Ticker

6/recent/ticker-posts

Kenikmatan Dari Tante Juliet Tersayang



INDOSEXASIA -  Sesuatu kala rumahnya lagi kosong hanya tinggal Tante Juliet bertiga dengan anak asuhnya yang masih berusia 3 tahun serta pembantunya. Tante Juliet meneleponku buat memohon tolong memperbaiki kran kamar mandinya.

Pasti saja kupenuhi sebab saya menurutnya telah dikira semacam keluarga di rumahnya dengan sendirinya kilat saja kupenuhi permintaan itu.

Saya tiba dengan lekas tetapi kran rusak nyatanya cuma alibi saja melainkan dimohon buat menemani sembari menolong memijiti kakinya yang katanya lagi kram. Di ruang tengah Tante waktu itu duduk di kursi panjang lagi menyaksikan kegiatan telenovela di tv.



MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI

>> HAWAIPOKER <<



“ Abis kalo tidak pake alesan betulin keran nanti tidak lezat didengar keluargamu. Mari dong Son, Sony dapat bantuin mijetin kaki Tante, tidak? kaki Tante agak keram sedikit..” begitu katanya menyambutku serta langsung memohon bantuanku.

Saya mengangguk serta mendekat berlutut di depannya hendak mulai memijit sebelah kakinya di bagian dasar tetapi warnanya bukan di sana.

“ Oo bukan di sana Son.. Di mari, di selangkangan ini. Tidak apa ya Tante begini, tidak harus kikuk, Sony kan udah seperti anak Tante sendiri.” katanya sembari menyingkap roknya ke atas menampilkan wilayah yang wajib kupijit ialah di selangkangan pahanya.




Tidak tanggung- tanggung, rok itu disingkap hingga di atas celana dalamnya sehingga ingin tidak ingin terpandang pula gundukan vaginanya menerawang dari balik kain tipis celana dalamnya itu.

Pasti saja, biarpun telah dipesan lebih dahulu supaya saya tidak harus kikuk- kikuk, tidak urung mukaku langsung berganti merah malu dengan panorama alam yang seronok ini.

Tante semacam tidak paham apa yang kurasakan, ia menyuruh saya mendekat masuk di tengah selangkangannya serta mengambil kedua tanganku, meletakan di tiap- tiap paha atasnya persis di tepi gundukan bukit vaginanya.

Ia memohon bagian yang katanya kerap pegal itu kutekan pelan- pelan serta waktu kumulai agak bergetaran pula tanganku mengerjainya sedangkan Tante Juliet memejamkan matanya pura- pura menikmati pijitanku. Sementara itu sangat, saya sama sekali tidak ketahui kalau saya lagi diperangkap olehnya.

“ Iya di sana kerap pegel Son, tetapi ntar dahulu.. Kurang cocok yang itu, Tante naikin kaki dahulu.. Ya..“ katanya. Selanjutnya dengan alibi kurang puas Tante menaikan kedua telapaknya ke atas tepi kursi di mana ia saat ini memohon saya memijit lebih ke dalam lagi sehingga boleh dibilang saya cuma memijit- mijit otot seputar kemaluannya saja.

Pikiranku mulai tersendat sebab bagaimanapun meremas- remas tepi bukit yang lagi terkangkang menganga ini ingin tidak ingin membuat nafasku memburu pula.

Maklum, walaupun masih anak muda tetapi saya telah tahu tidur dengan wanita sehingga jelas memahami rasa yang dapat diberikan bukit menggembung di depanku. Terlebih dalam panorama alam yang memicu semacam ini. Nah, di tengah- tengah kecamuk lamunan semacam ini Tante terus menjadi jauh menggodaku.

“ Ngomong- ngomong Sony udah sempat maen ama wanita, belum?” katanya agak centil.

“ Ngg.. Maen wanita iktikad Tante pacaran?” kataku balik bertanya pura- pura tidak paham.

“ Artinya tidur sama wanita, ngerasain ininya,” katanya sembari menunjuk vaginanya.

Ditanya begini wajahku merah lagi, jadi gugup saya menanggapi,“ Ngmm.. Belum sempat Tan..” jawabku berbohong. Bisa jadi saya salah menanggapi begini sebab peluang ini malah dipakai tante kian menggodaku.

“ Ah masak sih, coba Tante pegang dahulu..” begitu berakhir bicara ia telah menarikku lebih dekat lagi dengan menjulurkan kedua tangannya, satu dipakai buat menggantol di leherku menahan badannya tegak dari sandaran kursi, satu lagi dipakai buat meraba tonjolan penisku.

“ Tante pengen tau kalo bangunnya cepet berarti betul belum sempat..” lanjutnya lagi.

Entah maksudnya yang terencana dibolak- balik ataupun memanglah ini bagian dari kelihaiannya membujukku, namanya saya masih berdarah muda biarpun telah terbiasa mengalami wanita tetapi dirangsang dalam atmosfer begini pasti saja kilat batangku naik membeku. Jika telah hingga di mari telah lebih mudah lagi buat ia.

“ Wihh, memanglah cepet bener bangunnya.. Tetapi coba Son, Tante kok jadi penasaran kayaknya terdapat yang aneh punyamu..” katanya tanpa menunggu persetujuanku ia telah langsung bekerja membuka celanaku melepaskan penisku.

Saya susah menolak sebab kupikir ia betul- betul hanya penasaran mau memandang keluarbiasaan penisku. Memanglah, waktu batangku terbuka leluasa matanya separuh heran separuh kagum memandang dimensi penisku.

“ Buukan maen Sonyy.. Keras banget punyamu..” katanya menyanjung kagum tetapi malah memandang yang begini kian memburu niatnya mau kilat menjeratku.

“ Tetapi masak sih yang begini belum sempat dipake ke wanita. Kalo gitu mari Tante kenalin rasa sedikit, deket lagi supaya dapat Tante tempelin di mari..” lanjutnya, lagi- lagi tanpa menunggu komentarku ia memegang batangku serta menarikku lebih merapat kepadanya.

Apa yang dimaksudkannya merupakan dengan sebelah tangan bekerja kilat hanya menyingkap sebelah kaki celana dalamnya melepaskan vaginanya, kemudian sebelah lagi bawa penisku melekatkan kepala batangku di mulut lubang vaginanya.

Di sana digosok- gosokannya ujung penisku di celah liangnya sebagian dikala dahulu baru setelah itu menguji perasaanku.

“ Gimana, lezat tidak digosok- gosokin ini?” katanya tambah luar biasa centil.

Pasti, jangan bilang lagi jika telah begini saya yang telah tegang dengan cahaya mata redup telah susah buat membebaskan diri, berat rasanya menolak peluang semacam ini. Saya hanya mengiyakan dengan mengangguk serta Tante Juliet bertambah lebih jauh lagi.

“ Kalo gitu Sony yang nyoba sendiri supaya dapat ketahui gimana rasanya, tetapi tunggu Tante buka aja sekaligus biar tidak ngalangin..” lanjutnya dengan kilat melepas celana dalamnya buat setelah itu kembali lagi pada posisi mengangkangnya.

Menggosok- gosokan sendiri ujung kepala penisku di mulut lubang vaginanya yang menganga tambah membuatku terus menjadi tegang dalam nafsu, tetapi buat menyesapkan masuk ke dalam saya masih tidak berani saat sebelum menemukan ijinnya.

Sementara itu itu malah yang di idamkan tante cuma saja mengira saya betul- betul masih hijau ia masih mengenakan siasat halus buat menyeretku masuk.

“ Ahh.. Kedaleman gosokinnya..” katanya menjerit geli memaksudkan saya agak sangat menusuk. Sementara itu rasanya saya masih menjajaki cocok anjurannya, tetapi ini memanglah ide ia buat masuk di siasat berikut,“ Tetapi ini, biar tidak keset mari Tante basahin dahulu punyamu.” katanya mengajak saya bangun berdiri.

Kali ini apa yang dimaksudkannya merupakan ia langsung mengambil penisku serta mulai menjilati seputar batangku, sembari sesekali mengulum kepalanya. Jika telah hingga di mari rasanya saya dapat menduga ke mana kelanjutannya.

Serta memanglah, kala dirasanya batangku telah lumayan basah licin ia juga menarik lagi tubuhku berlutut serta kembali memasang vaginanya siap buat kumasuki.

Dalam kondisi semacam itu saya betul- betul telah buntu pikiranku, terlupa kalau ia merupakan istri dari Mas Fadli- kakak angkatku. Rangsangan nafsu telah menuntut kelelakianku buat tersalurkan melalui ia.

Sehingga sekalipun Tante Juliet tidak lagi menyuruh dengan kata- katanya, saya telah ketahui apa yang hendak kulakukan. Ujung penis mulai kusesapkan di lubang vaginanya lekas kuikuti dengan gerakan membor buat menusuk lebih dalam.

Tante sendiri walaupun mimik wajahnya agak tegang, ia turut menolong dengan jari- jari tangannya lebih menguakkan bibir vaginanya jadi terus menjadi menganga, buat lebih mempermudah usaha masuk batangku.

Tetapi baru saja terjepit separuh, seketika Jul anak asuhnya tiba mengusik konsentrasi teristimewa untuk Tante Juliet. Sang kecil yang belum paham apa- apa ini naik ke kursi langsung menunggangi perut Tante seolah- olah mau turut bergabung dengan kami.

“ Nanti dahulu Dek, Mama lagi dicuntik Mas Sony.. Adek maen dahulu situ, ya?” agak kerepotan Tante membujuk SonJul buat menyingkir serta kembali bermain, sedangkan saya sendiri senantiasa padat jadwal membor serta menggesek keluar masuk penisku buat menanam sisa batang yang masih belum masuk.

Di atas ia repot meredam kelincahan SonJul, lagi di dasar ia pula repot menyongsong batangku. Sesekali merintih memintaku jangan sangat kokoh menyodokkan penisku.

“ Aashh.. Sonn.. Pelan Son.. Memek mama sakit.. Jangan dicuntik keras- kerass..” erangnya.

Untung sukses Tante Juliet membujuk SonJul pas pada dikala segala batangku habis terbenam. Lega mukanya kala SonJul telah ingin turun kembali bermain.

“ Naa, saat ini Mama Adek ingin maen sama Mas Sony dahulu, ya? Mari Mas Son.. Pindah ke dasar dahulu, Mama Adek pula pengen ikutan ngerasain enaknya..”

Tanpa melepas kemaluan tiap- tiap kami juga berpindah ke karpet, Tante Juliet yang di bagian dasar. Di sana begitu posisi terasa cocok kami lekas menikmati asik gelut kedua kemaluan denganku memompa serta Tante Juliet mengocok vaginanya.

Nikmat sanggama mulai menyerap serta walaupun di tengah- tengah asik itu SonJul pula kerap tiba mengusik, tetapi kami telah tidak hirau sebab tiap- tiap lagi berpacu mengarah puncak kepuasan. Serta ini nyatanya dapat tercapai secara bertepatan.

Agak tersendat dengan terdapatnya SonJul lagipula atmosfer kurang begitu leluasa, tetapi toh lumayan memuaskan akhir game itu untuk kami berdua. Kelanjutan ikatan kami memanglah susah mencari peluang yang lowong semacam itu lagi. Sehabis yang awal ini masih pernah 2 kali kami melaksanakan ikatan tubuh tetapi setelah itu terputus.

Terdapat satu keasyikan tertentu yang kurasakan bila lagi bercinta dengan Tante Juliet yang bertubuh montok ini. Lezat rasanya bergelut dengan daging tebalnya, semacam menari- nari di atas kasur empuk berbantalkan susunya yang pula montok serta besar itu.





Rasanya dalam sejarah percintaanku dengan para perempuan yang kesemuanya cantik- cantik lagi berlekak- lekuk padat menggiurkan, hingga hanya dengan ia salah satunya yang berbeda. Tetapi, inilah yang kusebut asik tadi.

Saya sama sekali tidak merasa menyesal serta malah senantiasa merindukan buat mengulang kenangan bersama ia, cuma saja peluang telah susah sekali buat didapat.

Peluang kali keempat kudapat 3 tahun sehabis itu ialah kala saya dimohon mengantar Tante Juliet buat mendatangi upacara pernikahan seseorang keluarga mereka di Las Vegas.

Waktu itu rencananya saya cuma mengantar saja serta sehabis kegiatan berakhir hendak kembali langsung ke LA ke tempat kuliahku, tetapi warnanya Tante Juliet berganti benak mau kembali menumpang lagi denganku.

Ingin tidak ingin saya juga berbalik melewati Washington, DC buat membawakan Tante Juliet ke rumahnya dahulu saat sebelum ke LA. Tante memanglah warnanya tidak mau berlama- lama dalam kunjungannya, itu sebabnya SonJul tidak diajak dan serta ditinggal bersama pembantu dan suaminya di rumah.

Begitu, dalam ekspedisi yang hanya kami berdua di mobil kami juga ngobrol dengan akrab, dengan Tante Juliet yang lebih banyak bingung tentang keadaanku sedangkan saya sendiri padat jadwal mengemudi.

Hingga setelah itu menyinggung tentang aktivitas seksku, Tante Juliet memanglah dapat menebak kalau saya pasti telah banyak pengalaman galang- gulung dengan wanita.

“ Ngomong- ngomong soal kita dahulu kalo saat ini Sony udah tahu banyak wanita cakep tentu kalian nyesel mengapa buat gitu sama Tante waktu hari itu, ya tidak Son?”

“ Nyesel sih enggak Tan, gimanapun kan Tante yang awal kali ngenalin rasa sama Sony. Terlebih Sony pula memiliki kenangan manis dari Tante..” jawabku menyinggung ikatan intimku waktu itu dengannya.

“ Tetapi itu kan duluu.. Saat ini dibanding- bandingin sama kenalan- kenalanmu yang lebih muda tentu kalian mikir- mikir lagi, kok mau- maunya saya sama Tante model gitu. Itupun waktu dahulu, saat ini terlebih.. Tambah tidak nafsu liatnya, ya tidak?” Saya langsung menoleh dengan tidak lezat hati.

“ Jangan bilang gitu Tan, Sony tidak sempat nyesel soal yang dahulu. Malah kalo masih boleh dikasih sih saat ini juga Sony pula masih ingin kok.”

“ Jangan menghibur, ngeliat apanya sama Tante kok berani bilang gitu?”

“ Lho realitas dong.. Tante emang saat ini gemukan tetapi manisnya tidak kurang.

Malah tambah ngerangsang deh..” jawabku menyanjung apa terdapatnya. Sebab memanglah, sekalipun ia saat ini nampak lebih gendut dibandingkan dahulu tetapi mukanya masih senantiasa nampak manis.“ Ngerangsang apanya Son?” tanyanya penasaran.

“ Ya ngerangsang pengen dikasih seperti dahulu lagi. Soalnya tambah montok kan tambah lezat rasanya.” jawabku dengan meyakinkan langsung meraba- raba buah dadanya yang besar itu, Tante Juliet langsung menggelinjang kegelian.“ Aaa.. Kalian emang pinter ngerayu, buat orang jadi ngira beneran aja.

” katanya mencandaiku.“ Lho Sony sungguh- sungguh kok, kalo masih kepengen ngulang sama Tante. Makanya tadi Sony nanya, kalo emang masih boleh dikasih saat ini pula Sony belokin nyari hotel, nih?” Lagi- lagi ia tertawa geli mendengar candaku.

“ Yng bilang tidak boleh siapa. Tetapi dikasih juga kalian tentu tidak selera lagi, kan percuma.”“ Ya udah, kalo tidak yakin.. Tetapi ngomong- ngomong sebentar lagi udah hitam, Sony kurang ingat kalo lampu mobil kemaren mati sebelah belum pernah ditukar.

Gimana kalo kita nyari hotel aja Tan, esok baru terusin lagi.” kataku mengajukan usul sebab kebetulan memanglah lampu mobilku padam sebelah.

Sesungguhnya terdapat cadangan tetapi ini kupakai alibi buat mengajaknya menginap.“ Duh kalian kok sembrono sih Son.. Mari cari penginepan aja kalo gitu, dituntut nerusin nanti malah bahaya di jalur..

” Kupercepat laju mobilku saat sebelum hitam serta di kota terdekat saya juga mencari suatu hotel. Begitu bisa saya langsung turun memesan suatu kamar sedangkan Tante menunggu di mobil.

Serta sehabis kembali ke mobil buat mengajak Tante turun pernah kubuktikan dahulu padanya tentang lampu mobil sebelahku yang memanglah padam itu. Berdua masuk ke kamar, sehabis mandi serta makan malam kami juga bersantai dengan ngobrol hingga setelah itu Tante mengajakku buat berangkat tidur.

Kamar yang kupesan memanglah cuma satu tetapi dilengkapi 2 tempat tidur sebagaimana umumnya wujud kamar hotel. Memandang dari kondisi ini Tante Juliet tidak mengira kalau saya betul- betul sungguh- sungguh dengan keinginanku buat mengulang lagi kenangan lama.

Ia baru saja mengubah pakaian tidur serta baru hendak mulai mengancingnya kala saya keluar dari berkemih di kamar mandi langsung mendekat memeluknya dari balik.

Saya sendiri cuma menggunakan handuk berlilit pinggang sehabis membuka bajuku di kamar mandi.“ Gimana Tan, masih boleh dikasih Sony tidak..” bisikku memohon di telinganya tetapi sembari mengecup leher dasar telinganya diiringi kedua tanganku mulai meremasi tiap- tiap susunya.

Tersenyum geli ia sebab telah hingga di sana juga ia masih mengira saya hanya bercanda menggoda.“ Apanya yang lezat sih sama orang yang udah gembrot serta tua ini, Son..” tanyanya penasaran.“ Buat Sony sih tidak terdapat kelainannya, malah Sony kangen deh Tan..

” Sembari bicara begitu kubuka lagi satu kancing daster tidurnya yang baru terpasang, sehingga bagian depan badannya terbuka berikut kedua susunya yang leluasa sebab Tante terencana tidur tanpa mengenakan kutang, buat setelah itu tanganku bersinambung meremasi susu telanjangnya itu.

Tante membiarkan saja tetapi ia bertanya mengujiku dengan nada separuh ragu kepadaku.“ Masak sih kangen sama Tante? Kan kalian umumnya sama cewek- cewek cakep, yang masih muda lagi langsing- langsing tubuhnya..?” katanya lagi.

“ Malah melulu sama yang begituan, Sony malah bosan.. Sony suka sama Tante yang montok..”“ Kalian dapat aja..”“ Lho bener Tan. Montoknya Tante ini yang buat lezat, mantep rasanya. Terlebih yang ini.. Hmm.. Saat ini tambah montok berarti tambah lezat lagi rasanya..” kali ini sebelah tanganku telah kujulurkan ke dasar meremas- remas gemas gundukan vaginanya.

Tante Juliet merengek bahagia, saat ini baru ia yakin dengan keseriusanku. Terlebih kala ia pula membalas menjulurkan tangannya ke balik, di sana ia memperoleh kalau di balik handuk itu saya telah tidak menggunakan celana dalam lagi.

Tanpa dimohon lagi ia sendiri membuka lagi daster tidur sekalian pula celana dalamnya sendiri buat bersama- sama telanjang bundar naik ke tempat tidur. Perempuan berwajah menawan diusianya menggapai 32 tahun ini memanglah telah mekar badannya, tetapi badannya masih lumayan kencang lagi lembut sehingga montoknya berkesan sexy yang memiliki energi tarik tertentu.

Serta saya pula jujur berkata kalau saya merindukan kemontokannya, sebab baru saja memandang ia terbuka telah langsung terangsang gairah kelelakianku. Karena ia belum lagi merebah penuh, masih duduk di tengah pembaringan buat mengurai gelung rambutnya, telah kuburu tidak sabaran lagi.

Kusosor sebelah susunya, sebelah lagi kuremas- remas gemas, dengan rakus mulutku mengenyot- ngenyot bagian puncaknya, mengisap, mengulum serta menggigit- gigit putingnya.

“ Ehngg.. Gelli Soon.. Iya, iya, nanti Tante kasih.. Deh..” merengek kegelian ia sebab serbuan mendadakku.“ Abis gemes sih Tan..” sahutku kilat serta kembali lagi menyerbu bagian dadanya.

Memandang begini Tante Juliet mengurungkan merebahkan tubuhnya, buat sedangkan bertahan dalam posisi duduk itu semacam tidak tega menunda ketidaksabaranku. Air wajahnya berseri- seri bahagia, sebelah tangannya membelai- belai sayang kepalaku serta sebelah lagi lurus ke balik menopang duduknya, ditungguinya saya melampiaskan rinduku masih pada kedua susunya yang montok serta besar itu.

Semacam anak kecil yang asik sendiri bermain dengan balonnya, begitu pula saya padat jadwal mengerjai bergantian kedua daging bundar gendut itu buat memuaskan melalui rasa mulut serta remasan gemasku.

Hingga berkecapan suara mulut rakusku serta hingga meleyot- leyot terpencet, terangkat- angkat serta jatuh terayun- ayun, membuat Tante Juliet kadangkala meringis merintih ataupun merengek mengerang saking kelewat gemas bernafsu saya dengan keasykanku, tetapi demikian juga ia tidak menghindari kesibukanku itu.

Baru sehabis dirasanya saya mereda, diapun bersiap- siap buat membagikan tuntutan kerinduanku yang selanjutnya. Ini sebab dilihatnya saya telah lumayan puas bermain di atas serta telah mau bersinambung ke dasar, ialah sedangkan mulutku masih senantiasa padat jadwal tetapi tangan yang sebelah mulai kujulurkan meraba selangkangannya, lekas Tante Juliet juga merubah posisi buat berikan keleluasaan bagiku.

Badannya direbahkan ke balik sembari meluruskan kedua kakinya yang duduk terlipat menjepit selangkangannya, langsung dibukanya sekali supaya saya dapat menggapai vaginanya.

Mulutku masih terus mengejar melekat di sebelah susunya tetapi tanganku saat ini telah dapat memegang penuh bukit vaginanya. Bukit daging tebal setangkup tanganku yang ditumbuhi bulu- bulu keriting halus ini langsung kuremas- remas gemas, darah kelelakianku juga tambah mengalir deras.

Keasyikan yang baru menarik atensi baru pula, berpindah dahulu saya ke tengah selangkangannya yang kudesak supaya lebih mengangkang saat sebelum kutarik kepalaku dari susunya.

Tante mengira saya telah hendak mulai memasukinya, ia pernah menyambar batangku yang telah tegang serta melocok- locok dengan tangannya sebentar. Semacam mau lebih mengencangkan lagi tetapi terdapat terasa kalau ia pula merindukan batangku, dapat terbaca dari remasan gemasnya yang menarik- narik peniskuBegitu posisiku terasa cocok, saya juga memindahkan mulutku turun menggeser ke dasar dengan metode menciumi melalui perutnya hingga setelah itu datang di atas vaginanya yang terkangkang.

Di mari konsentrasiku terpusat dengan mengusap- usap serta mencermati dahulu wujud vaginanya. Ini buat awal kali saya menemukan peluang memandang jelas kemaluannya yang telah sempat 3 kali kumasuki, tetapi sebab waktunya kecil tidak pernah kulihat dengan nyata.

Betul- betul sesuatu panorama alam yang memicu sekali. Bukit segitiga yang menjendul dengan dagingnya yang tebal itu ditumbuhi bulu- bulu yang begitu rimbun, tidak lumayan menutupi bagian celah lubang yang diapit pipi kanan kirinya.

Tepi bukit itu persis semacam pipi balita yang montok menggembung, saking tebalnya sehingga menjepit bibir Miss V cuma terkuak sedikit walaupun pahanya telah kukangkangkan lebar- lebar. Penasaran kukuakkan bibir vaginanya dengan jari- jariku buat memandang lebih ke dalam, tetapi belum lagi jelas, Tante Juliet telah menegurku dengan muka malu- malu merengek geli.“ Ahahngg.. Sony ingin ngeliat apa di dalem sana sih Son..?” katanya sembari meringis.

Saya tidak menyahut tetapi saat sebelum ia berganti benak buat mencegahku, langsung saja kusosorkan mulutku ke tengah lubang yang baru kukuakkan itu.“ Ssshh Sonyy.. Ahh.. Ammpuunn.. Sonn!” Betul pula. Tante Juliet menjerit malu, tangannya refleks mau menolak kepalaku tetapi telah terlambat.

Karena begitu melekat telah kilat kusambung dengan menjilat serta menyedot- nyedot tengah lubangnya. Adu ngotot berlangsung cuma sesaat sebab Tante setelah itu menyerah, menganga dengan wajah tegang ia kala geli- geli lezat game mulutku mulai menusuk ia. Buat selanjutnya saya sendiri mulai menyerap enaknya mengisap Miss V montok yang baru awal kudapat darinya.

Lagi- lagi terdapat keasyikkan tertentu, sebab tidak semacam dengan kepunyaan wanita lain yang sempat tidur denganku, biasanya celah lubang mereka terasa kecil sebab tepi kanan kirinya tidak setebal ini. Kepunyaan Tante Juliet malah penampilannya nampak kecil tetapi jika dikuakan malah jadi merekah lebar serta dalam.

Disosor mulutku yang mengisap rakus, semacam nyaris tenggelam wajahku di sana dengan pipiku berjumpa pipi vaginanya. Di bagian inipun buat sebagian lama kupuaskan diriku dengan menyedot menjilat- jilat tengah lubangnya, sesekali menyodok- nyodokkan ujung lidah kaku lebih ke dalam, buatnya mengejang hingga membusung dadanya.

Ataupun pula menggigit- gigit klitoris, menarik- nariknya dan menjilati kilat buatnya menggelinjang kegelian. Seragam dengan puting susunya, bagian ini juga telah membeku ciri ia telah terangsang naik berahinya, tetapi Tante Juliet pula senantiasa membiarkan saya bermain sepuas- puasnya buat melampiaskan rinduku.

Kala kurasa telah lumayan lama saya mengecap asik melalui mulutku serta telah lumayan matang ia kubawa terangsang, barulah saya mulai memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

Di mari baru giliran Tante buat turut melampiaskan rindunya kepadaku terasa dari sambutannya yang hangat. Semacam pengalaman yang kuingat, Tante Juliet bukan type histeris dengan style merintih- rintih serta menggeliat- geliat erotis, tetapi dalam kondisi dikala ini tidak urung meluap pula gejolak rindunya melalui triknya tertentu kepadaku.

Ialah bersamaan putaran Miss V laparnya menyongsong masuknya penisku, tubuhku juga ditarik menindihnya langsung didekapnya erat mengajakku berciuman.

Yang ini pula sama hangatnya sebab begitu melekat langsung dilumat sepenuh nafsunya.

Selanjutnya kami yang sama silih merindukan seakan tidak mau membebaskan pelukan menyatu ini. Segala permukaan badan depan menempel erat dengan bagian atas kedua bibir silih melumat ketat lagi bagian dasar kedua kemaluan juga bergelut hangat. Saya yang memainkan penisku memompa keluar masuk diimbangi vaginanya yang diputar mengocok- ngocok.

Ini baru namanya bersetubuh ataupun menyatukan badan kami, sebab nyaris sejauh game kami menempel semacam itu. Cuma sekali kami menunda sebentar buat menarik napas serta peluang ini kupakai dengan mengangkut tubuhku serta memandang gimana wujud perempuan montok dalam kondisi lagi kusetubuhi ini.

Nyatanya sesuatu panorama alam yang menyenangkan sekalian kian melonjakkan gairah kejantananku. Di dasar kulihat vaginanya diputar bernafsu, seakan kesenangan menemukan tandingan yang sesuai dengannya.

Mencermati Miss V di dasar itu bagaikan mulut balita berpipi montok yang kehausan menyedot- nyedot botol susunya telah menaikkan rangsangan tertentu, terlebih memandang totalitas goyangan badan Tante Juliet.

Segala daging badannya turut bergerak teristimewa kedua susunya yang berputaran berayun- ayun tambah menaikkan lagi rangsang kejantananku, hingga saya tidak tahan serta kembali turun menghimpit ia sebab telah terasa hendak datang di dikala ejakulasiku.

Pada dikala yang sama Tante Juliet pula telah merasa hendak datang di orgasmenya, ia yang mengajak lebih dahulu dengan menyambung lumatan bibir tadi buat menyalurkannya dalam game ketat semacam ini.

“ Hghh ayyo Soon.. Nnghoog.. Hrrhg..” dengan satu erang tenggorokkan ia membuka orgasmenya disusul olehku cuma selang sebagian detik setelah itu.

Kami sama mengejang serta pernah menunda sebentar kala masuk di puncak game, tetapi lekas bersinambung lagi melumat dengan lebih ketat seakan silih menggigit bibir sepanjang masa orgasme itu.

Baru sehabis mereda serta menyudahi, yang tinggal cuma napas turun naik keletihan serta badan terasa lemas. Lumayan luar biasa, sebab walaupun tidak berubah posisi ataupun style tetapi game terasa nikmat dengan akhir yang memuaskan.

Malah segala badan telah terasa banjir keringat saking serunya berkonsentrasi dalam melampiaskan kerinduan lama kami. Buat itu saya begitu membebaskan diri cuma duduk di sebelahnya supaya keringat di punggungku tidak membasahi sprei tempat tidur.

“ Gimana Son rasanya barusan..?” Tante Juliet mengujiku sembari tangannya mengusap menyeka- nyeka keringat di punggungku. Saya berbalik menghadap ia.“ Makanya Sony tadi ngotot memohon, soalnya udah percaya duluan memek montok Tante ini bakal ngasih lezat..” jawabku dengan meremas mencubit- cubit vaginanya.

“ Udah lezat, puas lagi.. Tetapi Tante sendiri, gimana rasanya sama Sony?” balik saya bertanya padanya. Menemukan pujianku air wajahnya bersinar bahagia, ubah ia memujiku.

“ Sama kalian sih tidak harus ditanya lagi, Son. Dahulu aja jika tidak sayangin kalian masih muda sekali, udah ingin terus- terusan Tante ngajakin kalian.”“ Oya? Kok tadi diajak masih seperti ogah- ogahan?”“ Bukan ogah- ogahan, tetapi khawatir ketagihan sama Sony..” jawabnya bercanda sembari tertawa.

“ Jika tante ingin, Sony ingin kok married ama tante..” kataku.“ Akh.. Apa Son.. Kalian becanda ya.. Tante kan udah memiliki suami..” katanya.“ Tante tidak harus bohong deh.. Mas Fadli kan tidak dapat wajar lagi tante.. Sony ketahui jika Mas Fadli saat ini memiliki penyakit impoten..

Ya kan tante..” kataku.“ Kalian ketahui darimana Son.. Tetapi tante akui jika Mas Fadli tidak dapat buat tante puas..” katanya sembari menangis.“ Nah.. Gimana tante suka kan ama Sony..

Sepanjang ini ikatan Sony dengan cewek- cewek lain itu cuma hanya fun aja kok tan.. Sony sesungguhnya cinta ama tante dari awal pertemuan kita dahulu..” kataku sembari mengecup bibirnya.“ Son.. Benarkah ucapanmu itu.. Sony benar menyayangi tante yang udah tua ini..?” tanyanya.“ Ya tante, Sony cinta ama tante serta Sony ingin married ama tante..” kataku sembari meluk badan ia.“ Oh.. Son.. Tante pula suka ama kalian..” katanya sembari memeluk tubuhku.“ I Love You Juliet..” kataku.“ I Love You too Sony..” katanya. 




Posting Komentar

0 Komentar