali saya berteriak sembari berupaya menendang, tetapi lagi- lagi saya begitu lemah serta seketika saja lidah Pak Yonas yang basah menyeruak menyapu organ tubuhku yang sangat sensitif.




“ Akhh..” Oh.. Tuhan nikmat sekali rasanya lidah orang ini, tubuhku mengejang, lama lidah Pak Yonas bermain dengan Vaginaku serta sesekali dia memegang serta menggigit clitorisku yang mulai mengembang serta membeku.


Cairan vaginaku mulai keluar meleleh berbaur dengan air liur Pak Yonas yang masih saja menusukan lidahnya ke vaginaku. Seketika tubuhku kembali mengencang, serta kurasakan suatu menjalar diseluruh tubuhku serta seolah berkumpul dirahimku kemudian..


“ Ohh.. hh.. Akh..” erangan panjang dari mulutku mengiringi semptotan cairan hangat yang keluar dari dalam liang vaginaku serta membasahi mulut Pak Yonas. Pelacur..


saya orgasme dengan orang tidak hanya suamiku serta hendak memperkosaku dengan biadab, tetapi rasanya nikmat sekali orgasmeku yang awal dari Pak Yonas ini serta saya senantiasa menginginkan lebih dari itu. Saat ini tubuhku betul- betul lemas sembari kedua pahaku senantiasa menghimpit kepala Pak Yonas dengan napas yang terengah- engah.


Lama- lama Pak Yonas membebaskan kepalanya dari selangkanganku serta merayap keatas tubuhku yang masih belum dapat membuka mataku.“ Gimana sayang.. kita lanjutkan game ini?” Pak Yonas berbisik ditelingaku.


“ Ja.. hh.. jangan Pak telah..” sebentar Pak Yonas menghentikan aksinya bisa jadi buat memberiku peluang mengumpulkan tenaga kembali.“ Bu Sherla, Bunda ketahui jika aku udah jatuh cinta dikala awal memandang Bunda, jadi nikmati saja ciri cinta dari aku.“ Tidak Pak.. jangan..” separuh menangis saya memelas supaya dia ingin melepaskanku dari nafsu bejatnya.


“ Pak Roy sangat beruntung mempunyai Bunda.., menawan serta bertubuh idaman lelaki..” sembari terus bicara warnanya Pak Yonas menaggalkan segala pakaiannya. Dengan lembut dia mencium keningku, hidungku, pipiku serta sembari menghembuskan nafasnya dia mencium telingaku membuat gairah dalam tubuhku kembali berkobar serta segala bulu- bulu halus di tubuhku berdiri.


“ Bibir Bunda indah..” itu yang terdengar saat sebelum dia melumat kedua belah bibir sensualku, saya berupaya menjauh tetapi nikmat sekali rasanya. Lama- lama saya mulai membalas dengan membuka bibirku membiarkan lidah Pak Yonas menyeruak masuk kedalam mulutku. Dia membebaskan ciumannya kemudian bergerak menelusuru leherku serta berupaya menggigir puting susuku yang masih terbungkus apik oleh blous serta BH.






Kembali tangannya merayap menggerayang perutku kemudian menari blouseku keatas serta melepaskannya, saat ini pertahanan diriku cuma BH yang menutup rapat kedua gumpalan payudaraku.“ Beautifull breast.. indah sekali sayang..


” Dengan sekali tarik terlepaslah BH itu dari tubuhku sehingga saat ini saya telanjang bundar di hadapannya. kemudian dia memegang bagian terakhir dari tubuhku yang belum dijamahnya, kedua buah dada yang indah kepunyaan suamiku.“ Padat serta kenyal..


kau memanglah pandai menjaga badan sayang..” Dia mengulum serta membenamkan mukanya di belahan dadaku. saya menggelinjang serta hasratku lebih berkobar kesimpulannya kudekap badan yang menindih diatasku, oh..


Tuhan dia telah telanjang bundar, kurasakan belahan pantatnya di kedua tanganku. Lama dia menelusuri serta mengeksploitasi payudaraku kala seketika dia bergerak merenggangkan badannya dari tubuhku serta beringsut naik sehingga kurasakan suatu yang keras melekat di wajahku, saya tersentak kaget.


“ Mari sayang mainkan punyaku please..!” kudengar dia merajuk sembari menarik tanganku buat memegang serta memainkan barang itu. Dia memusatkan kemulutku tetapi saya tidak ingin, betul- betul tidak ingin sebab saya memanglah tidak biasa melaksanakannya pula dengan Mas Roy suamiku.


“ Ti.. tidak.. saya tidak ingin”“ Mari sayang buka mulutmu, nanti kau hendak menikmatinya..” Dengan agak terpaksa saya membuka mulutku serta mulai menciumi penis Pak Yonas, sesungguhnya dimensi penis Pak Yonas nyaris sama dengan kepunyaan suamiku namun memiliki Pak Yonas sedikit lebih panjang serta agak membengkak di bagian kepalanya.


Kesimpulannya lama- lama saya mulai menjilati serta mengulum penis itu.“ Ohh.. Nikmat sekali sayaang, kau memanglah pintar” Pak Yonas mengerang sembari meremas rambutku kemudian dia mendesak serta menarik penisnya di mulutku.


Saya terus mengutuk diriku yang rela membagikan suatu yang lebih pada orang lain daripada buat suamiku sebab sepanjang ini saya senantiasa menolak jika Mas Roy memohon buat memasukan penisnya ke mulutku.


Lama Pak Yonas menikmati sentuhan lidahku hingga kesimpulannya dia juga tidak tahan buat lekas mengakhiri seluruhnya. Lama- lama kembali dia merayap turun mensejajarkan badannya dengan tubuhku sembari terus melumat wajah serta payudaraku.


“ Jangan.. Pak.. saya mohon jangan.. saya tidak ingin menghianati suamiku.. please..!” buat berulang kalinya saya memelas sembari berupaya merapatkan kedua kakiku serta mendesak badan Pak Yonas supaya menghindar dariku. Tanpa mempedulikan rintihanku Pak Yonas bergerak berupaya membuka kakiku serta menempatkan badannya diantara kedua kakiku.


Dengan reflek kedua tanganku bergerak menutupi selangkanganku, tetapi kembali tangan Pak Yonas menarik kedua tangan ku serta membawanya keatas kepalaku. Langsung saja dia menyapu kedua ketiakku yang lembut tanpa bulu dengan lidahnya, kembali akupun merasakan sensasi kenikmatan bagaikan akibat sapuan lidahnya yang basah itu.


“ Ohh..” tubuhku bergetar suatu yang keras berupaya menyeruak masuk lubang kenikmatanku, serta lama- lama barang itu mulai tenggelam dalam selangkanganku. Saya mendongak, mataku terpejam merasakan sensasi kenikmatan yang tiada taranya serta diakhiri dengan satu sodokan kokoh kesimpulannya amblaslah segala penis Pak Yonas kedalam liang vaginaku.


Tubuhku terasa penuh seolah barang itu menancap pas di rahimku, hilanglah telah pertahanan terakhir kesucian rumah tanggaku. Tanganku mencengkram erat badan Pak Yonas serta menancapkan kuku- kukuku di pundaknya, lama- lama tetes air mata mengalir disudut mataku yang terpejam.


Kemudian Pak Yonas mulai menggerakan pantatnya serta mulai mengobok- obok isi liang vaginaku.“ Ohh.. Sherla.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” Pak Yonas terus mengocok vaginaku maju serta mundur serta akupun terus menjadi menikmatinya, lenyap rasanya rasa pedih dihatiku terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya.


Mulutku mulai meracau menghasilkan desahan serta ocehan.“ Akhh.. Pak.. Aduuh.. ohh..” lama Pak Yonas memacu birahinya serta akupun mengimbanginya dengan menggelora, hingga kesimpulannya kembali saya mengejang serta sembari memeluk erat badan Pak Yonas saya kembali menyemprotkan cairan yang meledak dalam rahimku, saya orgasme buat yang kedua dari Pak Yonas.


Buat sebagian dikala Pak Yonas menghentikan gerakannya serta memeluk erat tubuhku sembari melumat bibirku. Saya betul- betul menikmati orgasme yang kedua ini, mataku terpejam sembari kulingkarkan kedua kakiku ke pinggang Pak Yonas. Tidak berapa lama setelah itu Pak Yonas mencabut penisnya yang masih mengacung kuat dari dalam rahimku.


“ Oh..” terdapat suatu yang lenyap rasanya dari tubuhku. Lama- lama dia bergerak menyamping serta membalikan tubuhku, kali ini saya pasrah serta lemah tidak berdaya cuma bagi saja. Kembali dia menaiki tubuhku, kali ini dari balik serta mulai menusuk- nusukan penisnya ke pantatku.


Akupun menyongsong sodokan barang tumpul itu dengan sedikit membuka kakiku serta mengangkut pantat kenyalku, cairan yang keluar dari rahimku memudahkan masuknya senjata Pak Yonas lewat jalur balik serta kembali menancap di vaginaku. Dia bergerak sembari kedua tangannya meremas payudaraku dari balik serta menggenjotkan pantatnya menghantam liang vaginakuGesekan demi gesekan kurasakan terus menjadi nikmat memegang kulit halus liang vaginaku, tanganku mencengkram erat seprei tempat tidurku yang acak- acakan.


“ Ohh.. Sherla.. sayang.. membawa saya ke puncak.. Ohh..” Pak Yonas betul- betul hebat, dia dapat bertahan lama menggauliku dengan bermacam posisi, sebaliknya akupun terus menjadi edan saja meladeni nafsu setan Pak Yonas.


Buat ketiga kalinya saya menggapai klimaks sebaliknya Pak Yonas mesih saja berpacu diatas tubuhku. Saat ini posisi tubuhku duduk dipangkuan pria ini sembari mendekap dengan kepala mendongak kebelakang, bebas dia mencumbu leherku yang mulai telah basah dengan keringat yang keluar dari segala pori- pori tubuhku.


Seolah tidak sempat puas terus saja dia mengulum serta menjilati kedua payudaraku, kurasakan penis Pak Yonas menghujam telak keliang senggamaku yang mendudukinya. Kocokan demi kocokan yang terus menjadi gaencar kurasakan menggesek kulir vaginaku sebelah dalam, erangan serta cengkraman menghiasi gerakannya.


Kali ini saya betul- betul membebaskan segala hasratku yang sepanjang ini terpendam, saya tidak mempedulikan lagi siapa pria yang menyetubuhiku, yang jelas saya mau terpuaskan. Lama posisi duduk itu berlangsung hingga kesimpulannya badan Pak Yonas terus menjadi gencar menyodok vaginaku, gerakannya terus menjadi kilat.


Pak Yonas menghempaskan tubuhku kembali terlentang ditempat tidur, badannya mengejang serta memeluk rapat tubuhku hingga saya nyaris tidak dapat bernafas. Kemudian kurasakan semburan hangat dengan kencang membentur bilik rahimku.“ Akhh..” Pak Yonas mengerang panjang sembari menekan pantatnya kebawah dengan keras, kucengkram serta kembali kulingkarkan kakiku kepinggangnya serta akupun membebaskan sisa orgasme yang masih tersisa ditubuhku.


Buat orgasme yang terakhir ini kami berlangsung nyaris bertepatan, kesimpulannya dengan terkulai lemah badan Pak Yonas roboh menindih tubuhku yang lemas pula. Lama kami terdiam merasakan sisa kenikmatan itu serta kesimpulannya Pak Yonas mulai beringsut menghindar dari tubuhku.


“ Terima kasih Sherla sayang..” separuh siuman serta tidak kudengar Pak Yonas membisikan perkata itu sembari mengecup keningku. Kemudian dia berdiri mengambil suatu dari meja riasku serta berdiri mematung di samping tempat tidur. Saya tidak ketahui kapan dia berangkat sebab sehabis itu saya tertidur sebab letih serta kantuk yang menyerangku tanpa mempedulikan kondisi kamar tidurku yang acak- acakan.


Jam 5 sore saya baru terbangun dari tidurku, tubuhku serasa sirna serta letih bukan kepalang, saya tersentak kaget begitu kulihat jam di bilik kamarku membuktikan jam 5 sore.


Oh.. sebentar lagi suamiku Mas Roy kembali gimana jika dia mengalami kondisi diriku yang semacam ini dengan sisa mani yang mulai lengket membanjir di selangkanganku. Kulihat banyak sekali cairan mani Pak Yonas keluar meleleh dari dalam vaginaku bercampur dengan cairan rahimku serta membasahi seprei tempat tidur.


Separuh merangkak saya mengarah kamar mandi mensterilkan tubuhku dari sisa keringat serta dosa, guyuran air hangat membuat tubuhku sedikit lebih fresh meski rasa letih itu masih tersa ditubuhku.


Kulihat vaginaku memerah serta sisa cupangan terlihat di payudaraku, lama saya terletak di kamar mandi menunggu cairan mani Pak Yonas keluar seluruh meninggalkan liang rahimku. Berakhir mandi cepat- cepat kubereskan tempat tidurku dang mengubah seprei dan sarung bantil guling dengan yang masih baru, saya tidak mau Mas Roy curiga.


Saya masih termenung memikirkan peristiwa siang tadi, saya mengutuk diriku sendiri serta sangat menyesal dengan perihal itu. Bajingan benar Pak Yonas itu, dia sudah menodai kesucian rumah tanggaku yang sepanjang ini kujaga dengan baik.


Yang lebih kusesalkan lagi akupun menikmati permainannya yang sangat nikmat. Belum sempat saya merasakan senggama sejauh itu dengan Mas Rohan, saya dapat menggapai klimax hingga 4 kali, kuakui hebat sekali game Pak Yonas. Jam 8 malam suamiku baru hingga dirumah.


“ Maaf ya Sayang, saya tidak pernah kembali makan siang, soalnya terdapat klien dari Jepang yang mengajakku makan siang”“ Tidak apa- apa kok Mas..” cuma itu yang keluar dari mulutku. Sebulan peristiwa itu sudah lalu serta akupun menutup rapat mulutku dari siapapun meski itu sahabat baikku, saya tidak mau rumah tanggaku sirna dengan perceraian gara- gara peristiwa itu.


Serta sepanjang itu pula saya saya mengabdi betul- betul kepada Mas Roy suamiku, saya mau membalas kelakuanku itu dengan jadi istri yang baik serta mengabdi pada suami, tetapi senantiasa saja perasaan bersalah itu terus menghantuiku. Kadangkala suamiku heran dengan perubahanku yang terkadang memanjakan dirinya, sepanjang itu pula saya senantiasa terletak dirumah, saya khawatir berjumpa dengan bajingan itu lagi. Sesuatu kala suamiku menjamu klien yang cukup besar disebuah restoran, kami tiba dengan pendamping tiap- tiap serta inilah kali awal saya berjumpa dengan Pak Yonas yang turut pada jamuan makan tersebut.


Dia tiba bersama sahabat wanitanya yang cukup menawan, katanya dia sudah formal bertunangan dengan perempuan itu. Agak grogi saya kala bertatapan dengan matanya.


“ Selamat malam Bu Sherla apa berita?, kenalkan ini Widya tunangan aku!”. Saya diam serta bersalaman dengan tunangannya, saya heran nyatanya perilakunya masih sopan serta ramah padaku seolah tidak sempat terjalin suatu diantara kami.


Klien suamiku kali ini seseorang laki- laki yang telah berusia dengan badan yang agak tambun, dia didampingi sahabat wanitanya yang menawan serta agak bandel, saya ketahui dari perilakunya dia cuma seseorang wanita panggilan yang terencana menemaninya.


Pak Wirya nama lelaki itu, yang tidak kulupakan dia memiliki tatapan yang bandel kala melihatku seolah menelanjangi segala tubuhku serta menghempaskannya ketempat tidur. Dari style bicaranya juga dia terdengar agak kurang ajar serta membuatku sangat muak mendengarkannya.


Tidak terdapat peristiwa apa- apa malam itu, saya kembali dengan suamiku serta perpisah dengan pendamping Pak Wirya serta Pak Yonas. Telah jadi aktivitas teratur Mas Roy suamiku buat membagikan laporan bulanan kekantor pusat di Jakarta serta perihal ini kadangkala membuat Mas Roy wajib menginap dijakarta.


Umumnya dia kembali kerumah ibu dan bapaknya serta menginap disitu, serta saya terpaksa kerap ditinggal sendiri di Bandung. Semacam kali ini suamiku mesti kembali ke Jakarta serta menginap disitu sepanjang 3 hari, sebab katanya hendak terdapat meeting dengan dewan komisaris hari selanjutnya.


Semacam biasa sore itu baru saja saya kembali dari toko swalayan buat membeli kebutuhan dapur, kala hingga didepan pintu rumah kudapati suatu bungkusan kado tergeletak disitu. Dengan rasa penasaran kubuka bungkusan itu serta nyatanya isinya merupakan suatu VCD kaset yang bertuliskan namaku di covernya, kuperhatikan sekitar rumahku buat mencari orang yang meletakan VCD tersebut tetapi tidak kutemukan.


Bergegas saya masuk serta kunyalakan VCD player di ruang tengah tempat kami biasa menyaksikan Televisi. Mataku terbelalak kaget serta tubuhku menggigil kala melihat adegan dilayar Televisi, seseorang perempuan serta seseorang lelaki tengah bergumul diatas tempat tidur yang tidak asing lagi bagiku. Ya.. itu merupakan adegan saya serta Pak Yonas waktu itu dengan sangat jelas tergambar adegan demi adegan.


Tubuhku lemas serta kepalaku jadi pusing, belum saya menyadari apa yang terjalin terdengar suara telepon berdering, lama- lama kudekati serta kuangkat..“ Gimana Sayang..? baguskan VCDnya?” kudengar suara yang tidak asing lagi di gagang telepon.“ Pak.. Pak Yonas.. kurang ajar.. bajingan kalian..,


belum puas kalian memperkosaku..”“ Ah sayang, bukankah kau pula menikmatinya, terencana VCD itu kukirim buat kenang- kenangan”“ Biadab saya telah.. membuangnya..”“ Tidak apa- apa saya masih memiliki copynya kok, jika kalian ingin saya dapat mengirimkannya lagi”“ Bajingan..! serahkan copynya padaku, saya tidak ingin barang itu dilihat orang lain”“ Dapat saja Sayang,


asal kau ingin penuhi permintaanku..”“ Kau ingin apa lagi dariku..”“ Saya hanya mau kau menemaniku makan malam, saya terdapat sahabat yang mengajakku makan malam serta wajib bawa sahabat perempuan”“ Edan gimana jika suamiku ketahui..?”“ Tenang saja ia kan lagi diluar kota..


pokoknya saya jemput nanti jam separuh 6” tanpa mempedulikan jawabanku dia menutup teleponnya. Saya bimbang kepalaku tambah pusing gimana jika suamiku mengenali perihal ini, buru- buru kuambil VCD itu serta kubakar hingga tidak bersisa. Malam itu semacam janjinya Pak Yonas tiba kerumah buat menjemputku, tetapi saya menolak saya tidak ingin terjebak buat yang kedua kali oleh pria ini.


Tetapi setelah itu dia mengecam hendak menyebarkan VCD itu ke internet serta menyerahkannya ke suamiku, saya semacam makan buah simalakama.


Kesimpulannya saya ingin pula turut dengannya, sebab kupikir sangat kurang baik dia meniduriku lagi meski dia cuma berkata buat ditemani makan malam dengan temannya. Pak Yonas menyuruhku memakan gaun terseksi yang saya memiliki serta akupun melaksanakannya, gaun tanpa lengan corak ungu dengan bawahan yang menjuntai kelantai menutupi kakiku.


Saya betul- betul sexy serta anggun malam itu seolah hendak menjajaki kegiatan resmi saja, gaun sebatas dada yang terpaksa menonjolkan belahan payudaraku menempel ketat membuat puting susku tergambar dengan jelas sebab gaun semacam ini memanglah dirancang buat tidak menggunakan BH.


Berangkatlah saya serta Pak Yonas mengarah suatu hotel didaerah lembang, hatiku terus menjadi tidak karuan kala nyatanya Pak Yonas telah membuking suatu kamar di hotel itu, serta kami tidak langsung mengarah restoran hotel melainkan masuk kesebuah kamar sebab katanya mereka janji dekat jam 9 serta masih tersisa waktu satu jam.“


Kau betul- betul sexy malam ini sayang..”“ Hentikan Pak.. jangan panggil saya sayang.. saya bukan kekasihmu” Pak Yonas cuma tersenyum mendengar gerutuanku. Baru saja kami masuk kedalam kamar, seketika saja Pak Yonas memelukku dari balik, saya berupaya berontak tetapi dia menghimpitku dengan kencang serta tangannya langsung menyergap kedua payudaraku yang membusung.“


Ayolah sayang saya mau menikmatinya tanpa pengararuh obat tidur, tidak semacam waktu itu, saya mau kau melayaniku dengan hasratmu sayang.. saya ketahui kau juga menginginkannya” Kesimpulannya akupun pasrah menuruti keinginannya toh dia telah memperoleh tubuhku serta akupun tidak mampu membendung hasratku buat mengulang kembali kenikmatan lelaki ini semacam waktu itu.


Pak Yonas mendesak tubuhku sehingga saya terhimpit ketembok, dia memegang kedua tanganku serta mengacungkan keatas melekat ke bilik sembari mulutnya terus menelusuri leherku. Lama- lama tangan kanannya merayap kebawah serta menarik belahan gaunku keatas sehingga saat ini pantatku tersingkap, nafasku mulai terengah menemukan perlakuan semacam ini.


Detik selanjutnya kurasakan suatu barang kenyal serta keras mengusuk- nusuk pantatku yang masih menggunakan celana dalam, dengan cekatan dia menarik kain tipis tersebut dari tempatnya sehingga saat ini menggantung dilututku, kemudian dia kembali menyodokkan penisnya dari arah pantatku.


Secara refleks, naluri kewanitaanku menyorongkan pantatku ke balik serta agak merenggangkan kedua kakiku sehingga saat ini penis lelaki itu mulai menggesek bibir vaginaku yang mulai basah. Nikmat sekali rasanya gesekan itu serta saya mau lebih, saya membungkuk supaya dia bebas merambah tubuhku, tetapi entah mengapa dia menghentikan aksinya serta membalikan tubuhku.


“ Tabah sayang.. Belum saatnya” warnanya dia mempermainkan saya yang saat ini duduk terengah ditempat tidur. Pak Yonas memandang tajam kearah kedua mataku sembari mulai mendekatiku kembali, dia mulai membuka jas yang dikenakannya kemudian mulai membebaskan kancing kemeja serta terakhir dia membuka celananya.


Kuakui memanglah dia memiliki badan yang sempurna dengan dada yang bidang serta otot- otot paha yang kuat, dia cuma menggunakan CD serta mulai memegang pipiku.“ Kau memanglah menawan sayang.. saya beruntung dapat menikmatimu” Belum pernah saya berkata- kata, mulutku telah disumpal dengan belahan bibirnya, dia memasukan lidahnya kemulutku serta akupun menerimanya dengan balasan yang lebih menggelora, lama kami berpagutan sembari tangannya terus saja menggerayangi tubuhku.


Dia menarik resluiting gaunku serta menyusupkan tangannya dari arah balik terus mengarah pinggangku serta terakhir meremas belahan pantat kenyalku. Mulutnya saat ini sudah terletak di dadaku, seolah tidak sempat puas dia terus mengulum serta menjilati kedua payudaraku secara bergantian, saat ini tubuhku terlentang dengan kaki menjuntai mengarah lantai. Tok.. tok.. tok.. seketika saja kami diguncang oleh suara ketukan pintu kamar, sesaat kami silih pandang kemudian Pak Yonas tersenyum serta bergegas mengarah pintu kamar.


“ Ah.. ia telah tiba..” dengan cuma mengenakan CD dia berjalan mengarah pintu meninggalkanku dalam kondisi separuh bugil dengan bagian atas terbuka serta gaun dasar tersingkap dengan celana dalam menggantung dilututku.


Saya tersentak kaget kala nyatanya orang yang mengetuk pintu itu menyeruak masuk kedalam kamar, dengan reflex saya masuk kebalik selimut buat menyembunyikan tubuhku yang separuh telanjang.


“ Wahh.. wah.. warnanya Pak Yonas telah mengawali tanpa aku..” dari balik selimut kudengar suara yang sempat kudengar tadinya di telingaku.“ Belum Pak.. aku cuma pemanasan dahulu, sembari menunggu kehadiran Ayah..”“ Jika begitu aku pula udah tidak tabah nih.. Pak”“ Silakan Pak.. buat sedangkan aku jadi pemirsa..”


hatiku berdegup kencang mendengar obrolan mereka, gimana jika mereka meniduriku secara bergantian?, kudengar dari balik selimut lelaki yang baru tiba ini mulai membebaskan pakaiannya serta berikutnya dia menarik selimut yang menutupi tubuhku.


“ Lhoo.. mengapa sembunyi sayang.. mari dong saya telah tidak tabah..” Mataku terbelalak kaget kala selimut yang menutupi tubuhku mulai beralih meninggalkan tubuhku, saya berupaya mempertahankan diri.“ Ohh.. Kau..” nyatanya yang berdiri didepanku merupakan Pak Wirya lelaki yang sempat makan malam bersama suamiku, lelaki yang sangat menjijikan kelakuannya bagiku serta saat ini lelaki itu berdiri di hadapannku cuma menggunakan celana dalam serta siap menerkam tubuhku yang separuh telanjang.


“ Jangan Pak.. hentikan..” saya berupaya menghindar.“ Ayolah sayang jangan khawatir.. saya memanglah tidak setampan Pak Yonas, tetapi saya tidak hendak menyakitimu..”“ Bajingan kau.. berangkat.. saya tidak sudi..”“ Sudahlah sayang.. nikmati saja..” kudengar Pak Yonas mengatakan sembari mengarah kearahku.


Belum pernah saya mengatakan lagi Pak Wirya bergerak menangkap tanganku serta menarik mengarah ke tubuhnya sehingga saya tersungkur dalam pelukannya.


“ Hentikaan.. Apph..” mulutku tersumbat oleh bibir Pak Wirya yang di tumbuhi bulu- bulu kumis yang tebal, dia berupaya memasukan lidahnya kemulutku. Saya berupaya berontak serta menendang tetapi gerakanku tertahan oleh sejoli tangan Pak Yonas yang memegang kedua kakiku dari arah balik.


Oh Tuhan.. mereka berdua memperlakukannku seperi fauna, berikutnya tangan Pak Yonas menarik gaunku yang sudah merosot di tubuhku sehingga saat ini saya betul- betul telanjang.“ Silahkan Pak.., Bu Sherla udah siap.. aku mau jadi pemirsa dahulu..” Pak Yonas kembali menghindar serta duduk di kursi sembari terus melihat adegan dimana Pak Wirya mempermainkan tubuhku.


Dengan agresif Pak Wirya menjamah segala tubuhku, mulai dari kaki hingga ujung kepala, dia meraba, menjilat serta menggigit puting susuku. Pak Wirya semacam anak kecil yang menemukan mainan baru memperlakukan tubuhku.


“ Oh.. Sayang.. indah sekali.. toketmu..”“ Ahk..” jari tangan Pak Wirya bermain diselangkanganku mengobok- obok tempat suci yang sepanjang ini kupelihara. Dia menyibakkan rambut gelap yang berkembang apik disitu serta menyelipkan jari tangannya diantara bibir vaginaku. Tubuhku mengejang, dia menusuk- nusukan jarinya dengan agresif serta mengorek- orek isi vaginaku.


kemudian dia memutar badannya jadi posisi 69. Pak Wirya menyapukan lidahnya di vaginaku terus mengarah lubang anusku.“ Ooohh..” saya mengerang, kekasarannya malah memunculkan sensasi baru dalam tubuhku, nikmat rasanya serta kurasakan tubuhku mengejang.. Saya orgasme dengan sentuhan lidah Pak Wirya, tetapi mulut Pak Wirya tidak beranjak dari selangkanganku dia melumat tiap cairan yang saya keluarkan dari dalam liang vaginaku.


Tubuhku lemas buat sebagian dikala, tetapi perihal itu tidak berlangsung lama, Pak Wiraya membuka celana dalamnya tersembullah barang berurat yang mengencang dengan dimensi sangat berbeda dari dimensi universal, barang itu begitu besar serta panjang. Saya bergidik membayangkan penis sebesar itu menyodok vaginaku serta menembus rahimku.“ Mari sayang.. mainkan..”


Pak Wirya memusatkan penisnya ke mulutku, saya tidak bisa menjauh, kesimpulannya penis itu masuk kedalam mulutku walaupun cuma setengahnya saja. Sesak rasanya nafarsku disumpal penis sebesar itu. Warnanya Pak Wirya telah tidak tabah lagi dengan keadaanku semacam itu, dia mulai bergerak memposisikan badannya di atas tubuhku. Pak Wirya berjongkok di dasar pantatku sembari kedua tangannya memegang kedua kakiku serta membukanya lebar- lebar,


kemudian dia mulai menggeser pantatnya mendekati selangkanganku serta memusatkan senjatanya munuju liang vaginaku yang terbuka lebar. Dengan agresif dia menggesek- gesekan kepala penis yang besar itu ke bibir vaginaku yang telah licin serta berupaya menyelipkannya ke vaginaku.


“ Akkh.. pelan.. pelan.. Pak.. sakit.. Awww..” mataku mendelik, tubuhku mengejang serta kepalaku mendongak dikala Pak Wirya mendesak pantatnya ke arah vaginaku.“ He.. he.. he.. gimana sayang.. nikmat kan..?” Kurang ajar.. bajingan ini malah tertawa memandang diriku yang berkelojotan menahan senjatanya. Penis besar itu bergerak menerobos vaginaku, sakit sekali rasanya meski saya bukan awal kali bersetubuh tetapi ini betul- betul besar.


Tanganku berupaya menahan sodokan pinggang Pak Wirya, tetapi dia kemudian memegang kedua tanganku serta serta menghimpitnya keatas kepalaku sembari badannya bergerak menindih tubuhku. Kesimpulannya amblaslah separuh penis Pak Wirya diliang vaginaku, dia berupaya terus menekan buat memasukan segala batang kenyal itu, tetapi kapasitas liang vaginaku memanglah tidak bisa jadi menampung penis sejauh itu.


Buat sebagian dikala lamanya saya merasakan sakit yang luar biasa di selangkanganku, robek rasanya bibir vaginaku namun berikutnya kurasakan kenikmatan yang mulai melanda tubuhku. Lama- lama Pak Wirya mulai mmemaju mundurkan pantatnya, kenikmatan demi kenikmatan kurasakan dengan perasaan selangkangan yang senantiasa penuh.


Memandang kondisi Pak Wirya serta saya yang semacam itu warnanya membuat gelora Pak Yonas bangkit lagi sebab dengan mata terpejam menikmati game Pak Wirya Kurasakan suatu menyeruak merambah mulutku, nyatanya Pak Yonas berdiri di dekat kepalaku sembari memusatkan penisnya ke mulutku.


Kesimpulannya saya melayani mereka berdua dengan gairahku yang meledak- ledak pulaMalam itu saya betul- betul jadi mainan mereka berdua, seolah tidak sempat letih mereka bergantian memasukan memasukkan senjatanya ke lubang bibirku baik yang atas ataupun yang dasar.


Akupun kesimpulannya melayani mereka dengan sangat menggebu menumpahkan segalanya serta mengejar orgasme demi orgasme. Bisa jadi sebab sisa Penis Pak Wirya yang sangat besar sehingga Pak Yonas kurang menikmati cengkeraman vaginaku sehingga dengan dibantu Pak Wirya yang memegang serta menghimpit tubuhku diatas badannya, Pak Yonas memasukan penisnya ke lubang anusku pula.


Semacam adegan dalam film BF saja Pak Wirya menggenjot vaginaku serta Pak Yonas menerobos anusku dari dasar. Bermacam berbagai style mereka praktekkan kepadaku malam itu, semburan demi semburan membanjiri liang vaginaku. Kadangkala Pak Wirya membebaskan spermanya di vaginaku kemudian sesaat setelah itu Pak Yonas menambahnya dengan semburan hangat pula.


Nyaris menjelang pagi, baru mereka tertidur sehabis mereka membuat saya menggapai orgasme yang ke 5 kali. Sembari terus memeluk tubuhku, kedua lelaki ini tergeletak tidak berdaya. Jam 10 pagi Pak Wirya bangun terlebih dulu serta sehabis mandi dia meninggalkan saya serta Pak Yonas yang masih tergeletak di tempat tidur. Kesimpulannya Pak Yonas membopong tubuhku buat mandi serta berendam bersama di bath tube kamar tidur serta kamipun makan siang dengan room service.


Kupikir segalanya hendak berakhir di mari, nyatanya Pak Yonas masing mengajakku melaksanakan perbuatan itu lagi hingga malam berikutnya. Kali ini kami berdua menumpahkan segalanya, keesokan harinya dengan badan yang sangat lunglai saya kembali diantar taksi meninggalkan Pak Yonas yang masih tidur telanjang di tempat tidur.


Saya tidak ingin suamiku Mas Roy kembali serta mengalami saya tidak terdapat di rumah. Sebulan setelah itu kudapati diriku mulai mual- mual serta terlambat tiba bulan, serta sehabis kuperiksakan ke dokter nyatanya saya positif berbadan dua 3 minggu.


Mas Roy gembira sekali meski kaget sebab sepanjang ini kami melaksanakan safe sex sepanjang melaksanakan ikatan tubuh. Saya betul- betul merasa bersalah kepada suamiku sebab saya ketahui tentu bakal anak ini bukan benih Mas Rohan, entah Pak Yonas ataupun Pak Wirya yang sukses menghamiliku serta hingga dikala ini saya melindungi rahasia besar ini.


Kala kami memperingati selamatan 7 bulan kehamilanku, saya menemukan bingkisan yang nyatanya berisi master dari video adegan ranjangku dengan Pak Yonas.


Sejak itu saya tidak sempat memandang Pak Yonas lagi sebab dia keluar dari industri serta turut Pak Wirya mengurus perusahaannya di kota lain.


Kesimpulannya dari Pak Yonas, saya ketahui kalau sesungguhnya dia menjual diriku ke Pak Wirya dengan imbalannya dia jadi pimpinan di anak industri Pak Wirya yang baru. 



Posting Komentar

0 Komentar