INDOSEXASIA - Saya tersandar di sisi tempat tidur serta baru saja kembali dari kuliah. terdapat rasa letih serta kantuk menyelimutiku, kulihat jam bilik telah menampilkan angka 6 sore. Tidak terdapat yang mau kulakukan tidak hanya memandang sekitar ruang kamar kostku yang mungil ini.
Tidak banyak yang terdapat di kamar ini tidak hanya tempat tidur rendah, lemari kecil serta meja yang tersusun berseberangan, diterangi lampu bohlam 60 watt menyinari ruang yang mungil menjadikan atmosfer yang cerah benderang, pintu langsung mengarah arah keluar serta jendela sejajar di sisinya tertutup gorden tebal, disisi yang berseberangan terdapat pintu lagi yang mengarah rumah utama, saya heran kenapa wajib terdapat pintu itu ataupun bisa jadi tadinya kamar ini tidak terbuat buat kamar kost? Bisa jadi saja..
Mataku begitu berat serta nyaris saja saya tertidur kala seketika pintu yang dari sisi dalam terbuka, Saya langsung terhentak kaget sebab setahuku pintu itu senantiasa terkunci mati. Kulihat seseorang perempuan mungil( kira- kira berusia 30- an) berdaster pendek coklat kemerahan berdiri dimuka pintu serta tersenyum kearahku, tangannya memegang sepiring gorengan serta menyodorkannya kepadaku.
MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI
“ Ini Tante buatkan gorengan untukmu” suara merdu Tante kostku memecah keheningan.
Saya membalas senyumnya, bangun serta mencapai piring dari tangannya yang putih lembut itu.
“ Trimakasih ya, Tan”.
Tante Mila( namanya) tersenyum serta setelah itu duduk di sisi ranjang berdekatan dari posisi dudukku, matanya yang indah memandang sekitar kamarku. Saya heran mengapa ia tidak langsung berangkat serta malah duduk di sana, kayaknya terdapat suatu yang mau dia sampaikan. Saya tidak sangat menghiraukan serta langsung saja melahap gorengan yang kayaknya baru terbuat soalnya masih panas tanpa malu- malu. Tante Mila tersenyum kecil begitu melihatku yang kepanasan sebab terburu- buru memakan gorengannya.
Wah, tidak banyak perkata yang terlontar dikala itu cuma keheningan, gerakan badan serta mimik muka saja yang kayaknya jadi perlengkapan komunikasi. Saya baru saja menghabiskan satu kala tangan Tante Mila, entah terdapat angin dari mana, seketika memegang pundakku.
Saya mematung tegang, dadaku berdegup kencang nyaris saja piring yang kupegang terlepas, kuberanikan buat menoleh kearahnya. Ahh cantiknya ia, rambut hitamnya terurai lurus hingga kebahu serta mukanya yang oval dihiasi mata indah yang tersusun sejajar dengan bulu mata yang lentik, alis buatan tergambar sempurna memperindah paduan mata, hidung yang mungil sedikit memancung memenuhi kecantikannya serta bibir yang merah merekah basah tersungging senyum, ohh sangat indah..
“ Gimana tadi kuliahnya Dri( Andri merupakan namaku)”, sapa Tante Mila memecah lamunanku.
“ Ooh baik Tante”, balasku pendek.
Rasa gugup yang meningkat bertumpuk runyam serta Tante Mila kayaknya menggeser duduknya lebih rapat. tangannya mengelus lembut pundakku serta mukanya nampak berbinar dihiasi senyum yang tipis sendu, mukaku terasa panas memerah, napas tidak beraturan serta degup jantungku memacu kilat.
Saya terdiam, lama- lama tangannya diturunkan, memegang tanganku serta meremasnya lembut, dadaku bergetar dengan kepala tertunduk ditambah perasaan serta benak yang berkecemuk kacau bercampur aduk jadi satu. Wangi lembut terhembus halus menerpa, kala wajah mungil itu didekatkan ke mukaku serta dikecupnya pipiku tipis, lembut sekali, napas hangat berhembus halus ke pipi bersamaan dengan lepasnya kecupan.
Kuberanikan buat mengangkut wajahku serta memandang kearahnya, dia kembali tersenyum hangat serta menggerakkan lama- lama mukanya kearahku, mendekat, terus menjadi dekat sampai terasa nafasnya berhebus hangat, matanya memandang lembut serta bibirnya direkahkan, merah serta basah, jantung semacam terhenti serta nafasku memburu membuat segala perasaanku jadi luluh lunglai, tangannya dilingkarkan dipundakku serta kamipun bertatapan sangat dekat.
Matanya memandang sayu tidak berkedip serta bibir yang ranum itu bergerak mendekat memegang lembut bibirku, terasa hangat serta basah, indah sekali. Lama- lama lidahnya menjelajahi bibir serta mulutku, mengulum serta menghirup, mencari lidahku yang mulai menyongsong bermain, melilit, serta berpagutan. Kurasakan kehangatan dari ranum bibirnya yang membasah.
Ia memiringkan kepala supaya lebih bebas memainkan mulutnya serta kayaknya mau kulahap bibir yang indah ini. Mata yang lentik itu terpejam diiringi tangan yang membelai kepalaku, menggeserkan lama- lama ke punggung serta ke pinggul, mengelus serta meramas kecil. Tante Mila meggerakan tubuhnya serta lama- lama tangannya menggeser ke arah kemaluanku. Antara kaget, indah serta nikmat bercampur jadi satu jadi kubiarkan saja. Tante Mila terus menjadi berani, ia mulai membuka kancing celana serta memasukan tangannya ke celana- dalam putih yang ku gunakan.
Tangan yang halus itu mulai meremas lembut penis yang sudah membengkak serta membeku, terasa hangat tangannya mengelus pelan, menggeser serta meremas gemas biji pelir yang terselip diantara selangkang kakiku, nafasku terus menjadi memburu tajam, menghembus bagian pipinya yang memerah. Tangan yang satunya mencapai tanganku yang cuma merangkul di lehernya. Saya berlaku pasif dikala itu sebab memanglah saat sebelum ini saya belum sempat melaksanakannya dengan siapapun.
Tangan itu membimbing lama- lama ke payudaranya, terdapat rasa empuk dari balik daster yang tipis serta tidak berbeha itu. Ku beranikan tanganku meremas lama- lama buah dada Tante mila yang tidak sangat besar tetapi padat berisi, remasan lama- lama tanganku berpindah serta digeserkan lama- lama antara kain daster dengan ujung putingnya yang membuat ia menggelinjang kegelian, desahannya mulai terdengar sesekali.
Sejenak tangannya dilepaskan, dipelukan ke leherku serta tubuhnya dicondongkan lama- lama kebadanku membuat kami terdorong rebah ke tempat tidur tanpa membebaskan ciuman. Tubuhnya sedikit agak menindihku dengan posisi memiring serta kakinya yang lembut halus mulai dilingkarkan diatas kedua pahaku, digesek- gesekkan lama- lama, tangannya dimasukan ke dalam baju- kaos abu- abu yang kupakai serta mulai mengelus perut sebagian dikala, digeserkan ke atas serta mencapai puting dadaku, diremas, memainkannya serta memutar- mutar puting dengan sentuhan lembut jarinya.
“ Aakh..”, saya mengerang kegelian serta mendesah tanpa siuman,“ Oohh..”.
Muka Tante Mila terus menjadi berseri kala merasakan napas birahi yang memburu pada diriku, ia melepas ciumannya serta mengangkut sedikit kepalanya dengan muka yang sedikit memerah penuh gairah dihiasi senyum tipis dari bibir yang indah merekah memandang sendu mataku, tangannya ditarik keluar dari dalam baju- kaosku serta memegang sisi dasar baju- kaos itu, menariknya keatas serta tanpa isyarat lagi tangan kunaikkan ke atas, dengan kilat baju- kaos itu terlepas dari badan
. Tante Mila meraihnya serta melemparkan kelantai, matanya bergerak tertuju ke badanku, nampak nanar memandang lekuk- lekuk bidang tubuhku, menggeserkan kepalanya ke dada serta bibirnya yang basah mengecup lembut puting yang memerah sebab ulahnya tadi, mengulumnya serta lidahnya dimainkan memutar pinggiran puting, gigi depan yang putih rata megigit- gigit lama- lama serta menghisapnya.
Nafasku tertahan lemah diiringi tubuh yang menekuk menahan geli,“ Aakhh..”.
Kedua tangan kulingkarkan kekepalanya serta kaki yang satu melepas dari bundaran kakinya kemudian menindih samping atas paha, menjepit kokoh menahan kenikmatan yang menggelora.. akhh ia hebat sekali.
Tangan Tante Mila dengan lincah kembali menjarah celana- dalamku serta mencapai suatu yang sangat didambakannya sepanjang ini, suatu yang lagi membengkak, memanjang, membeku serta siap buat memuaskannya.
Terdapat keberanian yang timbul mendesak diriku buat lebih aktif, saya mulai menggeser pelukanku serta merendahkan sedikit kepundaknya, mencapai sisi atas dasternya, menariknya sedikit demi sedikit bagian balik daster, menumpukan disekeliling atas- punggung serta mulai meraba memasuki dari punggung ke pinggang yang licin lembut dengan elusan lama- lama, tangan kunaikan melewati tangannya yang lagi menggerayangi celana- dalamku, menyela antara lain serta kusentuh lama- lama buah dada yang mulai membeku.
Kuremas penuh perasaan, dengan puting disela jari telunjuk serta tengah, sesekali kedua jari itu kuapitkan lama- lama, ditarik sedikit kearah luar serta ketiga jari yang lain memijit- mijit buah dada dengan lembut.
“ Hhmm.. aahh.. aeehhmm..”.
Tante Mila menarik sedikit bibirnya serta mengaduh mendesah lirih, sembari sesekali lidahnya dijulurkan berputar- putar keujung puting dadaku yang membasah tipis sebab jilatannya. Pijatan tanganku terus menjadi jadi.
Setelah itu ku pegang puting yang mengencang panjang dengan kedua jariku serta memutar memelintir kearah bertentangan berulang- ulang.
“ Aahh.. aakhh.. eehhmm..”, desah Tante Mila kembali terdengar dengan mata sedikit tertutup penuh kenikmatan, terasa nafasnya mulai memburu tertib berhembus hangat ke dada.
Pinggulnya digeser menghindar, kakinya dilepaskan dari jepitan pahaku serta di naikan ke atas celana jeansku yang kancingnya telah terbuka dari tadi, jari- jari kakinya dengan lincah menjepit pangkal atas celana serta merendahkan hingga ke lutut, saya menolong dengan menggerak- gerakkan kedua kakiku secara bertentangan, celana jeans itu dengan kilat merosot serta terlepas terhempas ke lantai.
Tangan yang mungil itu mengelus lembut bagian luar celana dalam putih itu serta tersembul dari dalamnya penis yang membeku, berdenyut merontak seolah hendak meledak. Nafasku memburu mengaduh kala tangannya di masukan ke dalam mencapai penis, menggenggamnya serta memijit lama- lama.
Dinaik turunkan tangannya cepat- berulang membuat permukaan kulit telapak tangannya bergesekan dengan kepala penis, saya melenguh kaget, terasa ngilu serta geli bercampur, sembari bereaksi kilat menahan gerakannya serta membiarkan tangannya mengelus lembut bagian kepala penis. Jari- jemarinya lincah mengapit leher penis serta memijit kilat semacam bergetar.
“ Akhh.. aduuh.. enaakhh..”.
Penisku berdenyut keras bersamaan pijatan lembut jari- jemarinya. Saya melenguh mengaduh, mendesah keenakan tanpa memperdulikan apa- apa lagi, badanku kembali menekuk serta kedua paha merapat, menyilang pada bagian dasar kaki, tangan kubiarkan lepas tanpa berupaya mencapai, tergeletak di atas pinggulnya lemah, sesekali kuusap lembut pinggul indah itu namun segala konsentrasi tertuju pada batang penis yang berdenyut penuh kenikmatan lantaran pijatan lembut jemari mungilnya.
Menghentikan gerakannya jemari itu menarik turun celana- dalamku hingga ke pangkal paha. Tersebul keluar, berdiri, sedikit memiring ke arah perut, penis yang lumayan panjang serta besar serta kepala penis yang merekah padat licin mengkilap bak jamur yang hendak mekar. Tangannya mengelus terbalik sehingga ujung kukunya memegang permukaan batang penis, terasa geli serta nikmat semacam digaruk lembut, mengelus lama- lama dari leher penis sampai pangkal penis serta memutar- mutar biji pelir, meremas- remas, kembali mengeluskan kuku jemarinya bergerak lama- lama ke arah kepala penis.
Saya menggelinjang buat berulang kalinya penuh kenikmatan. Kayaknya Tante Mila pakar sekali dalam perihal yang satu ini. Jemari itu setelah itu menggenggam serta meremas, jemari teratasnya mengapit leher penis menjepit lembut serta digetarkan, tangannya dinaik- turunkan pelan- berulang, terasa penisku berdenyut terus menjadi hebat, jantungku berpacu kilat memompa keras ke kepala, muka memerah, otot- otot didahi meregang memicu syaraf sehingga memunculkan kenikmatan yang luar biasa indahnya.
Saya telah tidak tahan lagi.
“ Aeekhh.. aaehh.. eenaakh.. ekhhmm”.
Tanganku merangkul kokoh pinggulnya dengan jari- jari tertancap kencang, semetara sentuhan tangannya terus berakselerasi dengan penuh perasaan, segala badanku mengencang, aliran deras cairan sperma dari biji pelir terasa mengalir kilat ke batang penis, hangat memanas sekitar kemaluanku serta rasa lezat yang luar biasa bersamaan mengalirnya cairan sperma memuncrat keluar dari ujung kepala penis.
“ Aakhkhh.. cret.. creet.. aakkhh..”.
Penisku berkedut berdenyut- denyut meregang keras sekali setelah itu melemah serta sperma mulai meleleh malas bersamaan penis melemah, agak mengecil serta setelah itu menciut. Cengkeraman tangan Tante Mila dilepaskan serta menggosok- gosokan cairan sperma yang muncrat ke perutku, terasa lengket serta berdahak.
Saya terpejam sebentar seolah tidak yakin dengan apa yang sudah terjalin, menarik napas dalam- dalam serta baru kubukakan mataku, menoleh kearah Tante Mila yang kusayangi, kutatap matanya yang bersinar cerah memantul dari sinar bohlam, indah serta sendu, dia tersenyum, mengecup bibirku lembut serta menekan pundakku kebawah seolah- olah berikan isyarat. Ku kecup buah dada yang sedari tadi membeku, mengulum, menjilat serta mengisap puting yang memerah dengan bundaran puting bercorak merah muda.
Tanganku mencapai buah dada yang satunya memijit serta meremas beriring dengan emutan mulutku, jemari kuat terpancar dari urat- urat yang menyembul disela- sela permukaan tanganku yang mulai menjepit lembut putingnya serta memilin memelintir lama- lama diiringi tarikan- tarikan kecil, sedangkan mulutku melahap buah dadanya yang ranum itu dengan semangat, menjulurkan lidah serta menjilat putingnya memutar kesekian setelah itu merendahkan jilatan kearah perut. Lidah digerak- gerakan menggelitik serta menjilat membasahi perut, berbalik mengitari pusar yang bundar indah, menggigit kecil serta mengisap permukaan kulit, tanganku senantiasa meremas lembut.
“ Oouhh.. Andriihh.. oouukhh..”.
Perutnya menggelinjang lama- lama, nafasnya terdengar merintih lirih, tangannya yang satu memegang serta mengelus kepalaku, tangan yang lain dibiarkan tergeletak lepas di sisi tubuh. Pangkal pahanya dibiarkan terbuka, seakan mengundang tanganku buat memasuki meraba. Memijit lama- lama, mengelus dari lutut hingga kepangkal paha.
Menggeser pelan ke bagian dasar kemaluannya terasa terdapat hawa hangat serta lembab dari celana dalam yang mulai membasah, kuelus kesekian serta sedikit menggaruk memompa gairah birahinya yang mulai memuncak, diiringi desahan napas yang merintih membangkitkan gairah serta nafsu yang mencermatinya.
Jemariku mulai bandel, memainkan jari, menari- nari serta menari- narik celana dalam kuning muda ber- renda putih disisi- sisinya. Menarik bagian bawahnya serta membebaskan semacam karet yang lentur menjepret ringan ke bagian dalam.
Dia berteriak manja,“ Akh.. Andri.. nakall..”, terdapat getaran terasa diantara suara merdu itu.
Jemari bandel itu terus mengelus halus, setelah itu menarik lama- lama bagian atas celana dalam serta menurunkannya hingga kelutut, Pahanya dinaikan serta kakinya digeser merapat kepantat buat memudahkanku melepasnya. Setelah itu kakinya diluruskan serta dibiarkan terbuka melebar, kepala kuangkat serta mata tertuju keseluruh tubuh menelusuri lekuk badan yang indah berisi, cahaya lampu ruang yang cerah menerangi segala tubuh yang putih licin, Wajah ayu Tante Mila nampak dengan jelas, matanya memicing penuh gairah serta bibirnya basah merekah mendesah.
Kuarahkan pemikiran ke dasar, nampak bulu yang halus tertata apik serta terurus. Bibir Miss V merah hitam merekah seakan tersenyum kepadaku, membasah, serta kelentitnya bercorak lebih cerah mengacung agak keluar seolah menyongsong, menggambarkan gelora birahi pemiliknya.
Mukaku kudekatkan serta bibirku menyetuh bulu halus bagian atas Miss V, mengecup serta menjilati lembut.
“ Ouuhh.. hhmmf..”, rintihnya tertahan.
Beralih lama- lama ke bibir Miss V, terasa wangi khas tercium lembut memicu jaringan otak buat merangsang gelora birahi baru, tanpa terasa penis kembali mengencang menekan terjepit diatara kasur serta perut dasar. Saya terbangun mebenarkan posisi penis, merebahkan tubuhku diantara selangkang kaki Tante Mila serta menundukkan kepala sejajar berhadapan dengan kemaluan Tante Mila, tanganku yang satu mengapit dari dasar pangkal pahanya yang terangkat melingkar punggungku serta tanganku yang lain meraba pinggul, sesekali mengelus perutnya.
Bibirku mengulum dengan lidah menari menjilati kelentit yang terus menjadi basah oleh air liur yang mengalir tidak tertahan. Kuturunkan jilatan lidah ke bibir Miss V, menyingkap bibir dengan jari- jari yang kutarik dari tempatnya serta memasukan mulut ke dalam Miss V, diiringi gigitan kecil di sekelilingnya lidah menjilat turun naik dengan jemari yang menolong memegang bibir Miss V. Saya mengangkut sedikit kepala serta jemari kubiarkan bandel menari memelintir kelentit, memijat lembut kelentit dengan 2 jari serta memutar- memutar kilat.
“ Aduuh.. enaakhh..”, Tante Mila menggelinjang keras.
“ Dri.. yang kerass.. Driih..”
“ Jangan dilepass.. sshh..”
“ Terusshh.. shh..”, erang Tante Mila meminta dengan sangat.
Pinggulnya bergerak naik turun menjajaki irama. Saya terus menjadi bergairah, gerakan badan serta rintihannya merangsang gairahku, kehangatan badan bawa atmosfer sangat menunjang hati yang bergelora. Tangan kugeser sedikit lebih rendah, jari tengah mencari serta menciptakan lubang yang menganga basah menyongsong, masuk lama- lama serta menarik kembali kilat kesekian, jari itu setelah itu meraba- raba bilik dalam atas Miss V, tidak sangat dalam kira- kira di tengah- atas, jariku menekan pelan serta memutar kesekian G- spotnya, sedangkan kelentit yang mengacung kugigit- gigit kecil, kuisap lembut dengan lidah menari- nari di permukaannya.
“ Aduuh.. enaakh.. eehhmmf.. ssh”, Tante Mila mengerang, merintih.
Tangannya memegang keras kepalaku serta menjambak rambut hingga kusut berhamburan, Pahanya melingkar mencengkeram leher sangat kokoh, serta sesekali pantatnya dinaikkan tidak terkontrol.
“ Hhmm.. eehhmmf.. oouuhh..” ia kembali merintih.
Sesaat cengkeramannya menguat, pantatnya diangkat menekan mukaku. Jantungnya berdegup kencang memompa darah mengalir deras ke syaraf- syaraf otak, ke sekililing pinggul yang menghangat merangsang puncak orgasme serta menggetar jaringan syaraf bagian dalam Miss V, otot- otot Miss V mengencang sesaat, berkedut, diiringi pekikan lirih merintih panjang..
serta terkulai lemas penuh kepuasan. Kubaringkan badan disisinya, sedikit menindih dibagian bawahnya, Kepala agak terangkat ditopang tangan, menyamping sejajar, serta mataku memandang dalam- dalam wajah ayu mempesona. Matanya tertutup lemah, napas kami beradu hangat.
Kubelai rambut gelap yang terurai jatuh menutupi mata, kusingkap lama- lama dalam untaian rambut helai demi helai. Kaki kulingkarkan ke pahanya beralih membelai lemah ujung paha.
seluruh perasaan menumpuk jadi satu, sangat indah serta tentram, mau sekali saya memilikinya. Badan mungil itu beralih agak menghindar, sediakan sedikit ruang supaya bebas bergerak, tanpa menepis rangkulan pahaku yang terus membelai lama- lama.
Memiringkan bandannya sejajar berhadapan dengan posisi miring badanku, serta rangkulan kakiku beralih kesisi luar pahanya. Penis yang senantiasa tegak dari tadi mengacung menyamping memegang lembut bulu halus Miss V.
Saya melirik kebawah sejenak serta setelah itu memandang kearahnya dengan senyum serta pemikiran mata penuh makna. Dia tersenyum mempesona serta melumat bibirku dengan mata tertutup penuh gairah, Tangannya diangkat kepinggangku dielus- eluskan lembut, matanya membuka malas memandang mataku tidak berkedip.
Bibirnya dilepas lama- lama serta dikecup bibirku lama- lama sekali, napas hangat berhembus dalam deru nafsu birahi yang memburu menerpa hidung. Lidahnya mencari serta mencapai lidahku, tipis, berbalik pelan serta berpagutan sebagian dikala.
Tante Mila menggeser belaian tangannya serta mencapai penis yang terus menjadi membeku sebab gesekan lembut bulu Miss V, menggenggam serta mengocok lama- lama, membelai serta mengelus biji pelir, setelah itu melepas ciuman serta menggeser tubuh kebawah disetai kecupan- kecupan kecil disekujur badan yang dilalui.
Kepalanya di tundukan, lidahnya dijulurkan menggelitik bulu di dekat penis, mengecup serta menelan biji pelir, menjilat serta menggigit kecil permukaan kulitnya. Darahku mengalir naik hingga ke ubun, napas memacu berkejaran, mata seolah memejam diiringi erangan pelan nyaris tidak terdengar.
“ Eehhk..”, sangat nikmat luarbiasa. Jilatannya bergerak naik hingga kebatang penis, menggigit- gigit serta mengecup leher penis. Tangannya memegang menahan pangkal penis, lidahnya berbutar bergetar disekitar leher penis serta menjilat kepala penis berputar- putar.
Tangan yang satu mencapai biji pelir, meremas serta memainkannya sedangkan mulutnya telah mengulum kepala penis dengan lidah menari- nari mengurut di dalamnya, mengisap, menggesek naik- turun serta menelan hingga ke kerongkongan.
“ Aakhhk..”, dahiku mengerut menahan nikmat, butiran keringat mengalir membasahi pipi serta tangan mengencang gemetar berupaya merangkul kepalanya yang bergerak naik turun. Tante Mila menghentikan aksinya sejenak, menengadahkan kepala melirikku dengan mimik muka yang lucu, menopangkan kedua tangan di sisi kasur serta bergerak naik menyeret tubuh tanpa berupaya mengangkut tubuhnya yang menindih tubuhku.
Kepala penis terasa geli bergesekan dengan badan mungil yang bergerak naik. Tangannya mulai merangkul leher serta kembali melumat bibirku yang mulai mengering dengan penuh gairah.
Kaki kumasukan menyela sisi dalam selangkangannya mengangkut sedikit tubuh dan tangan merangkul punggung, dengan semangat kubalikan segala tubuh kami sehingga posisi berputar serta badanku menindih badan mungilnya.
kakinya dibuka melebar dengan lutut dinaikkan, Miss V dinaikan menengadah menyongsong penis yang menindih. Dengan bertumpu lutut kuangkat pantat serta tangannya mencapai penis menolong menuntun mengarah bibir Miss V yang merekah basah.
Mengesekan lama- lama ke bibir Miss V melicinkan kepala penis yang membesar, menempelkannya pada lubang Miss V, membenamkan lama- lama dibantu pantatku yang menekan ke dalam, sediki demi sedikit serta amblas terbenam seluruh, menekan pantat serta mengesek permukaan kemaluan sehingga bulu kami beradu menggelitik nikmat.
Wajah Tante Mila merona, bibirnya digigit melipat diiringi erangan tertahan menahan gelora kenikmatan yang melanda dekat kemaluannya, sedangkan pantatku terus bergerak menekan bagian atas Miss V membuat penis beralih memegang bagian dasar kelentit yang memerah.
Pantat kuangkat lama- lama bersamaan penis tertarik menggelitik bilik Miss V yang basah oleh cairan bilik Miss V, menekan serta menarik kembali, bergerak naik turun terus menjadi kilat. Pantat Tante Mila membalas gerakanku, menggeser kekiri kekanan serta memutar.
Syaraf- syaraf di sekitar kepala penis merespon kilat, memacu darah serta membangkitkan kehangatan disekitar Selangkang, sangat nikmat. Keringat mulai membasahi sekujur badan, tangan Tante Mila kuraih, kubuka terlentang, telapak tangannya bersetuhan dengan telapak tanganku, jari jamari mengapit satu sama lain, silih meremas serta membelai lembut.
Hentakan pantat menekan lama- lama serta menarik dengan kilat memunculkan sensasi kenikmatan tertentu membuat Tante Mila merintih lirih dengan napas yang ditahan.“ Oouuhh.. Andriih.. hhmmff”. Kedua kakinya melebar serta pantatnya dinaikan sehingga bibir Miss V menengadah menganga lebar membuat penisku bebas bergerak keluar- masuk.
Gairahku terus menjadi menggebu, gesekan badan menggila, tubuh kutekuk serta kepala merendah mencapai buah dada dengan puting merah menantang, kutelan, menjilat liar, mengisap serta menggigit gemas.“ Hmmff.. hmmf.. hngkhh!”. Erangannya tertahan, terdengar mendesis memacu gelora birahi yang memuncak.
Kenikmatan memasuki kesekujur badannya membagikan respon yang jadi, memacu badan bergerak liar serta tangannya secara otomatis mencapai pantaku, meremas, menekan keras menaikkan tekanan penis masuk kedalam Miss V yang haus hendak kenikmatan yang telah lama dia dambakan. Gelora api asmara 2 jiwa berpadu menyatu dalam rangkulan kenikmatan, hentakan liar serta desahan napas yang memburu bersahutan.
“ Aahh.. aahh..”.“ Oohh.. sshh”. Kami silih memandang dalam api asmara, bibirnya terus menjadi membasah, saya tidak tahan memandang bibir yang indah menggairahkan itu, kulumat serta lidah menjelajahi liar keseluruh ruang mulut, lidahnya menyongsong memagut memelintir diselingi lenguhan dari kerongkongan yang tertahan.
“ Ngngghh.. ngngghh..”. Kenikmatan birahi terus menjadi membara membuat basah sekujur badan, aliran darah memacu kencang menelusuri jaringan badan hingga keujungnya, Tante Mila melepas ciuman, berdesah keras, mengerang, tangannya dirangkulkan kepunggungku dengan jari- jari tertancap dalam, kakinya terangkat serta menjepit pinggulku keras, desahannya jadi..
Saya memesatkan gerakan, tingkatkan hentakan penis menggenjot Miss V berulang- ulang serta tubuh mengangkut tertopang siku tangan yang tertindih punggungnya.
Raut wajahku mengencang disetai deru napas memburu.“ Ngngghh.. aahh.. auuhh..”, sekujur badan Tante Mila menggelinjang hebat setelah itu mengencang, menjepit keras, serta vaginanya berkedut- kedut diiringi erangan lirih menahan kenikmatan puncak orgasme yang luar biasa indahnya
. Jantungku terhenti sesaat, kedutan vaginanya mengurut penis yang berpacu kilat menaikkan nikmat berlipat ganda, meledakkan sperma yang tertampung membesar di biji pelir, mengalir kilat kebatang penis serta dimuntahkan diujung kepala penis berulang- ulang, menyemprot penuhi Miss V Tante Mila yang kakinya masih menjepit keras selang sebagian dikala..
Kami terkulai puas dalam dekapan kebahagiaan. Matanya terpejam, hembusan nafasnya lemah mereda dengan kepala menindih bahuku bagaikan alasnya. tangannya merangkul pinggang dengan kaki menyelip di dalam bundaran kakiku, menyatu. Tanganku membelai rambutnya serta mengelus lembut pipi sesekali. Mataku mencermati segala sudut mukanya yang menawan rupawan bersimbah peluh. Mengecup bibirnya lama- lama serta memeluknya erat seolah tidak mau ku lepas lagi..

HAWAIPOKER | AGENPOKER | BANDARQ | DOMINO99 | JUDI POKER | BANDAR POKER | CAPSASUSUN | JUDI ONLINE | POKER | CEME | AGEN JUDI ONLINE | SAKONG | QQ | AGEN DOMINO
0 Komentar