Ticker

6/recent/ticker-posts

Nikmatnya Ngewe Kekasih Teman Kantor



INDOSEXASIA -  Saya memiliki sahabat laki- laki di industri swasta tugasnya merupakan menemui klien bila terdapat klien yang memohon uraian dari penawaran yang kantor bagikan, hari Jumat umumnya telpon hening tetapi jam 09. 30 pagi tadi terdapat telpon dari salah satu klien buat diberi uraian menimpa penawaran yang kami bagikan.

Dekat jam 11. 00 seketika tiba seseorang wanita, ia merupakan Lita, kami ketahui ia merupakan pacarnya Anto. Kami persilahkan Lita buat masuk serta menunggu Anto yang lagi terdapat dinas keluar. Lita pula bilang jika memanglah disuruh Anto buat menunggu dikantor.

MENANGKAN KESEMPATAN MERAIH UANG SEBESAR Rp 40.000.000 SEKARANG JUGA DARI MEGA JACKPOT DI PERMAINAN ( QQ,POKER,CAPSA,SAKONG ) DENGAN MINIMAL DEPOSIT | WITHDRAW Rp 20.000 !! || HANYA DI>> HAWAIPOKER <<



Lita waktu itu baru kembali dari kantornya yang jaraknya tidak sangat jauh dari kantor kami. Kami berempat berbincang- bincang diruang tengah. Lita duduk di sofa meja kantor Antoius. Lita menggunakan blazer corak abu- abu dengan rok span diatas lutut. Menawan.

Dari bentuk badan badannya boleh dipastikan seluruh pria yang melihatnya tentu hendak tergiur buat mencicipinya. Lita, 23 tahun, memiliki besar kurang lebih 165 centimeter, 47 kilogram serta memakai bra dimensi( kira- kira) 34c, serta kulitnya putih. Dengan wajah seperti wanita kantoran.





Dekat jam 12. 25 seketika Anto telepon kantor berikan berita jika 2 roda balik mobil yang dipakai hadapi kebocoran di jalur sementara itu posisi ia terdapat di tempat yang jauh dari pemukiman serta belum hingga ke tempat calon klien. Ia berupaya buat mencari tempat tambal ban di dekat sana. Anto pula pernah bebincang dengan Lita buat tabah menunggu.

Kami juga meneruskan pembicaraan kami berempat. Dengan bercanda kami pula menggoda Lita dengan cerita- cerita menimpa ikatan ia dengan Anto. Diluar nampak mulai mendung.

Serta benar saja tidak sebagian lama setelah itu turun hujan. Saya berupaya menghubungi HP Anto, ia masih mencari tempat tambal ban serta kehujanan pula. Kami teruskan pembicaraan.

“ Lita, gimana“ memiliki” Anto, gede tidak?”, tanya Indra menanyakan suatu yang membuat merah padam muka Lita.

“ Ah…mas Indra…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Lita malu- malu.“ Gedean mana kalo sama memiliki Pak Redi….”, tanya Indra sembari mengatakan namaku.

“ Ah…. mas Indra…”, jawab Lita lagi. Pembicaraan semacam itu juga terus bersinambung. Kami terus menjadi memojokkan Lita dengan pertanyaan- pertanyaan menjurus sex. Kami pula ketahui jika Lita telah kerap berhubungan tubuh dengan Anto dari cerita Anto sendiri.

Serta perihal itupun tidak kami tutupi dalam persoalan buat memojokkan Lita.“ Eh, kamu berdua jangan“ nganggurin” Lita gitu donk, kasih Lita“ minum”..!” perintahku kepada Indra serta Beni dengan perintah simbolis. Warnanya Indra serta Beni ketahui apa maksudku.

“ Oh iya, sori Lita, maaf Boss…..!” jawab Beni sekenanya sembari pura- pura berjalan mengarah balik, sementara itu ia berjalan kearah balik sofa Lita serta perihal itu tidak disadari Lita.

Diluar hujan terus menjadi deras! Dengan gerakan kilat Beni merangkul Lita dari belakang….“ Ini..,” kata Beni dengan mendekap erat Lita.“ Kalian pikir deh Lita… umurmu baru 23 serta bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kalian” lanjut Beni terus menjadi erat mendekap Lita yang meronta serta kaget menemukan perlakuan semacam itu.

“ Ah… apa- apaan ini” teriak Lita, sehingga tampaklah mukanya yang ketakutan. Perihal ini terus menjadi membuat kami bertiga jadi horny saja. Seketika saja Indra menarik kaki Lita.

“ Diam…sebentar Lita..!” perintahku sembari berupaya melepas kancing blazer yang Lita gunakan. Kemudian Lita dengan terburu buru turut berupaya melepas rok yang dipakai Lita serta sembari bicara kepada aku,“ Dah boss ditidurin aja dahulu di lantai”.

Lita terus menjadi meronta serta coba berteriak tetapi pelukan tangan Beni serta Indra membungkam erat mulut Lita. Serta teriakan sirna ditelan suara derasnya hujan.

“ Telah kalian ngga harus melawan, yang berarti saat ini kalian santai aja di lantai serta ikutin game kami” timpalku.“ Game apa…..?” tanya Lita dengan ketakutan.

Tetapi kami bahagia sekali, terlebih aku memandang Lita semacam ini. Aku jadi tambah horny….“ Ok- ok.. baik..,” kata Lita seketika,“ Kamu seluruh telah ketahui jika saya kerap berhubungan tubuh dengan mas Anto…. tetapi jangan ceritakan peristiwa ini…

saya ingin melayani game kalian…”, kata Lita membuat kami bertiga kaget mencermatinya.

Seketika saja Lita langsung mendekati aku serta lekas menciumi aku di bibir.. Otomatis aku merespon. Lidah kami silih‘ bergerilya’. Setelah itu ciuman Lita berubah ke bibir Beni, hektometer.. enaknya pikirku. Serta berubah lagi ke bibir Indra.

Saya jilati leher Lita, terus ia pula menjilati telinga Indra. Tanpa siuman Lita mendesah,“ Ahh, lezat, Mas… terus..!”“ Saat ini saya buka pakaian kamu….! Tetapi tangan kalian senantiasa diam…. boleh pegangan jalantol Beni ataupun Indra..!” kataku.

“ Aduh dingin dong..! Masa ingin ML aku yang ditenjangi dahulu..!” jawab Lita. Dengan kilat saya membuka pakaian Lita serta langsung saya lempar. Dengan sigapnya Indra serta Beni langsung bergerilya di dada Lita. Dinaikkannya BH Lita sehingga mereka berdua dapat menggigit kedua puting Lita.

“ Ahh, lezat gigitannya….” Lita mendesah pelan. Samar- samar aku memandang Lita sembari mencermati wajah aku serta ia tersenyum. Saat ini tangan aku berupaya mencari buah dada Lita buat aku remas- remas. Beni serta Indra lekas mengarah bagian dasar badan Lita.

“ Pokoknya santai saja Lita…!” kata Beni sembari menaikkan rok yang dikenakan Lita.“ Hmm.., CD model low cut dengan corak gelap nih..!” ucap Indra sembari bergumam memandang CD yang dipakai Lita.“ Kalian ketahui saja kesukaan kami..!” kata Indra,“ Serta kalian seksi banget dengan CD corak ini, buat kita horny….!” kataku.





Serta saat ini Lita telah berjongkok buat ia mulai ber-‘ karaoke’.“ Oohh, lezat, sedot lagi yang kokoh Lita..!” kata aku sembari mendesah. Kurang lebih 15 menit Lita sudah ber-‘ karaoke’ terhadap penis kami bertiga. Setelah itu Lita dengan lama- lama melepas sendiri segala pakaian, rok serta baju dalamnya.

“ Sekarang…sentuh badan telanjangku….!” kata Lita memerintah kami bertiga. Peluang ini tidak kami percuma kan. Langsung saja aku rebahkan Lita di lantai serta aku jilati vaginanya, serta Beni pula tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Lita sebaliknya Indra melumat habis bibir Lita.

Samar- samar aku mendengar Lita mulai mendesah. Kali ini aku gantian ke buah dada Lita, aku menjilati dahulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri.

Namun aku tidak memegang sedikit juga puting Lita. Serta Lita setelah itu bicara,“ Mari isep… puting aku..!”“ Wah ini saatnya..!” pikir aku dalam hati.“ Kalian memohon diisep puting kalian..!” jawab aku sembari tersenyum. Aku amati Beni serta Indra tersenyum memandang Lita terkapar pasrah.

Tidak lama sehabis aku memainkan buah dada Lita, aku turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu- bulu Miss V Lita yang begitu halus serta dicukur apik.

Dengan sigap aku langsung menghirup Miss V Lita.“ Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Lita sembari mendesah. Kalimat itu membuat aku tambah semangat, hingga aku tambah liar buat menghirup vaginanya.“ Ahh…. saya ingin keluar,” lirih LitaDan seketika saja cairan Miss V Lita keluar diiringin teriakan dari Lita.

“ Mas, kalian kok hebat…. mainin memekku..?” kata Lita terputus- putus. Aku cuma tersenyum saja.“ Masukin memiliki mas…sekarang..!” pinta Lita.“ Nanti dahulu, puting kalian saya isep lagi..!” jawab aku. Hingga dengan kilat langsung puting yang bercorak coklat muda itu aku hirup dengan kencangnya secara bergantian, kiri serta kanan.

“ Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Lita. Mendengar suara wanita lagi terangsang begitu membuat aku tambah horny, terlebih penisku telah dari tadi menunggu giliran‘ masuk’.

Hingga langsung saja aku memasukkan penis aku ke Miss V Lita.“ Kecil banget memek Lita…!” pikir aku dalam hati. Sehabis sedikit bersusah payah, kesimpulannya masuk pula penis aku ke Miss V Lita“ memek kalian lezat serta kecil….” kata aku dengan nafas yang mulai tidak tertib. Serta kalimat aku dibalas dengan senyum oleh Lita yang lagi merem melek.

Begitu masuk, langsung aku goyangkan. Yang terdapat cuma suara Lita yang terus mendesah serta teriak.“ Terus mas… tambah cepet..!” Serta sekilas di samping aku nampak Beni serta Indra dengan penis mereka telah mengencang.“ Tabah…tunggu giliran kamu, saat ini saya beresi dahulu memek Lita ini..!” jawab aku sembari sembari menggoyangkan Lita.

Beni serta Indra cuma menganggukan kepala. Tidak lama setelah itu Lita memohon ubah posisi, kali ini ia ingin di atas. Kami juga berubah posisi.“ Ahh.., enakk.., penis mas terasa banget didalam..!” teriak Lita sembari merem melek. 5 menit setelah itu Lita teriak,“ Ahh.., saya keluar lagi..!” serta ia langsung jatuh ke dekapan aku.







Namun aku belum keluar. Kesimpulannya aku ubah dengan style dogy. Kali ini kembali Lita menjerit,“ Terus… mas..!” Tidak lama setelah itu aku merasa jika aku telah ingin keluar.“ Lita, ingin keluarin dimana..?” tanya aku.“ Di muka aku saja.

” jawabnya kilat. Setelah itu,“ Croott.., crott..!” mani aku aku keluarkan di wajah Lita. Setelah itu Lita dengan kilat mensterilkan penis aku, apalagi aku hingga ngilu dengan hisapannya. Tidak lama aku juga jatuh lemas di sampingnya.

Aku memandang Beni serta Indra meremas penis tiap- tiap serta ia juga memandang Lita dengan tatapan mau menemukan perlakuaan yang sama semacam aku. Seketika saja Indra mencium Lita dengan ganasnya. Secara otomatis Lita membalasnya.

Setelah itu ciuman Indra mulai turun ke leher Lita serta dada. Lita cuma pasrah diperlakukan semacam itu. Dada Lita diremas- remas oleh Indra serta sapuan lidahnya mulai turun ke wilayah dasar.“ Hmm.., vagna kalian bakal saya buat basah lagi…..!” kata Indra dengan suara menggoda.

Setelah itu tanpa diperintah Indra lekas mencium serta menjilati vagna Lita dengan lahapnya semacam orang yang kelaparan.“ Ahh.. ahh.. ahh.., lezat mas..!” timpal Lita. Setelah itu Beni tidak ingin kalah, lekas Beni raih buah dada Lita serta lekas menghisapnya.

Beni mulai dari putingnya yang kanan, setelah itu bergeser ke yang kiri, Beni pula remas- remas buah dada Lita.“ Yang kencang mas..!” kata Lita lirih. Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Lita, setelah itu Beni turun ke vaginanya. Tampaklah Miss V Lita yang ditumbuhi bulu- bulu halus yang apik itu telah nampak basah.

“ Memek kalian telah basah Lita.., telah ngga tahan yach..?” kata Beni sembari tersenyum. Lita cuma menangguk saja tanpa menghasilkan suara sedikit juga. Setelah itu Beni mendekatkan mulutnya ke depan Miss V Lita, serta langsung Beni hirup jilati Miss V Lita“ Teruss..! Enak…mas!” seperti itu suara yang terdengar dari mulut Lita.

Sehabis 10 menit Beni memainkan Miss V Lita, Beni melaksanakan gerakan lebih jauh. Serta dengan lekas Beni memasukkan penisnya ke dalam Miss V Lita.“ Pelan- pelan….!” kata Lita. Beni cuma tersenyum serta lekas mencium Lita, serta Lita juga membalasnya dengan penuh semangat.

Bless, segala penis Beni saat ini terletak di dalam Miss V Lita. Serta tanpa dikomando lagi Beni lekas bergerak diiringi goyangan pinggul Lita.

Lita memeluk Beni begitu eratnya serta Beni mencermati wajah Lita yang lagi merem melek seakan- akan tidak mau menyudahi mendapatkan kenikmatan.

5 menit setelah itu Lita mau berubah posisi.“ Gantian dogy…!” pinta LitaBeni turuti saja keinginan Lita.

“ Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara penis serta Miss V yang lagi berlomba, sebab Miss V Lita telah basah serta bagi Beni, Lita tidak lama lagi hendak keluar.

Serta benar saja dugaan Beni, seketika saja Lita teriak,“ Ah.., ahh.., ahh.., saya keluar..!” Setelah itu Lita langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sedangkan penis Beni masih tertancap dalam Miss V Lita. Beni lekas menggerakkan penisnya biar bisa pula lekas keluar.

Tidak lama Beni terasa mau keluar.“ Keluarin di mana Lita..?” tanya Beni.“ Di dalam…..!” jawab Lita dengan suara yang terbata- bata. Kemudian,“ Crott, crott..!” penis Beni lekas menghasilkan semburan spermanya.“ Ahh..!” Beni bersuara dengan keras,“ Enak….!” lanjut Beni.

Setelah itu Beni langsung rebah di sebelah kanan Lita, sedangkan Indra tersenyum mencermati mereka berdua sebab belum mencicipi Lita.

“ Wah letih kalian Lita..?” tanya Indra. Lita yang telah lemas cuma bisa tersenyum. Sehabis rehat sebagian menit, Lita melanjutkan meladeni game Indra.

Tanpa terasa nyaris 3 jam kami menikmati badan Lita. Sehabis berakhir kira- kira separuh jam saat sebelum jam 4 sore Anto tiba. 


 


Posting Komentar

0 Komentar