Ticker

6/recent/ticker-posts

Berawal Dari Mengintip Tante Bermastrubasi



INDOSEXASIA -  Pagi itu saya terdapat janji buat melindungi rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya menawan dengan wajah semacam artis sinetron, namanya Ninik. Besar tubuh 168, buah dada 34, serta badan yang ramping. Semenjak kembali dari Malang, saya kerap main ke rumahnya. Perihal ini saya jalani atas permintaan tante Ninik, sebab suaminya kerap ditugaskan ke luar pulau.

Oh ya, tante Ninik memiliki 2 anak wanita Dini serta Fifi. Dini telah kelas 2 SMA dengan badan yang ramping, buah dada 36B, serta besar 165. Sebaliknya Fifi memiliki badan agak bongsor buat wanita SMP kelas 3, besar 168 serta buah dada 36. Tiap saya terletak di rumah tante Fifi saya merasa semacam terletak di suatu harem.




3 perempuan menawan serta seksi yang suka mengenakan baju- baju transparan jika di rumah. Kali ini saya hendak ceritakan pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya kala suaminya lagi tugas dinas luar pulau buat 5 hari.

Hari Senin pagi, saya memacu motorku ke rumah tante Ninik. Sehabis ekspedisi 15 menit, saya hingga di rumahnya. Langsung saya parkir motor di teras rumah. Kayaknya Dini serta Fifi masih belum berangkat sekolah, begitu pula tante Ninik belum berangkat kerja.





“ Met pagi seluruh” saya ucapkan sapaan semacam umumnya.

“ Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut mukanya, tentu baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.

“ Iya nih kesiangan” saya jawab sekenanya sembari masuk ke ruang keluarga.

“ Fir, kalian antar Dini serta Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil terdapat di tempat umumnya tuh.” Dari dapur tante menyuruh saya.

“ OK Tante” jawabku pendek.

“ Mari duo wanita sangat manja sejagat.” celetukku sembari masuk ke mobil. Iya lho, Dini serta Fifi memanglah wanita yang manja, jika berangkat senantiasa memohon diantar.

“ Daag Mas Firman, nanti pulangnya dijemput ya.” Kemudian Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.

Berakhir telah tugasku mengantar buat hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.

Sehabis parkir mobil saya langsung mengarah meja makan, kemudian mengambil jatah tukang serta melahapnya. Tante Ninik masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Kemudian sepi agak lama, sehabis lebih kurang 5 menit tidak terdengar gemericik air saya mulai curiga serta saya hentikan makanku.

Sehabis menyimpan piring di dapur. Saya mengarah ke pintu kamar mandi, sasaranku merupakan lubang kunci yang memanglah telah tidak terdapat kuncinya. Saya matikan lampu ruang tempatku berdiri, kemudian saya mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci.

Di depanku terpampang panorama alam alam yang indah sekali, badan lembut serta putih tante Ninik tanpa terdapat sehelai benang yang menutupi nampak agak mengkilat akibat dampak sinar yang menimpa air di kulitnya. Nyatanya tante Ninik lagi masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok- gosokkan ke vaginanya. Sebaliknya tangan kiri mengelus- elus payudaranya bergantian kiri serta kanan.

Terdengar suara desahan lirih,“ Hmm, ohh, arhh”.

Kulihat tanteku melentingkan badannya ke balik, sembari tangan kanannya terus menjadi kencang ditancapkan ke Miss V. Warnanya tante Ninik ini telah menggapai orgasmenya. Kemudian ia berputar serta mengguyurkan air ke badannya.

Saya langsung berangkat ke ruang keluarga serta menyalakan tv. Saya tepis pikiran- pikiran porno di otakku, tetapi tidak dapat. Badan molek tante Ninik, membuatku tergila- gila. Saya jadi membayangkan tante Ninik berhubungan tubuh denganku.

“ Lho Fir, kalian lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kalian lagi ngebayangin siapa? Nanti saya bilang ke bunda kalian lho.” Seketika suara tante Ninik mengagetkan saya.

“ Kalian ini pagi- pagi telah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan lezat terdapat lawannya.” Celetuk tante Ninik sembari masuk kamar.

Saya agak kaget pula ia ngomong semacam itu. Tetapi saya menyangka itu hanya hanya guyonan. Sehabis tante Ninik berangkat kerja, saya sendirian di rumahnya yang hening ini. Sebab masih ngantuk saya ubah celanaku dengan sarung kemudian masuk kamar tante serta langsung tidur.

“ Hmm.. geli ah” Saya terbangun serta kaget, sebab tante Ninik telah tiduran di sebelahku sembari tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.

“ Waduh, maafin tante ya. Tante buat kalian terbangun.” Kata tante sembari dengan pelan membebaskan pegangannya yang sudah membuat Mr. P mengencang 90%.

“ Tante memohon ijin ke atasan buat tidak masuk hari ini serta esok, dengan alibi sakit. Sehabis ambil obat dari apotik, tante kembali.” Begitu alibi tante kala saya tanya mengapa ia tidak masuk kerja.

“ Waktu tante masuk kamar, tante amati kalian lagi tidur di kasur tante, serta sarung kalian tersingkap sehingga celana dalam kalian nampak. Tante jadi terangsang serta pingin pegang memiliki kalian. Hmm, gedhe pula ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos buat menarangkan kelakuannya.

“ Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman ketahui kok jika tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.

“ Lho, jadi kalian..” Tante kaget dengan mimik separuh marah.

“ Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak khawatir pula saya jika ia marah.

Tante diam saja serta atmosfer jadi sepi sepanjang lebih kurang 10 menit. Kayaknya terdapat gejolak di hati tante. Kemudian tante bangkit serta membuka lemari baju, dengan seketika ia melepas blaser serta mengurai rambutnya.

Diiringi dengan lepasnya pakaian tipis putih, sehingga saat ini terpampang badan tante yang toples lagi membelakangiku. Saya senantiasa terpaku di tempat tidur, sembari memegang benjolan Mr. P di sarungku. Bra warna gelap pula terlepas, kemudian tante berputar menghadap saya. Saya jadi salah tingkah.

“ Saya ketahui kalian telah lama pingin memegang ini..” dengan lembut tante mengatakan sembari memegang kedua bukit kembarnya.

“ Emm.., tidak kok tante. Maafin Firman ya.” Saya terus menjadi salah tingkah.

“ Lho kok jadi munafik gitu, semenjak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.

“ Iktikad Firman, tidak salahkan jika Firman pingin pegang ini..!” Sembari saya tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

Langsung saya kecup payudaranya bergantian kiri serta kanan.

“ Eh, bandel pula kalian ya.. ihh geli Fir.” tante Ninik merengek lama- lama.

“ Hmm.. shh” tante terus menjadi keras mendesah kala tanganku mulai meraba kakinya dari lutut mengarah ke selangkangannya.

Rok yang jadi penghalang, dengan cepatnya saya buka serta saat ini tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Saat ini posisi kami berputar, saya terletak di atas badan tante Ninik.

Tangan kiriku terus menjadi berani meraba gundukan yang saya rasakan terus menjadi lembab. Ciuman senantiasa kami jalani dibarengi dengan rabaan di tiap centimeter bagian badan. Hingga kesimpulannya tangan tante masuk ke sela- sela celana serta menyudahi di benjolan yang keras.

“ Hmm, boleh pula nih. Kayaknya lebih besar dari punyanya om kalian deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum sempat dilihatnya.

“ Ya telah dibuka saja tante.” pintaku.

Kemudian tante melepas celanaku, serta kala tinggal CD yang melekat, tante terbelalak serta tersenyum.

“ Wah, warnanya tante memiliki Mr. P lain yang lebih gedhe.” Edan tante Ninik ini, sementara itu Mr. P- ku belum besar optimal sebab terhalang CD.

Aksi meremas serta menjilat terus kami jalani hingga kesimpulannya tanpa saya sadari, terdapat hembusan napas diselangkanganku. Serta kegiatan tante terhenti. Warnanya ia telah sukses melepas CD ku, serta saat ini lagi terperangah memandang Mr. P yang berdiri dengan leluasa serta menampilkan dimensi sesungguhnya.






“ Tante.. mengapa menyudahi?” saya beranikan diri bertanya ke tante, serta warnanya ini mengagetkannya.

“ Eh.. anu.. ini lho, memiliki kalian kok dapat segitu ya..?” agak tergagap pula tante merespon pertanyaanku.

“ Gak panjang banget, tetapi gemuknya itu lho.. buat tante merinding” sembari tersenyum ia ngoceh lagi.

Tante masih terkesima dengan Mr. P- ku yang memiliki panjang 14 centimeter dengan diameter 4 centimeter.

“ Emangnya memiliki om gak segini? ya telah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Saya mau supaya tante mengawali ini secepatnya.

“ Hmm, iya deh.” Kemudian tante mulai menjilat ujung Mr. P.

Terdapat sensasi lezat serta nikmat kala lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung hingga pangkal Mr. P

“ Ahh.. lezat tante, terusin hh.” saya mulai meracau.

Kemudian saya tarik kepala tante Ninik hingga sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang awal tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berupaya buat melepas CD tante Ninik.

Kesimpulannya sembari menggigit- gigit kecil puting susunya, saya sukses melepas penutup salah satunya itu. Seketika, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong apik berupa segitiga.

“ Mari Fir, gantian kalian boleh melaksanakan apa saja terhadap ini.” Sembari tangan tante mengusap vaginanya.

“ OK tante” saya langsung mengiyakan serta mulai mengecup Miss V tante yang bersih.

“ Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan kala saya sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.

“ Hh.. milimeter.. lezat Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai berdialog tidak tertib.

Terus menjadi dalam lidahku menelusuri liang Miss V tante. Semakain kacau pula omongan tante Ninik.“ Ahh.. Fir.. shh.. Firr saya ingin keluar.” tante mengerang dengan keras.

“ Ahh..” erangan tante keras sekali, sembari badannya dilentingkan ke kebelakang.

Warnanya tante telah menggapai puncak. Saya terus menghirup dengan kokoh vaginanya, serta tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.

“ Hmm.. kalian pintar Fir. Gak rugi tante memiliki keponakan semacam kalian. Kalian dapat jadi pemuas tante nih, jika om kalian lagi luar kota. Ingin kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.

“ Ehh, gimana ya tante..” saya ngomgong sembari melirik ke Mr. P ku sendiri.

“ Oh iya, tante hingga kurang ingat. Maaf ya” tante siuman jika Mr. P ku masih berdiri tegak serta belum puas.

Dipegangnya Mr. P ku sembari bibirnya mengecup dada serta perutku. Kemudian dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Sehabis lebih kurang 15 menit tante menyudahi mengocok.

“ Fir, kok kalian belum keluar pula. Wah tidak hanya besar nyatanya kokoh pula ya.” tante heran sebab belum terdapat isyarat ingin keluar suatu dari Mr. Pku.

Tante beralih serta terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Saya paham dengan bahasa badan tante Ninik, kemudian turun dari tempat tidur. Saya jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih lembut. Bergantian kiri- kanan, hingga kesimpulannya dipangkal paha. Dengan seketika saya benamkan kepalaku di vaginanya serta mulai menyedot.

Tante menggelinjang tidak tertib, kepalanya bergerak ke kiri serta kanan menahan rasa nikmat yang saya bagikan. Sehabis Miss V tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Saya berdiri sembari memegang kedua pahanya. Saya gesek- gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke dasar dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante terus menjadi bergerak serta meracau tidak karuan.

“ Tante siap ya, saya ingin masukin Mr. P” saya berikan peringatan ke tante.

“ Cepetan Fir, mari.. tante telah gak tahan nih.” tante langsung meminta supaya saya secepatnya memasukkan Mr. P.

Dengan pelan saya dorong Mr. P ke arah dalam Miss V tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Kemudian lama- lama saya dorong lagi sampai setengah Mr. P saat ini telah tertancap di vaginanya. Saya hentikan aktifitasku ini buat menikmati moment yang sangat lezat. Pembaca cobalah jalani ini serta rasakan sensasinya. Tentu Kamu serta pendamping hendak merasakan suatu kenikmatan yang baru.

“ Fir, kok rasanya nikmat banget.. kalian pintar ahh.. shh” tante berdialog sembari merasa keenakan.

“ Ahh.. shh milimeter, tante ini metode Firman supaya tante pula merasa lezat” Saya membalas omongan tante.

Kemudian dengan hentakan lembut saya mendesak seluruh sisa Mr. P ke dalam Miss V tante.

“ Ahh..” kami berdua melenguh.

Kubiarkan sebentar tanpa terdapat gerakan, namun tante warnanya telah tidak tahan. Lama- lama serta terus menjadi kencang ia menggoyangkan pinggul serta pantatnya dengan gerakan memutar. Saya pula mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Miss V tante Ninik ini masih kencang, pada dikala saya menarik Mr. P bibir vaginanya turut tertarik.

“ Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Ninik terus menjadi menaikkan rangsangan.

10 menit lebih kami melaksanakan style tersebut, kemudian seketika tante mengerang keras“ Ahh.. Fir tante nyampai lagi”

Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini badannya bergerak ke depan serta merangkul tubuhku. Saya kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap serta dijepit Miss V yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami melanjutkan aksi. 5 belas menit setelah itu saya mulai merasakan terdapat desakan panas di Mr. P.

“ Tante, saya ingin keluar nih, di mana?” saya bertanya ke tante.

“ Di dalam aja Fir, tante pula ingin lagi nih” sahut tante sembari badannya digerakkan naik turun.

Urutan vaginanya yang rapat serta ciuman- ciumannya kesimpulannya pertahananku mulai bobol.

“ Arghh.. tante saya nyampai”.

“ Saya pula Fir.. ahh” tante pula meracau.

Saya terus semprotkan cairan hangat ke Miss V tante. sehabis 8 semprotan tante serta saya bergulingan di kasur. Sembari berpelukan kami berciuman dengan mesra.

“ Fir, kalian hebat.” puji tante Ninik.

“ Tante pula, Miss V tante rapet sekali” saya balas memujinya.

“ Fir, kalian ingin kan nemani tante sepanjang om berangkat” pinta tante.

“ Ingin tante, tetapi apa tante gak khawatir berbadan dua lagi jika saya senantiasa keluarkan di dalam?” saya balik bertanya.

“ Gak apa- apa Fir, tante masih turut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sembari tangannya mengelus dadaku.

Kesimpulannya kami berpagutan sekali lagi serta berpelukan erat sekali. Rasanya semacam tidak ingin melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Kemudian kami mandi bersama, serta pernah melaksanakannya sekali lagi di kamar mandi.




 

Posting Komentar

0 Komentar