![]() |
INDOSEXASIA - Bocah kecil yg teriak memohon susu itu ialah sepupuku namanya Vero. Usianya 5 th.. Mamanya kita sebut saja namanya mbak Vita. Mbak Vita merupakan istri dari pamanku. Semestinya sich aku menyebutnya bibi tetapi karna sudah memiliki kerutinan dari kecil aku menyebutnya mbak. Lagian ia pula gak keberatan bila kupanggil dengan istilah mbak. Suami mba Vita ataupun pamanku bekerja diluar negara hanya kembali satu tahun sekali. Mbak Vita tinggal dengan mertuanya yg tidak beda pula nenekku. Kebetulan aku pula tinggal dengan nenekku karna aku menginginkan bersekolah di Jawa. Lagi ke- 2 orang tuaku tinggal di Jakarta.
Dikala itu umurku baru pula hendak memijak 17 th.. Aku masih senantiasa sekolah SMA kelas 3 yg terletak di kota Semarang. Hari itu kebetulan hari minggu jadi sekolahku libur. Pagi2 sekali nenekku sudah berangkat ke pasar. Automatis yg di tempat tinggal aku, mbak Vita dan anaknya. Nenek biasanya bila ke pasar tidak perbah sebentar.
Aku dan mbak Vita sangatlah dekat, kami berdua bersama terbuka. Tetapi aku tidak pernah berani macem2 sama ia. Bila berfikir macem sich pasti pernah hehehe.
“ Ma, mana susunya?” celoteh Vero menagih susu yg dijanjikan mamanya.“ Iya ini…tiap hari minum susu saja gak tau apa bila susu mahal” jawab mbak Vita sambil menyodorkan sebotol susu pada Vero.
“ Ini kan susu buat anak2…lagian kamu pula sudah gede memohon susu” balas mbak Vita.
“ Emangnya bila sudah gede gak dapat minum susu ya?” tanyaku penasaran..“ Bukannya gak dapat, tetapi ini kan susu buat anak2” tegasnya.“ Terus susu buat anak berusia mana donk mbak?” tanyaku coba memancing mbak Vita.“ Ini” jawabnya pendek sambil menunjuk buah dadanya yg cukup montok itu. Mendengar jawabnya jelas saja aku kaget, aku pula jadi malu karna tidak biasanya ia bercanda hingga segitunya.
Sebetulnya sich aku pula tau bila ia sudah haus pula hendak seks. Pikirkan saja sejauh hampir satu tahun tidak terpaut badan dengan suaminya, siapa yang tahan. Kebetulan kamarku terdapat di lantai 2 cocok diatas kamar mandi, dan lantai 2 hanya berlantaikan papan jadi aku acapkali iseng mengintip mbak Vita mandi dari lubang itu dan aku saksikan Mbak Vita begitu acapkali memicu dianya di kamar mandi, semisal dengan meremas- remas toketnya sendiri dan mengelus- elus kemaluannya sendiri. Jadi dari itu aku ambil rangkuman apabila ia acapkali terangsang.
“ He…kog bengong jadi mau minum susu gak?” tanyanya membuyarkan lamunanku.
“ Emangnya masih senantiasa keluar mbak? kan Vero sudah 5 tahun” jawabku menetralkan kekagetanku.
“ Ga tau entar kamu cobalah sendiri saja deh…” jawabnya sambil melaluiku mengarah kamar mandi kemudian berbisik manja di telingaku,“ Pinta kamar mandi gak mbak kunci”
Dikala itu pula aku girang sekali, aku acapkali baca majalah porno dan kadang- kadang pernah pula amati film porno di rumah rekanku. Aku acapkali berkhayal terpaut badan dengan mbak Vita dan kelihatannya sebentar sekali lagi hendak terwujud. Aku buka pintu kamar mandi lambat- laun dan kulihat mbak Vita tengah membelakangiku menggantung pakaian ubah yang pula hendak dipakainya setelah usai mandi. Dengan lambat- laun pula aku tutup pintu kamar mandi dan menguncinya tanpa terdapat nada.
Mbak Vita mulai buka pakaian tidurnya tanpa terdapat membalikkan tubuhnya. Kelihatannya ia tidak siuman apabila aku sudah terdapat di dalam. Setelah pakaian dilepaskan kemudian tanganku mengarah ke pengait BH- nya memiliki iktikad membantu buka BH- nya. Ia kaget karna tiba- tiba terdapat orang di belakangnya namun setelah tahu jika yang di belakangnya ialah diriku ia tersenyum dan membiarkan aku meneruskan aktivitasku. Setelah BH- nya terbuka, kemudian kulemparkan BH- nya ke tong tempat pakaian kotor.
“ Mbak, susunya dapat aku minum dikala ini?” tagihku padanya.
Ia hanya mengangguk dan kemudian membalikkan badannya. Terlihatlah olehku 2 buah toket yang hingga saat ini belum pula pernah aku saksikan dengan lekas. Terlebih dahulu aku hanya mengintip. Kemudian ia menyodorkan toketnya kepadaku dan secara kilat aku sambar dengan mulut dan lidahku. Ia hanya mendesis tidak cerah. Cukup lama aku mengisap dan menjilat ke- 2 toketnya buat ia senantiasa menggelinjang sambil menjambak rambutku. Toketnya kanan kiri dengan bertukaran jadi korban keganasan mulut dan lidahku.
Mbak Vita kemudian dengan lambat- laun buka kaosku dan tanpa terdapat kusadari kaosku sudah lepas. Bisa jadi saja karna keasyikan nikmati toket kenyal memiliki mbak Vita. Sesaat tanganku yang kiri mulai meraba- raba perutnya lagi yang kanan meremas- remas toketnya samping kanan. Lidahku senantiasa mempermainkan putingnya samping kiri yang buat napas Mbak Vita tidak tertib.
Tanganku samping kiri mulai bandel dengan menyelinapkan jari- jariku ke celana tidurnya yang belum pula di buka. Tangan Mbak Vita pula tidak mau kalah, ia pula mulai mencari- cari sesuatu perihal di selangkanganku dan setelah menciptakannya ia pijat dengan lembut. Kemaluanku yang rasakan terdapat rangsangan dari luar celana kian meronta memohon keluar. Mbak Vita yang sudah mempunyai pengalaman kemudian buka resleting celanaku dan kemudian melorotkannya ke dasar dengan mengenakan kakinya karna ia tidak bisa membungkuk karena toketnya dikala ini masih senantiasa terdapat dalam kekuasaanku.
Demikian celana dalamku sudah lepas, dikala ini tangannya lebih bandel mulai mengocok lambat- laun batang kejantananku dan itu cerah saja membuatku terbang besar, karena baru peluang ini batang kejantananku dipegang oleh tangan seorang perempuan yang lembut. Desahan mbak Vita terus menjadi jadi dikala jilatanku turun ke perutnya dan bermain di sekitaran pusarnya dan kemudian dengan sekali tarik celana tidurnya pula lepas dan dikala ini di depanku berdiri seorang perempuan hanya dengan celana dalam krem yang apabila di perhatikan lebih teliti bisa diliat transparan.
Jilatanku kian turun ke dasar mengarah ke kemaluannya yang ditumbuhi bulu- bulu yang apik namun sebab sudah basah nampak berhamburan. Aku mulai menjilati liang kemaluannya dari luar CD- nya. Itu bernazar kulakukan biar bisa lebih merangsangnya. Dan tampaknya benar ia tidak tabah dan selekasnya turunkan CD- nya sendiri.
Aku hanya tersenyum memandang ketidaksabarannya itu dan jilatan kulanjutkan sekali lagi tetapi tetaplah belum pula memegang lubang kenikmatannya itu yang buat ia blingsatan dengan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan yang memiliki tujuan biar jilatanku bersinambung ke liang kemaluannya. Nampak kemaluannya sudah banjir, sebab tidak pernah rasakan cairan dari perempuan jadi jilatanku memasuki ke liang kemaluannya. Rasa- rasanya asin tetapi bisa buat nikmat.
Mbak Vita kembali mendesis keenakan,
“ Sssthh…aaahhh…terus Rikooo…” desahnya.
Lidahku juga mulai bermain kilat. Selang sebagian dikala tubuh Mbak Vita mengejang dan dibarengi dengan desahan panjang,
“ Ooooohhhh…nikmat sekali Rikoooo…aahhh…kamu betul- betul hebat….” rancunya menemani dianya menjangkau klimaksnya. Kemudian ia pula duduk di lantai kamar mandi dengan lambat- laun. Setelah bahagia dengan kemaluannya, aku kembali pada atas dan berupaya buat melumat bibirnya. Bibir yang dari barusan mendesis tidak karuan itu kemudian melumat bibirku yang barusan sampai di depannya. Lama kami bersama melumat sambil tangan kananku memainkan puting susunya dan tangan yang satunya sekali lagi mencari lubang kewanitaannya dan menekan- nekan klitorisnya yang tentu saja buat lumatan bibirnya kian jadi.
Sambil berpagutan tangan mbak Vita kembali mencari batang yang barusan sempat dilepasnya karna kesenangan yang ia rasakan. Setelah ketemu, kemudian ia mulai mengocok kemaluanku yang sangatlah tegang dan jadi membengkak sambil kadang- kadang menyeka sisi kepalanya yang sudah keluarkan cairan bening kental.
Kemudian dengan lama- lama kudorong kepalanya ke balik biar ia rebah ke lantai kamar mandi. Setelah ia rebah, Mbak Vita mendesak dadaku lembut yang buat aku terduduk dan ia kemudian bangkit kembali. Aku terperanjat, kukira ia telah siuman dengan siapa ia tengah bermain, namun dengan dikala itu pula keterkejutanku lenyap karena ia kemudian dengan perilaku merangkak memegangi kelaminku dan kemudian ia memasukkan batang kontolku ke mulutnya.
Merasa sangat nikmat karena Mbak Vita begitu pintar memainkan kemaluanku didalam mulutnya. Aku bisa rasakan lidahnya bermain dengan lincahnya. Aku pula rasakan kepala kemaluanku dipermainkan dengan lidahnya yang lincah itu. Setelah bermain lama dibawah sana, mulutnya kemudian memasuki ke atas menciumi perut, kemudian dadaku dan kemudian kembali pada mulutku, namun karna ia barusan melepas mulutnya dari kemaluanku, aku berupaya menjauh dari lumatan bibirnya dan coba biar ia tidak tersinggung dengan mencium pipinya dan kemudian telinganya.
Tanganku kemudian mengusap- usap selangkangannya dan terdengar ia berbisik kepadaku,
“ Masukan dikala ini ayo Riko, mbak sudah gak tahan sekali lagi nih”
Kemudian kurebahkan kembali tubuh mbak Vita di lantai kamar mandi. Kuguyur ia dengan segayung air dan satu gayung sekali lagi buat disiramkan ke tubuh aku sendiri. Setelah kami berdua basah, tangan kananku kemudian meremas- remas toketnya lagi tangan kiriku memegang kejantananku mengarah ke lubang sejuta kesenangan. Mbak Vita pula sudah siap terima terjanganku dengan buka ke- 2 kakinya biar memudahkan batang kejantannanku masuk ke liang kewanitaannya.
Dengan lambat- laun tetapi pasti aku berupaya buat memasukkan kontolku yang dari barusan sudah tegak ke kemaluannya. Namun karna sudah lama ia tidak tersentuh lelaki, buat kontolku agak susah buat menancapkannya. Sekian kali kudorongkan batang kontolku, namun agak susah buat sukses, dan setelah sebagian tusukan, pada kesimpulannya kontolku masuk dengan sukses ke liang kewanitaannya.
Cengkeraman liang kemaluannya betul- betul nikmat, karna waktu itu liang kemaluannya begitu kecil dan itu membuatku merem melek. Dengan pergerakan lama- lama aku mulai menaik- turunkan pinggulku. Kulihat mbak Vita menggelinjang kesenangan sampai bola matanya lenyap, dan ia pula meggerak- gerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan dengan iktikad biar seluruhnya ruangan di liang kemaluannya terjejali dengan kemaluanku yang sudah mulai memompa. Masing- masing pompaan buat ia mendesah tidak karuan.
Setelah sebagian menit, ia kemudian memelukku dengan erat dan membalikkan badanku dan tubuhnya. Dikala ini ia sudah terdapat di atasku. Gantian ia yang menaik- turunkan pinggulnya menguber kesenangan yang tidak terdapat tara. Disamping itu tanganku yang sudah leluasa kembali memainkan toketnya dan mengusap- usap punggungnya.
“ Ooohhhh Rikoooo…. aku mau keluuuaaarrr sayaaangg…” desahnya.
endengar desahannya yang demikian seksi membuatku kian terangsang dan aku mulai rasakan terdapat sesuatu perihal tenaga dalam yang menginginkan di keluarkan dan seluruhnya kelihatannya sudah terkumpul di kejantananku.
“ Saya pula mau keluar mbaaakk…aahhh…” desahku percepat pergerakan pinggulku dari dasar.
“ Kalian th. dulu ya, supaya mbak dulu yg keluaarrr…” erangnya.
Aku ketahui tujuannya, biar aku tidak mengeluarkannya spermaku didalam memeknya, karena dengan alasan apa juga aku tidak mau mani yang aku menghasilkan ini jadi anak dari rahim bibiku sendiri. Aku berupaya buat menahan, tidak lama setelah itu merasa cengkeraman di kelaminku merasa kokoh dan merasa hangat, tubuh Mbak Vita kembali mengejang
Apabila aku tidak selekasnya mencabut kemaluanku dengan sedikit mendesak perut Mbak Vita, bisa jadi saja aku pula pula hendak natural orgasme berbarengan dengan Mbak Vita. Untung saja aku sigap, tidak lama setelah itu Mbak Vita terkulai lemas diatas badanku nikmati sisa- sisa kesenangan. Pahaku merasa hangat karna air maninya yang keluar dari liang kemaluan Mbak Vita.
Kupeluk tubuhnya dan membalikkan tubuhnya karna aku belum pula terpuaskan. Aku kembali memicu Mbak Vita dengan jilatan di sekitaran selangkangannya. Setelah dekat 3– 4 menit Mbak Vita kembali terangsang dan menyuruhku buat memasukan sekali lagi batang kejantananku ke liang kewanitaannya. Tanpa terdapat ba- bi- bu sekali lagi, lekas aku tancapkan kedalam kemaluannya.
Peluang ini lebih mudah karna kemaluan kami berdua memanglah telah licin. Setelah memompa sebagian menit, aku kembali rasakan gelombang kesenangan dan dengan selekasnya aku mencabutnya dan mengocok- ngocoknya dengan tangan sendiri.
Namun tidak diprediksi, Mbak Vita kemudian menangkap kemaluanku dan mengubah tanganku dengan tangannya dan kemudian memasukkan kemaluanku kedalam mulutnya. Sangat luar biasa enaknya, terlebih game lidahnya membuatku tidak bisa bertahan lama dan pada kesimpulannya seluruhnya spermaku kukeluarkan di dalam kuluman mulutnya.
Ia seakan tidak mau melepas kemaluanku yang tengah muntah dan ia menghirup habis seluruhnya muntahannya tanpa terdapat sisa.
Setelah aku rasakan pelumas dari dalam badanku habis, batang kemaluanku pula lama- lama kembali mengecil. Amati perihal tersebut, Mbak Vita kemudian melepas batang kemaluanku, dan tersenyum kepadaku. Kemudian ia berbisik,
Riko terima kasih yah mbak bahagia sekali, mbak sudah lama gak ngentot dengan pamanmu, nanti bila terdapat dikala sekali lagi kamu maukan puasin mbak sekali lagi?” ucapnya manja.
Dengan masih senantiasa terduduk di lantai aku mengangguk sambil tersenyum bandel pada Mbak Vita. Kemudian kami pula mandi keduanya sama, bersama bilas diri dan kadang- kadang tanganku bergerak bandel memegang toketnya yang barusan pentilnya sempat mencuat.
Setelah kejadian awal itu, kami pula acapkali mengerjakannya di hari Minggu ataupun hari- hari libur di mana keadaan tempat tinggal tengah hening. Terkadang di kamar mandi, terkadang di kamarnya.
Namun setelah sebagian bln. kami melakukanya, ia mendengar jika suaminya yang diluar negara sudah menikah sekali lagi dan ia pula mengambil keputusan buat kembali pada tempat tinggal orang tuanya di Jakarta. Dan setelah kepergiannya ataupun lebih persisnya kepulangannya ke Jakarta aku tidak pernah mendengar beritanya sekali lagi sampai dikala ini.
HAWAIPOKER | AGENPOKER | BANDARQ | DOMINO99 | JUDI POKER | BANDAR POKER | CAPSASUSUN | JUDI ONLINE | POKER | CEME | AGEN JUDI ONLINE | SAKONG | QQ | AGEN DOMINO | JACKPOT | HAWAI QQ | AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA | JUDI ONLINE TERPERCAYA | DAFTAR POKER ONLINE | AGEN CAPSA | AGEN CAPSUN | SITUS POKER | ADUQ | AGEN ADUQ | SITUS JUDI ONLINE | KIUKIU | AGEN JUDI TERPERCAYA | AGEN BANDARQ | BANDAR ONLINE | BANDAR66 | SITUS POKER ONLINE | AGEN DOMINO








0 Komentar