Ticker

6/recent/ticker-posts

Cerita Daun Muda Menikmati Tubuh Gadis Kampung Berdada Indah




INDOSEXASIA -  Cerita Daun Muda Menikmati Badan Wanita Kampung Berdada Indah Dimana waktu itu terdapat hambatan ban mobil yang saya kendarai bocor sebab terurusuk paku dikala ingin ke luar kota, serta dikala saya ingin mengubah ban serepku nyatanya kunci roda yang saya membawa tidak cocok, sial banget hari itu serta saya berjalan kira 3 kilometer buat mendatangi rumah yang terdapat mobil angkotnya serta mudah- mudahan memiliki kunci yang cocok dengan baut mobilku.

“ Assalamu alaikum…..!” sapaku dengan wajah sedikit memelas didepan pintu rumah yang sedikit reot, maklum di kampung yang jauh dari kota.

“ Wa alaikum salam…” terdengar jawaban seseorang perempuan tetapi belum terlihat batang hidung yang memiliki suara.

Mendengar suara itu kuberanikan diri sedikit melongo kedalam rumah itu. Opss… nyatanya terdapat seseorang perempuan kira- kira berumur 25 tahunan lagi menyusui anaknya. Oh.. my God cukup pula parasnya buat perempuan dimensi di kampung ini, serta pastinya yang membuatku terkesima buah dadanya yang indah nampak terbuka lagi diisep sama anaknya yang masih berumur bayi.


MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI

>> HAWAIPOKER <<



“ Maaf mbak, apa aku dapat pinjam kunci roda mobilnya?” tanyaku sembari tidak putus mataku memandang suatu keelokan, seraya mengkhayal bila saya yang menikmati buah dada yang indah itu.

Oh.. sebentar pak aku Tanya dahulu suami saya…!” Jawab perempuan tadi sembari terburu- buru menutup dada indahnya yang bisa jadi Dia siuman bila betapa saya menikmatinya.

Pendek cerita kunci roda tersebut sukses aku pinjam serta bergegas kugunakan buat mengubah ban yang bocor dengan ban cadangan. Pastinya dengan alibi mengucapkan terima kasih, kami pernah berbincang serta berkenalan.

“ Maaf pak, Rencananya ingin kemana?“ Tanya perempuan itu.

“ Oh aku ingin ke kota X dalam rangka tugas kantor” Jawabku sekenanya.

“ Sesungguhnya aku pula ingin ke kota itu buat menemui kerabat yang katanya berdomisili disitu, tetapi alamatnya belum begitu jelas serta kebetulan suami aku tidak dapat mengantar sebab kendaraan Angkotnya masih rusak” Kata perempuan itu diamini oleh suaminya yang baru bangun tidur serta turut menemani kami berbincang- bincang.






wanita kampung

cerita hot wanita kampung yang montok menyuusui anak

Pucuk dicinta ulam datang begitulah kata pepatah, dengan tanpa melupakan peluang buat bisa berlama- lama dengan perempuan itu, terlebih ia hendak berangkat sendiri tanpa suami serta anaknya, dengan alibi suaminya masih wajib menuntaskan revisi angkot yang masih rusak itu. Terlebih saya memanglah cuma sendiri di kendaraaanku.

Sejauh ekspedisi kami ngobrol panjang lebar tentang segalanya serta kesimpulannya bisa kuketahui nama perempuan itu merupakan Heni. Hingga kami datang di kota tujuan.

“ Mbak Heni rencana ingin nginap dimana? kan hari telah mulai hitam pastinya susah mencari alamat saudaranya waktu begini” tanyaku.

“ Entahlah mas soalnya aku tidak memiliki lumayan duit bila wajib menginap di penginapan” Jawab Heni dengan sedikit kebimbangan.

“ Gimana bila kita menginap dahulu di penginapan tempat aku menginap, besok hari baru kita bersama mencari alamat kerabat mbak itu!” Tawarku kepada Heni.

“ Tetapi mas apa tidak merepotkan?” tanyanya dengan nada ragu tetapi ingin.

“ Ya… enggak lah…. kan mbak Heni telah membantu aku jadi tidak terdapat salahnyakan bila aku membalas pertolongan itu.” Jawabku sambil dalam hati bersorak YESS……...

“ Ya deh mas…. Aku turut mas aja!” Jawabnya pasrah.

Setiba di penginapan nyatanya kamar yang ada tersisa 1 yang kosong yang yang lain telah di booking calon tamu yang lain serta tidak dapat di ganggu gugat lagi soalnya telah di bayar Full.

“ Aduh mbak kamarnya Hanya terdapat satu yang kosong, gimana nih” Tanpa menunggu jawaban langsung kujawab sendiri dengan sedikit memaksa

“ Udahlah mbak…. Mbak tidur dikamar aku saja supaya aku yang tidur di kursi”.

“ Tetapi mas…” jawabnya ragu, tetapi kesimpulannya semacam kebo di cucuk hidungnya turut dibelakangku mengarah kamar sembari mengangkut tas Heni serta tasku sendiri.

Sehabis masuk dalam kamar serta menuntaskan seluruh urusan dengan room service yang mengantar ke ruangan yang ku pesan. Kami terdiam sejenak, serta Heni terduduk di kursi sembari memandangku bimbang.

“ Silahkan mandi dahulu mbak, itu handuk bersih serta ini sabun cair serta shampoo aku yang dapat mbak pake, aku atur dahulu peralatan aku, nanti berakhir mandi kita cari makan malam di luar saja, sebab penginapan ini tidak mempersiapkan makan malam yang cocok dengan selera aku“.

Sembari menyodorkan peralatan mandiku ke Heni buat digunakan serta Heni nurut aja apa yang ku sampaikan.

Sehabis seluruhnya beres kami keluar penginapan mencari rumah makan yang biasa saya datangi bila berkunjung ke kota ini. Sembari makan kami banyak menceritakan, spesialnya Heni bisa kuperoleh cerita bila dia baru 3 tahun menikah dengan suaminya yang masih saudara dekat serta opsi orang tuanya

Tetapi dalam ekspedisi pHenikahannya suaminya kurang berikan atensi selayaknya suami kepada istrinya tidak hanya cuma buat melampiaskan nafsu sexnya, buat urusan yang lain suaminya kurang ingin ketahui tercantum urusan mendatangi saudaranya di kota ini.

Tibalah waktu kami kembali ke penginapan buat rehat, cocok janjiku bila saya yang tidur di kursi sebaliknya Heni di tempat Tidur. Maklum deh Heni masih menganut kerutinan di kampung bila tidur wajib memakai sarung dengan tidak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya tidak hanya balutan sarung yang telah agak kumal.

Terlihat jelas wujud badan spesialnya buah dada yang kutaksir berdimensi 36 B, menyembul di balik sarung yang dikenakannya yang nampak dikeremangan lampu tidur yang menyala dengan redup. Perihal ini membuatku terus menjadi risau menahan gejolak adikku yang dari tadi mau berontak terus tanpa ketentuan yang jelas.

Warnanya Heni memandang kegelisahanku dengan menyangka saya tersiksa bila wajib tidur di kursi, sementara itu bukan itu penyebabnya, sehingga kesimpulannya ia juga bersuara.

“ Mas, Tidak dapat tidur ya? telah mas disini saja, toh tempat tidur ini masih lumayan luas“.

Pastinya ini peluang emas 24 karat yang tidak boleh saya sia- siakan, dengan sedikit jual mahal saya menjawab

” Ya deh. Memanglah agak kurang aman nih tidur di kursi, tetapi mbak tidak keberatankan?”.

“ Tidak koq mas silahkan aja” jawabnya.

Bergegaslah dengan langkah seseorang kesatria Majapahit mengarah ke 4 tidur samping Heni. Nyatanya Heni pernah memandang terdapat yang menyembul dengan keras di balik celana pendek yang memanglah tidak menggunakan celana dalam kebiasaanku bila tidur.

“ Ihh… Mas… itu apa yang berdiri dibalik celana mas?” Lugu Heni bertanya.

“ Ahh… mbak koq liat aja, ini kan gara- gara mbak pula“. Jawabku sekenanya sembari dalam hati mengatakan TUNGGU Bertepatan pada MAINNYA.

Sejenak kita berdua terdiam dengan benak tiap- tiap. Berikutnya saya berupaya memegang tangan Heni, serta tidak terdapat penolakan dari Heni yang membuatku terus menjadi berani menarik tangannya serta memeluk dirinya dengan perilaku yang sangat mesra.

“ Mas jangan panggil saya mbak ya… sebut aja Namaku” Seketika Heni bersuara,

” Oh ya….” jawabku.

“ Maaf mas Heni koq merasa aman dekat mas, tidak semacam suami Heni yang tidak sempat membagikan kemesraan semacam yang mas bagikan ini” kata Heni lagi,

“ Akupun begitu er…., dini melihatmu mau rasanya saya memelukmu!” jawabku sedikit merayu.

Sembari memeluk dari balik serta mencium bekang kuping berikutnya leher bagian belakangnya, yang tanpa penolakan apalagi nampak Heni begitu menikmati. Kuberanikan buat mengelus kening berikutnya turun ke dada serta terus meremasinya dengan halus paling utama dekat puting yang terlihat makin membeku.

Tidak terdapat jawaban ataupun kata yang keluar dari mulut Heni tidak hanya desahan napas yang terus menjadi memburu tidak tertib, menunjukkan Heni telah mulai horny berikutnya tanganku turun meraba perut serta terus menciptakan rimbunan bulu- bulu tebal diantara 2 lembah yang terasa mulai lembab berikutnya mencair oleh lelehan air kenikmatan perempuan yang lagi mendaki kearah puncak kenikmatan.

Tidak dinyana Heni membalikkan tubuhnya membebaskan sarung kumal yang menyelimuti badan mulusnya yang baru kali inilah nampak dengan jelas, dibalik keluguan perempuan desa nyatanya menaruh sesuatu kekuatan yang mampur membongkar naluri lelaki yang menggeliat dengan panasnya.

“ Mas…!!!”. Sembari meremas adikku yang telah ditelanjangi oleh tangan halus Heni semacam meremas jagung yang hendak dirontokkan pipilnya.

” Saya tidak sempat merasakan kenikmatan semacam ini dari suamiku…akhhh…. akkhh!!”.

Heni terus menjadi tidak bisa memahami dirinya, terlebih dikala kulumat habis puting tet3knya yang makin membeku.

Berangsur turun ke puser perut serta kelubang kenikmatan.

“ Okhh.. okkhhhh….. mas…. nikmat.. akhhkk…” Tidak kuasa Heni menahan erangannya.

Kita berdua telah terus menjadi larut dalam hasrat birahi yang bergelora dengan badan yang tidak satu helai benangpun yang masih menempel, diterangi sinar lampu tidur yang temaram.

“ Heni saya telah tidak tahan lagi, pengen ngent0t mem3k kalian!”

Keluar kata dari mulutku yang terus menjadi kurang ajar, sebab adikku telah terletak dalam kuluman mulut Heni yang dengan ganasnya melalap habis hingga ke pangkal batang apalagi biji pelirku juga tidak luput dari sedotannya.

Heni warnanya paham dengan kata- kataku, hingga dengan selangkangan terbuka dengan posisi WOT menelungkup memasukkan batang kont0lku ke lubang mem3knya secara lama- lama tetapi tentu, naik turun tidak beraturan,

” Oh…. Mas nikkkkkmattttt…!!!” Heni mulai mengoceh kesetanan,

“ Mas kont0lmu lezat sekali……..” tambah Heni.

Akupun terus menjadi keras memompa serta membanting badannya ke kasur buat merubah posisi dengan Doggy gaya, menggenjotnya dengan senantiasa meremas tet3k Heni,

” Mas saya cape……” keluh Heni.

Kubalikkan badannya dengan posisi MOT bagaikan posisi pamungkas sebab kont0lku telah mulai terasa berdenyut keras,

” Ohkkhhh….. mas saya tidak tahan…. akh..!!!!” Heni mengoceh dengan lemahnya, sedangkan remasan mem3knya terus menjadi memelintir batang kont0lku,

“ Oh…. Heni tahan sebentar lagi saya pula ingin keluar.” Pintaku kepada Heni seembari meninggikan RPM genjotan kont0lku di mem3k Heni.

Serta tiba- tiba

” AKHH………!!!!” Teriak Heni bertepatan dengan itu akupun tidak bisa lagi menahan semburan mani kont0lku kedalam mem3k Heni sembari senantiasa mengisap putting tet3k Heni yang makin membeku.

Kita berdua tidak bisa menggambarkan apa yang terjalin tadi yang jelas saya serta Heni telah tidak bertenaga lagi buat bergerak serta senantiasa membiarkan tubuhku tengkurap di atas badan Heni dengan kont0l yang masih tertancap di mem3k Heni.

Semenit setelah itu saya berangsur tertidur di samping badan bugil Heni sang perempuan desa dengan ceceran air mem3k Heni serta mani kont0lku yang membasahi badan serta sperei tempat tidur yang bercampur keringat kami berdua.

Tidak terasa waktu telah menampilkan jam 03. 30 saya terbangun, serta memperoleh Heni masih tertidur dengan ceceran mani serta air mem3k yang mulai mongering di tubuh kita berdua serta sprei tempat tidur, kubangunkan Heni serta kuajak buat bersih- bersih di kamar mandi.

“ Mas… maafin Heni ya, koq Heni malah mengajak mas bercinta..” Kata Heni menyesal tetapi masih menaruh hasrat terpendam.

” Tidak apa koq er… saya pula bahagia dengan apa yang sudah kita perbuat, habis kalian seksi sih buat saya nafsu aja” kata ku bandel menggoda, sambil menyandarkan tubuhnya ke dadaku.

” Akh…. mas ini buat malu aja..” sembari mencubit perutku.

” Jujur deh mas Heni baru kali ini merasakan bercinta yang betul- betul membuat Heni serasa terbang kea wan” sambung Heni.

Sembari mengelus kont0lku yang mengecil tetapi mulai terlihat isyarat hendak bangun lagi.

“ Mas… boleh tidak Heni memohon lagi..” Pinta Heni.

WHY NOT pikirku, tetapi gengsi dong kalo saya langsung mengiyakan.

” Gimana ya…tapi saya telah cape nih” jawabku buat memancing pelayanan yang lebih ekstra pastinya,

” Trus gimana dong mas?” Heni betul- betul telah memelas.

“ Heni mesti tau dong apa yang ku ingin!” Jawabku sekali lagi.

Tanpa ba bi bu Heni langsung mengulum kont0lku dengan ganasnya serta tanganku tidak melupakan buat mengobok- obok tet3k Heni yang mulai membeku pula, warnanya tidak puas kont0lku diisep, dia menggigit halus putting susuku yang membuat diriku terawang- awang ke langit 7.

“ Heni kita pindah ke kursi aja ayo!”

sambil bangkit dari tempat tidur serta mengarah kursi, gentian Heni yang ku mandiin kucing dari ujung kaki hingga kuduknya.

” Ahkk…Mas terus mas….” erang Heni.

Heni betul- betul telah tidak dapat memahami dirinya hingga teriak- teriak sehingga wajib dengan kilat kubekap mulutnya supaya tidak mengusik tamu yang lain di penginapan itu.

“ Masss.. kilat ent0t saya mas telah tidak tahan nih…” suara lirih Heni memintaku supaya menusuk kont0l ke mem3knya.

Blassss……

” Akhhh…” lirih Heni sekali lagi.

Entah apa sebab atmosfer malam itu yang terus menjadi hening ataupun memanglah setan telah begitu dominant memahami otak kami berdua, langsung aja dengan posisi Heni yang nungging di kursi ku benamkan batang kont0l ini yang pula telah mau mengakhiri game dashyat ini, kugenjot berulang- ulang kedalam lubang mem3k Heni serta terakhir tersemburlah cairan maniku yang telah encer akibat sangat banyak yang dikeluarkan buat memuaskan hasrat kami berdua





” Ohhhh… Heni….”

Bertepatan dengan orgasmenya Heni, yang membuat lututku terus menjadi tidak kuasa menahan lemasnya serta membawakan kami buat terduduk lemas sejenak di kursi.

Kesimpulannya kami bersih- bersih dikamar mandi serta tertidur hingga pagi harinya.

” Mas kapan kita dapat ketemu lagi?” Tanya Heni.

” Saya hendak menghubungimu lagi bila terdapat waktu Hen..” jawabku.

Pendek cerita keesokan harinya saya membawakan Heni menemui alamat saudaranya serta tadinya mampir di took hp buat membelikan Heni HP yang bisa saya pakai apabila mau menemui Heni. Cerita ini bersinambung ditempat yang lain serta peluang yang lain, pastinya tanpa sepengetahuan suami Heni.

Telah 2 minggu lebaran melalui, saya mulai disibukkan dengan kerjaan kantor yang mulai memadati hari- hariku, tidak pandang bulu siang ataupun malam, bos seolah tidak ingin tau dengan apa yang kurasakan.

Tanpa disadari hp ku telah berbunyi sebanyak 3 kali tanpa sempat kujawab mengingat padatnya waktu yang mengejarku. Oh…. nyatanya terdapat telpon dari orang yang telah lama tidak kutemui. Heni sang perempuan desa yang dahulu penah kurengguk manis madunya.

“ Hallo….!”

“ Hei mas kemana aja tidak sempat menelponku?” suara Heni menanggapi diseberang situ,

“ Oh ya maaf saya sangat padat jadwal apa khabarmu..?” tanyaku lagi

” Saya baik- baik aja mas, kapan kita dapat ketemu saya kangen nih.. banyak yang mau kuceritakan sama mas” Heni menanggapi dengan nada memelas.

“ Ok lah minggu depan aku terdapat waktu lowong, dapat tidak Heni dating ke kota ku?” jawabku sembari membagikan opsi.

” Oh tentu…. Saya saat ini telah leluasa sebab suamiku sebulan yang kemudian berangkat ke Arab Saudi jadi TKI.” Jawab Heni menerangkan keberadaan Suaminya.

Waktu lalu seminggu setelah itu cocok janji yang kusampaikan, Heni tiba ke kotaku dengan memakai angkutan bis universal yang kujemput di Halte batasan kota. Serta dengan bahagianya ku sambut kehadiran Heni yang nampak lumayan letih sebab wajib menempuh ekspedisi dengan kendaraan yang kurang begitu aman bagiku, sebab tidak dilengkapi dengan AC. Cerita Daun Muda Menikmati

Lekas kuantarkan Heni dengan peralatannya mengarah ke suatu penginapan sekelas hotel berbintang kelas 3 yang membuat takjub mata Heni yang tidak menyangka hendak menerima sambutanku

Pastinya perihal ini bukanlah jadi sesuatu yang menyulitkan dibandingkan pemasukan serta sarana yang diberikan kepadaku bagaikan salah satu tenaga fungsional di perusahaanku yang layak menemukan sarana yang mencukupi cocok kontrak kerja yang ku ciri tangani dini bekerja di sana.

Saya paham Heni begitu letih sehingga tidak sedikitpun saya ingin menyentuhnya, biarlah Heni mensterilkan tubuhnya serta istirahat, sedangkan saya kembali ke kantor merampungkan sisa pekerjaan yang wajib dituntaskan.

Sore itu dekat jam 16. 30 waktu setempat saya mengarah ke hotel tempat Heni ku inapkan, dengan pastinya tidak kurang ingat tadinya mampir di butik terdekat, membelikan sebagian potong gaun serta Lingerie yang sesuai dengan badan Heni

Sebab kutahu apalah maksudnya seseorang dari desa dengan penghasilah suaminya yang seadanya takkan sanggup membelikan baju semacam yang kubelikan ini. Sementara itu saya mau Heni nampak menarik dikala kubawa menikmati kehidupan kota malam ini.

“ Eh mas telah tiba, maaf saya baru mandi belum pernah berpakaian apik” Heni menyambutku dengan balutan handuk yang terlihat garis serta lekukan badannya yang sangat jelas walaupun tertutup handuk.

Glek…. Kutahan nafasku buat mengendalikan penyeimbang gerakan yang terletak dalam celana dalam ku memandang badan Heni yang memanglah telah lumayan lama saya rindukan.

“ Heni mari sebentar” Ujarku memanggil Heni yang hendak beranjak kekamar mandi,

“ Iya mas terdapat apa?” Heni bertanya sembari mendekat kearah ku.

Sehingga begitu dalam jarak capaianku kurengkuh Heni serta ku cium dengan penuh nafsu ke 2 belah bibir yang merah merekah asli tanpa sapuan lipstick.

Ciumanku warnanya menemukan balasan yang tidak kalah ganasnya sembari terdengar erangan- erangan kecil dikala bibirku menelusuri leher serta melumat habis 2 gundukkan dengan dimensi 36 B yang belum tertutupi oleh BH ataupun apapun sehingga saya leluasa seliar- liarnya memainkan peranan ini.

“ Akh…Mas…akkuu…. kangggennn…masss…..” terdengar lirih suara Heni merintih kenikmatan dikala badannya kutidurkan di tempat tidur hotel, sembari senantiasa lidahku mempermaikan pentil tet3k Heni secara bergantian, serta terus…menjalar hingga ke pusar di perut Heni..

” Akh…massss….. ennaakkkhhss….” lirih Heni yang menaikkan sembangatku buat terus bertarung.

Menyadari badannya telah telanjang bundar tanpa satu juga benang yang melindungi, Heni berupaya bangkit mengambil alih posisi dengan membanting tubuhku ke dasar serta melucuti pakaian serta celanaku sampai tidak tersisa sedikitpun secarik kain buat menutupi tubuhku. Cerita Daun Muda Menikmati

Serta mencapai batang kenikmatan yang sedari tadi telah berdiri dengan tegak, berikutnya memasukkan ke dalam mulut mungilnya yang dihiasi oleh bibir yang sexy dengan terus menyedot kelur masuk tanpa memberiku peluang buat berkata jangan.

” Ohh…. nikmat sekali Errrr…. terus sayy..” ucapku meracau saat sebelum menyadari bila lubang vaginanya yang indah telah dipertontonkan di mukaku, sehinggga tanpa membuang peluang kami melaksanakan posisi 69.

“ Heni… saya rindu kamu….” ucapku sembari menikmati sepongan Heni di kont0lku yang telah mulai terasa terdapat kedut- kedutannya.

Saya menegakkan posisi tubuhku dari posisi 69 sedangkan Heni masih melumat habis kont0lku sampai dasar batangnya, sehingga terasa gigitan bibir Heni di biji pelirku, akupun mengimbanginya dengan meremas kedua belah tet3k Heni yang sudah- sudah sangat keras menjulang sebab dibaluti oleh nafsu yang memuncak.

Sehabis sebagian dikala kami merubah posisi ke posisi klasik( MOT), Heni dengan lembutnya membelai kont0lku buat dibimbing ke dalam lubang pep3knya secara lambat- laun, Cerita Daun Muda Menikmati

” Akhhhhhssssss……..” Heni mengulangi meracau dengan lirih ssat batang kont0lku menekan ke dalam lubang mem3k Heni dengan sembari membelai wajah serta kepala Heni sebaliknya kaki Heni mengapit serta menjepit tubuhku seolah tidak rela kont0lku yang telah menancap di lubang mem3k Heni lepas.

Akupun tidak sempat rela membebaskan kenikmatan ini dengan membagikan dampak vibra keluar masuk kont0lku secara kilat ke dalam mem3k Heni yang berdampak tersemburlah teriakan kecil dari mulut Heni

” Ohhh…. massss.. eennnaakkk!!!”

Sebagian menit setelah itu dengan posisi yang tidak berganti terasa kont0lku terus menjadi kedut- kedutan,

” Oh.. Heni saya rasanya ingin keluar”.

” Tahan dikit mas Heni ingin keluar pula, kita bersama yah” jawab Heni memelas.

Pastinya menemukan sinyal semacam itu kuperkuat getaran vibrator natural ku yang terasa mulai kedut- kedutan.” Ohh…ohhh…ohhh….. mas…aku keluuaarrrrr….” Jerit Heni mengimbangi keluhan lirihku dikala lahar panas sudah menyembur dari pipanya

” Ohhhhh….”

Pertarungan berakhir saya memandang jam membuktikan jam 17. 15, jadi kami ngent0t kurang lebih¾ jam, kulihat Heni terkulai lemas di sisiku dengan percikkan air sperma yang tersembur dikala gerakan ngent0t kami yang tidak terkendali.

“ Er…mandi ayo, kitakan belum makan malam?” ajakku ke Heni yang terliat enggan membuka matanya sehabis membebaskan rindu birahi yang ditahannya sepanjang ini. Cerita Daun Muda Menikmati

” I ya mas kita barengan aja” jawab Heni sembari menjulurkan tangannya memohon ditunutun ke kamar mandi akibat lututnya yang masih lemas.

Malam itu kami menghabiskan waktu di suatu café dengan panorama alam menghadap ke laut, sangat indah panorama malam itu, terlebih Heni dengan balutan gaun malam yang kubelikan spesial buat Heni, lenyap telah wujud Heni bagaikan perempuan dari desa, seluruhnya terpoles dengan balutan atmosfer kota.

Lumayan panjang lebar Heni menceritakan mulai dari cerita suaminya yang mulai tidak betah dengan kehidupannya saat ini sehingga mau mengadu nasib jadi supir di Negeri Arab situ, sampai perkara kehidupan perkawinannya yang mulai goyah akibat suaminya telah mulai tergoda dengan wanita lain.

Menjelang tengah malam kami kembali ke hotel dimana saya serta Heni hendak menginap menghabiskan seluruh kerinduan birahi yang sudah lama kunanti.

Heni beranjak menaiki tempat tidur dengan Lingerie tipis lagi kan saya menggunakan kaos t shirt serta celana model hawai tanpa memakai CD. Sesaat setelah itu Heni merapatkan badannya di dekapanku serta kucium dengan mesra kening berikutnya di saksikan keremangan malam dengan lampu kamar yang temaram kukecup bibirnya

Henipun membalas dengan kecupan yang tidak kalah mesranya. Entah siapa yang mengawali kami berdua telah silih membebaskan balutan kain yang melekat di tubuh sampai nampaklah dikeremangan lampu redup 2 badan yang silih menyatukan diri seolah tidak perisahkan. Cerita Daun Muda Menikmati

Buah dada Heni terus menjadi membeku dengan jilatan bibirku yang makin ganas yang mengalir dari buah dada sampai ke dasar pusar dimana ada suatu gua kenikmatan yang dirimbuni oleh padang rumput gelap yang menghasilkan bau khas yang terus menjadi membawaku buat menyiraminya dengan jilatan- jilatan kenikmatan yang cuma Henilah dapat menterjemahkan rasa itu, Sedangkan itu Heni tidak ingin ketinggalan dalam game ini, dengan meremas- remas batang kont0lku yang sedari tadi pula telah berontak buat senantiasa berdiri dengan angkuhnya.

“ Mas…. puaskan saya massss…” Heni memohon dengan lirih di telingaku.

” Pasti sayang…” akupun menjawabnya dengan terbata- bata akibat remasan serta kuluman Heni terhadap batang kont0lku yang makin membeku serta membengkak tidak semacam umumnya.

“ Ahkkkhhh…Uhhhkh…” Heni terus mengerang menikmati dikala kont0lku secara lama- lama kumasukkan kedalam liang mem3knya yang mulai licin oleh cairan kenikmatan yang keluar dari sumbernya.

Entah kami telah menghabiskan berapa banyak waktu, sebab dikala itu yang terdapat cumalah kenikmatan birahi yang berulang- ulang kami capai, sehingga pada kesimpulannya kami menghabiskan malam itu dengan tidur tanpa dibalut sehelai benangpun sampai kokok ayam jantan di pagi hari yang membangunkan kami berdua.

Keesokkan paginya……

Walaupun ayam telah berkokok dengan riuhnya warnanya mataku betul- betul sangat susah buat dibuka, sampai entah gimana cerita ini kesekian dalam kondisi terlelap saya merasakan terdapat suatu yang meremas- remas batang penisku yang terasa sangat nikmat, entah lagi bermimpi ataupun tidak yang jelas begitu saya tersadar saya memandang Heni dengan penuh nafsu meremas- remas batang kont0lku yang terlihat mulai menegakkan keberaniannya dengan menggesek- gesekkan bibir vaginanya ke pahaku yang penuh ditumbuhi bulu seraya mendesis.

” akhss….!!!”. Cerita Daun Muda Menikmati

Tersadarku dikala itu bila Heni telah mau mengawali lagi game ini,

” Mengapa sayang?” Tanyaku kepada Heni pura- pura bimbang.

” Oh.. mas Heni pengen lagi…” Pintanya lirih.

Tanpa menunggu jawaban dari ku Heni langsung menjilati seekujur tubuhku spesialnya di wilayah dekat perut sampai Pelirku yang mulai kedut- kedutan akibat rangsangan yang dicoba Heni.

” Tabah sayang…akupun tidak hendak melupakan kenikmatan ini” Kataku dengan napas yang memburu.

Aroma bau mani serta cairan mem3k Heni yang belum pernah di bilas hasil pertarungan tadi malam begitu membaur menaikkan rangsangan yang menyenangkan untuk kita berdua. Cerita Daun Muda Menikmati

Serta dikala Heni mulai melahap habis batang kont0lku kedalam mulut mungilnya, kuraih selangkangan Heni yang terbuka serta pastinya mulutku menjilati dengan sedikit menggigit halus kelentit Heni sehingga membuat Heni begitu menikmatinya.

” Ups.. ups..” Suara erangan Heni yang tertahan akibat masih mengulum batang kont0lku yang telah kembali menampilkan keaslian wujudnya.

” Oh…Heni nikmatttttt….” Kataku lirih.

Badan Heni kubalikkan ke posisi Misionary dengan mengganjal bongkahan pantat Heni dengan bantal serta kumasukkan Batang kont0lku ke dalam liang kenikmatan dengan nakalnya ku goyang- goyangkan yang memunculkan suara Cepak…cepok…cepak.. cepok… Cerita Daun Muda Menikmati

” Ohkksssss…. massss…nikmat…..!” sekali lagi Heni menjerit nikmat kala saya menggoyangkan batang kemaluanku seolah mengebor dengan RPM yang besar.

Sehabis berjalan sebagian puluh menit, saya membisikkan kata ke kuping Heni.

” Say…. Kalian pindah ke atas….” Tanpa menanggapi Heni menuruti kemauanku, serta dengan posisi tegak dengan wajah menutup mata menghadap ke langit- langit kamar, Heni menggoyangkan pantatnya dengan sekali- kali memutar bongkahan pantat indahnya yang menimbulkan kedua buah dada indah itu bergerak naik turun menjajaki langkah irama gerakan WOT Heni yang diiringi suara erangan semacam seekor Srigala yang melolong dikala bulan Purnama.

“ Mas.. aduh… aaksss.. kuuu…mau keluarrr….” Heni melolong.

” Tahan sayang….. akupun terasa ingin keluar jugahhhh…” Jawabku meminta buat keluar bersama- sama.

“ Akhhhh…sayangggggg…sudah tidak tahannnn..” Heni menjerit serta dikala bertepatan pula saya menghasilkan semburan lava dingin dari sumbernya.

” Ohhh…. yessssssss….!!!!!” Cerita Daun Muda Menikmati

Bagai mahluk yang telah tidak bernyawa kami berdua ambruk di tempat tidur hotel akibat kehilangan tenaga sehabis pertarungan yang maha dahsyat di pagi hari ini.

Tetapi perihal itu tidak berlangsung lama sebab selang sebagian menit dengan silih memapah kami berdua berdiri mengarah kamar mandi serta berendam di Bathub dengan kucuran air hangat, buat berikutnya berkemas berpakaian serta mengarah restoran hotel buat makan pagi pagi.

Hari ini ialah sisa waktu yang hendak kami habiskan saat sebelum Heni kembali ke Desanya sehabis menemukan khabar kalau si suami hendak kembali ke kampung tamannya akibat terdapat kasus di tempat kerjanya di Saudi Arabia sehingga dia wajib kembali lebih kilat dari waktu yang direncanakan.

3 bulan berikutnya…. Cerita Daun Muda Menikmati

Heni mengabarkan kalau Dia telah telat menstruasinya yang pastinya merupakan hasil pertarungan nafsu birahi kami berdua. Untung deh Suami Heni pula telah kembali sehingga tidak terdapat kecurigaan bila bakal anak yang dikandung Heni merupakan hasil suatu peselingkuhanku dengan Heni yang indah. Entah akankah terulang lagi cuma kami berdua yang ketahui.

TAMAT 



 

Posting Komentar

0 Komentar